Ideologi Pancasila Mampu Selamatkan Generasi Muda dari 'Racun' Terorisme

Eddy FloEddy Flo - Rabu, 03 Februari 2016
Ideologi Pancasila Mampu Selamatkan Generasi Muda dari 'Racun' Terorisme

Maman Imanulhaq (Foto: Twitter/@kang_maman72)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Pencegahan terorisme di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari keberadaan generasi muda. Maklum generasi muda adalah incaran utama paham radikalisme terorisme membangun kekuatannya.

Untuk menyelamatkan generasi muda dari 'racun' terorisme, pemerintah harus menguatkan pemahaman ideologi Pancasila dalam semua program kementerian dan lembaga terkait lainnya.

"Penguatan ideologi Pancasila mutlak untuk mencegah paham radikalisme yang ingin meracuni generasi muda kita. Caranya dengan membuat kurikulum pendidikan yang berisi nilai keagamaan yang beradab dan sesuai dengan budaya Indonesia yang toleran, dan damai. Itu harus benar-benar diajarkan kepada generasi muda kita, disamping pemahaman agama Islam yang moderat," ungkap Wakil Ketua Lembaga Dakwah Nahdhatul Ulama Pusat, KH Maman Imanulhaq dalam siaran pers yang diterima MerahPutih.com, Rabu (03/02).

Merefleksi aksi terorisme seperti teror bom Thamrin, pria yang juga Anggota DPR RI itu menilai pengatasnamaan agama yang mendasari teror tersebut, mendorong timbulnya pemahamanan baru bahwa agama punya wajah yang keras, mengancam dan berbahaya. Fakta itu membuat pemerintah wajib membuat antisipasi untuk meluruskan pengertian itu kepada masyarakat.

Selain itu, masyarakat juga harus aktif membantu pemerintah melalui lembaga terkait seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam pencegahan terorisme.

Menurut Kiai Maman, cepat atau lambat jika aksi terorisme, radikalisme, dan anarkisme atas nama agama tidak diantisipasi oleh pemerintah dengan melibatkan Ormas Keagamaan dan masyarakat, pemahaman baru itu akan tertanam dalam pikiran masyarakat dan meluas menjadi gerakan yang membahayakan. Apalagi bila itu merasuk dalam pikiran dan jiwa generasi muda.

"Yang saya lihat kasus kekerasan bernapaskan agama itu ada dua substansi. Pertama adalah kurangnya militansi dari mayoritas kelompok moderat pluralis dalam mengajarkan nilai Islam yang toleran, progressif dan damai. Sehingga kelompok kecil yang keras, anarkis dan radikal menguasai ruang publik, media dan bahkan masjid-masjid di kantor pemerintahan dan BUMN. Kedua, lemahnya ideologisasi Pancasila di tengah masyarakat dan program-program kementerian. Bila kedua hal itu diabaikan maka jangan heran bila tindakan intoleransi dan anarkisme akan muncul dan mewabah," papar politisi dari PKB ini.

Maman Imanulhaq yang juga penggagas Kaukus Pancasila di DPR RI meminta agar pemerintah menindak tegas siapapun yang mengajarkan intoleransi, kebencian dan kekerasan. Begitu pula bagi siapapun, lembaga apapun atau ormas manapun yang menolak Pancasila harus ditindak.

Selain itu, aparat juga harus melaporkan penyelesaian kasus kekerasan atas nama agama kepada publik. Itu untuk membuktikan, bahwa aparat tidak berpihak pada kelompok minoritas yang bertindak atas nama golongan mayoritas Islam.

Ia juga mendukung penuh upaya BNPT dengan berbagai program pencegahan terorisme melalui dialog baik itu di lembaga pendidikan, pesantren, kepemudaan, dan lain-lain. Juga program kontra propaganda melalui program damai di dunia maya. Pasalnya, dunia maya telah menjadi arena bagi penyebar paham radikalisme dan terorisme untuk merekrut anggota baru.

Sebagai anggota DPR, Maman berjanji akan mendorong revisi UU terorisme. Menurutnya, revisi itu mutlak harus dilakukan untuk menyesuaikan perkembangan aksi terorisme akhir-akhir ini. Harapannya bila revisi UU terorisme sudah dilakukan, program pencegahan terorisme akan lebih masif dan mengena.

"Kita perlu bukti bahwa semua aparat pemerintahan dan warga bangsa Indonesia memang menjunjung tinggi Pancasila dan tidak hanya sekadar slogan. Semua elemen harus bersatu, demi terciptanya kesatuan dan perdamaian NKRI yang hakiki,” pungkasnya.

Baca juga:

  1. Jokowi: Warga Tidak Pernah Takut Melawan Terorisme
  2. Indonesia Tidak Bisa Diintimidasi oleh Terorisme
  3. Indonesia Tunjukkan Keberanian Melawan Terorisme
  4. Imam Nahrawi Dorong Pihak Berwajib Tumpas Pelaku Terorisme
  5. Menpora Tebarkan Semangat Berani Hadapi Terorisme
#Toleransi Umat Beragama #Generasi Muda (GM) #Maman Imanulhaq #BNPT #Terorisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Densus 88 mengungkap pelaku ledakan SMAN 72 kerap mengakses situs darknet dan merakit sendiri bahan peledak. 96 orang luka-luka dalam peristiwa itu.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 November 2025
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Indonesia
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Uji Lab Puslabfor akan memastikan serbuk tersebut, sementara motif bullying santer jadi dugaan penyebab aksi ini
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Indonesia
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Terduga pelaku ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, yang berstatus ABH dan diduga korban bullying, telah dioperasi karena luka berat di kepala dan dirawat intensif di ICU
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Indonesia
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Polri bersama dengan TNI masih mendalami insiden ledakan dalam bangunan SMAN 72 Jakarta yang berada di dalam Kompleks TNI AL, Jakarta, Jumat siang.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 07 November 2025
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Indonesia
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Yusril menyebut pemerintah tidak menetapkan target waktu penyelesaian, karena hal ini tidak termasuk prioritas yang harus segera dirampungkan.
Angga Yudha Pratama - Kamis, 09 Oktober 2025
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Indonesia
BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
BNPT meminta para orang tua, khususnya para ibu, untuk lebih aktif mengawasi aktivitas digital anak-anak.
Wisnu Cipto - Kamis, 09 Oktober 2025
BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
Indonesia
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
BNPT akan mencoba mencari korban sesulit apapun mengingat kejadiannya lebih dari 10 tahun.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Bagikan