Pesantren Ajarkan Radikalisme Tak Pantas Ada di Indonesia

Eddy FloEddy Flo - Jumat, 05 Februari 2016
Pesantren Ajarkan Radikalisme Tak Pantas Ada di Indonesia

Ilustrasi Teror Peledakan (MerahPutih/Alfi Rahmadhani)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Pesantren yang mengajarkan paham radikalisme adalah pesantren keblinger. Pesantren seperti ini tidak boleh ada di Indonesia. Apalagi pesantren didirikan bukan untuk mengajarkan kekerasan, tapi untuk mengajarkan Islam yang indah dan damai.

"Meski jumlahnya tidak banyak, pesantren yang mengajarkan radikalisme itu telah keblinger dan tidak sesuai dengan cita-cita pendirian awal pesantren oleh para ulama dan wali yaitu mengajarkan Islam indah, lembut, dan menyejukkan. Makanya bisa dilakukan penelitian ulama dari pesantren, Insya Allah tidak akan tergiur untuk melakukan kekerasan karena memang tidak memungkinan melakukan kekerasan di pesantren," papar Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Ahmad Satori Ismail seperti siaran pers yang diterima MerahPutih.com, Jumat (05/2).

Ahmad Satori Ismail sendiri juga dikenal sebagai pengasuh beberapa pondok pesantren antara lain, Pesantren Al-Hasan di Bekasi (Jawa Barat), Pesantren Khusnul Khotimah di Kuningan (Jawa Barat), Pesantren Al-Himmah dan Pesantren Al-Bayyan di Cirebon (Jawa Barat), serta Pesantren Bani Abdillah Al-Khairiyyah di Banten. Saat ini, ia juga menjadi Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi).

Menurutnya, pemerintah dengan lembaga-lembaga terkait lainnya harus benar-benar mencermati keberadaan pondok pesantren yang melenceng dari konsep pendiriannya tersebut. Selain mencoreng citra pondok pesantren, mereka juga telah melakukan pelanggaran. Apalagi mereka berencana mendirikan negara sendiri atau tindakan-tindakan lain yang mengancam kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Islam itu indah, Al Quran juga indah, Rasulullah juga indah, para sahabat indah, maka kalau orang mengaku Islam tapi berbuat kasar, apalagi membunuh, maka jelas itu bukan Islam. Seperti ISIS yang menyembelih orang, menyerang negara lain tapi gak berani menyerang Israel, apa itu? Kalau ada ISIS yang katanya ingin ke Indonesia atau orang Indonesia bergabung ke ISIS untuk melakukan tindakan merusak, itu bukan watak Islam. Al Quran menyuruh kita untuk membangun dan memperbaiki umat manusia, tidak ada satu pun perintah untuk kekerasan," papar Satori.

Ia menjelaskan, pesantren adalah lembaga yang sejak dulu didirikan oleh walisongo dan pejuang Islam dengan tujuan utama mengajarkan agama Islam dari tingkat dasar sampai tinggi. Dan itu selalu dipelihara dengan baik karena pesantren selalu mencerminkan keindahan Islam itu sendiri. Bahkan saat perang kemerdekaan, banyak pejuang lahir dari pesantren untuk memerdekakan bangsa.

"Fungsi pesantren sangat luar biasa dan itu sudah berlangsung berabad-abad. Sekarang ribuan pesantren besar dan kecil tetap mengajarkan Islam yang indah dan damai. Tak salah pesantren identik dengan tempat lahirnya ulama-ulama besar," imbuh Satori.

Terkait pesantren yang menyimpang dengan mengajarkan paham radikalisme, Satori menganjurkan agar pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) lebih masif lagi menggelar sosialisasi tentang paham radikalisme dan terorisme di lingkungan pesantren. Itu penting karena memang tidak ada tempat radikalisme dan terorisme di pesantren.

"Kita perlu terus membentengi pesantren dari pengaruh paham-paham tersebut. Artinya dialog dan sosialisasi pencegahan terorisme harus dimasifkan agar para santri memahami bahwa sekarang ada kelompok yang ingin mengadu domba Islam. Juga pentingnya tetap fokus mengamalkan Islam yang indah dan lembut," ungkapnya.

Hal senada juga diutarakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Salahudin Wahid atau Gus Solah. Adik kandang mantan Ketua Umum PBNU Gus Dur ini, mengungkapkan, pesantren yang terindikasi radikalisme di Indonesia memang ada. "Tapi saya tidak tahu jumlah pastinya," kata Gus Solah.

Menurut Gus Solah, seharusnya pesantren itu tidak boleh bersentuhan dengan hal-hal berbau radikalisme dan terorisme. Selama sekian abad pesantren memberi ilmu dan pemahaman keagamaan yang tasamuh (toleran), tawazun (seimbang), dan i'tidal (adil). Pesantren hampir sebagian besar berorientasi kepada NU yang punya nasionalisme tinggi karena perjalanan sejarah bangsa kita yang panjang.

