Hukum Lemah, Faktor Korporasi Bakar Hutan


Setara Institute memberikan pendapat mengenai hukuman mati kasus narkoba di Kantor Setara Institute, Jakarta, Sabtu, (25/4). (MerahPutih/Rere Ardiansah)
Merahputih Hukum - Setara Institute menilai maraknya pembakaran lahan dan hutan untuk perkebunan tidak terjadi hanya lantaran faktor tunggal. Banyak faktor yang melatari pembakaran hutan secara massif di sebagian provinsi belakangan ini. Wakil Ketua Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos mengatakan banyak faktor yang melatari massifnya pembakaran hutan sehingga menyebabkan volume asap yang melampaui batas.
"Kebakaran bukan hanya faktor alam dan keinginan korporasi yang membuka lahan, Tapi juga penegakan hukum yang lemah," terangnya, kepada awak media, Minggu (1/11).
Pembakaran hutan yang sudah berlangsung secara rutin dari tahun ketahun tidak mendapat antisipasi dari pemerintah maupun perusahaan pembuka lahan.
"Ini kejadian yang berulang-ulang, tapi yang mendapat perhatian sangat serius pembakaran hutan tahun ini, apakah pemerintah tidak belajar dari pengalaman," ujarnya.
Dia menilai perusahaan perkebunan kelapa sawit sebenarnya sudah mencoba memenuhi standar yang ada, namun lantaran penegakan hukum lemah menjadikan korporasi semakin liar.
"Sebetulnya korporasi sudah tahu apa yang harus dilakukan dalam kegiatan perusahaan, tapi selalu ada kelemahan dari segi penegakan hukum," tukasnya.
Selain itu, pembakaran hutan dan lahan untuk perkebunan, katanya turut didukung undang-undang (UU).
"UU Lingkungan hidup memperbolehkan masyarakat tradisional membakar lahan sampai seluas- luasnya dan berhektar-hektar, tapi ini tidak akan berpengaruh secara luas bagi masyarakat, saya rasa pembakaran hutan tahun ini, murni pembakaran hutan oleh korporasi," ungkapnya.
Dalam kasus asap ini, dia berharap pemerintah harus tegas terhadap korporasi, penegakan hukum bagi pelaku perusakan hutan dan lahan harus dilakukan dengan adil.
"Pemerintah harus membuka kedepan publik perusahaan besar yang membakar hutan, jangan di tutup-tutupi," pungkasnya. (Fdi)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kerusuhan di Indonesia Dikomandoi Sosok Terlatih, SETARA Institute: Dipicu Ketegangan Elite dan Kontestasi Kekuasaan

Soroti Satuan di Tubuh TNI yang Diperbanyak, SETARA Institute: Bentuk Ekspansi Militer ke Ranah Sipil

Biaya Padamkan Karhutla Mahal, