IHSG Naik 27,18 Poin ke 4.534
Seorang pialang mengambil gambar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/9). (Foto Antara/Muhammad Adimaja)
MerahPutih Bisnis - Indeks saham dibuka menguat pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pagi ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (16/10) pagi stabil jika dibandingkan dengan perdagangan kemarin.
IHSG naik 27,18 poin atau setara 0,6 persen ke level 4.534. Sementara itu, indeks saham unggulan LQ45 naik 6,41 poin atau setara 776 dan JII naik 5,92 poin ke 605.
Seluruh sektor berada di jalur hijau, di mana penguatan paling tinggi dipegang dari sektor konsumer sebesar 13,36 poin yang disusul sektor perkebunan dan manufaktur.
Volume transaksi perdagangan saham pagi ini dibuka sebanyak 404,6 juta lembar saham senilai Rp235,1 triliun. Sebanyak 98 saham menguat, 26 saham melemah, 46 saham stagnan, dan 389 saham tidak ada perdagangan.
Ekonom PT First Asia Capital, David Sutyano memprediksi IHSG akan bergerak dalam rentang terbatas berpeluang melanjutkan penguatannya dengan dukungan kondusif pergerakan bursa saham global dan kawasan. Dari sentimen domestik, pasar mulai mengantisipasi rilis laba kuartal III 2015 sejumlah emiten sektoral. "IHSG akan bergerak dengan suppprt di 4.470 dan resistance 4.535," kata David. (Luh)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
IHSG Menguat Meskipun Bursa Global Melemah, Berpotensi Tembus 8.000
IHSG Anjlok Saat Reshuffle Kabinet, Begini Respons Menkeu Purbaya
IHSG Meledak Tembus Rekor All Time High 8.000 Saat Prabowo Sampaikan Pidato Kenegaraan
Perang Israel-Iran Ganggu Sentimen Pasar, IHSG Berpeluang kembali Terpuruk
Penundaan Tarif Trump Bikin IHSG Naik
Antisipasi Pelemahan IHSG, BEI Kaji Pembukaan Kode Broker Imbas Kebijakan Trump
Rupiah Melemah dan IHSG Anjlok, Ketua DPR Dorong Ada Mitigasi
Pelemahan IHSG Berlanjut, Investor Lokal Alami Kepanikan
IHSG Kembali Dibuka Melemah, Tekanan Masih Berlangsung
IHSG Ditutup Melemah pada Penutupan Perdagangan Hari Pertama setelah Libur Panjang Lebaran, Analis Sebut Pengaruh Tarif Impor Baru AS