Baca juga:

  1. Ideologi Pancasila Mampu Selamatkan Generasi Muda dari 'Racun' Terorisme
  2. Jokowi: Warga Tidak Pernah Takut Melawan Terorisme
  3. Indonesia Tidak Bisa Diintimidasi oleh Terorisme
  4. Indonesia Tunjukkan Keberanian Melawan Terorisme
  5. Imam Nahrawi Dorong Pihak Berwajib Tumpas Pelaku Terorisme

 

#Pondok Pesantren #Radikalisme #BNPT #Terorisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Pameran Foto Jurnalistik ‘SANTRI V.2’ Hadirkan Imaji Kehidupan Pondok Pesantren
Mengingat dan meneladani kembali peran santri dalam sejarah panjang Republik Indonesia.
Dwi Astarini - Sabtu, 18 Oktober 2025
Pameran Foto Jurnalistik ‘SANTRI V.2’ Hadirkan Imaji Kehidupan Pondok Pesantren
Indonesia
Menag Nasaruddin Umar: Jangan Ada yang Beri ‘Stempel Negatif’ pada Pesantren
Menag tegaskan pesantren merupakan benteng moral bangsa yang telah melahirkan banyak ulama, pemimpin, serta tokoh nasional.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 16 Oktober 2025
Menag Nasaruddin Umar: Jangan Ada yang Beri ‘Stempel Negatif’ pada Pesantren
Indonesia
Klarifikasi Pernyataan Atalia Praratya soal Dana Pesantren, Golkar Tegaskan Tak Ada Larangan APBN untuk Ponpes
Sekjen Partai Golkar menegaskan bahwa pernyataan Atalia tidak bermaksud melarang penggunaan dana APBN untuk pesantren.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 15 Oktober 2025
Klarifikasi Pernyataan Atalia Praratya soal Dana Pesantren, Golkar Tegaskan Tak Ada Larangan APBN untuk Ponpes
Indonesia
PKB Desak Trans7 Sowan Langsung ke Lirboyo, Bagaimana Nasib Alumni Santri yang Sudah Sambangi Kantor Redaksi?
Permintaan maaf ini bukan sekadar formalitas
Angga Yudha Pratama - Selasa, 14 Oktober 2025
PKB Desak Trans7 Sowan Langsung ke Lirboyo, Bagaimana Nasib Alumni Santri yang Sudah Sambangi Kantor Redaksi?
Indonesia
Sekjen PKB: Wacana Penutupan Ponpes Al Khoziny Usulan Asbun
Tidak paham peran besar pesantren bagi pendidikan, moral, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia.
Wisnu Cipto - Senin, 13 Oktober 2025
Sekjen PKB: Wacana Penutupan Ponpes Al Khoziny Usulan Asbun
Indonesia
Rencana APBN Dipakai untuk Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny Berpotensi Picu Ketidakadilan dan Bikin Cemburu Kelompok Lain
Banyak pihak lain yang mengalami musibah tidak mendapatkan perlakuan serupa.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
Rencana APBN Dipakai untuk Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny Berpotensi Picu Ketidakadilan dan Bikin Cemburu Kelompok Lain
Indonesia
Rencana Perbaikan Ponpes Al Khoziny Pakai APBN, DPR Minta Pemerintah Lakukan Peninjauan Ulang
Rencana penggunaan dana APBN untuk membangun ulang Ponpes Al Khoziny belum menjadi keputusan final.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
Rencana Perbaikan Ponpes Al Khoziny Pakai APBN, DPR Minta Pemerintah Lakukan Peninjauan Ulang
Indonesia
Gus Rivqy Instruksikan Panji Bangsa Proaktif Data Pesantren Rawan Bangunan
Merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab moral organisasi terhadap keselamatan dan ketahanan infrastruktur pesantren di seluruh wilayah.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
Gus Rivqy Instruksikan Panji Bangsa Proaktif Data Pesantren Rawan Bangunan
Indonesia
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Yusril menyebut pemerintah tidak menetapkan target waktu penyelesaian, karena hal ini tidak termasuk prioritas yang harus segera dirampungkan.
Angga Yudha Pratama - Kamis, 09 Oktober 2025
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Indonesia
Tragedi Musala Al-Khoziny Sidoarjo, DPR Minta Polisi Tetapkan Pihak yang Bertanggung Jawab Secara Hukum
Ini kasus menyita perhatian publik dan korbannya banyak
Angga Yudha Pratama - Kamis, 09 Oktober 2025
Tragedi Musala Al-Khoziny Sidoarjo, DPR Minta Polisi Tetapkan Pihak yang Bertanggung Jawab Secara Hukum
Bagikan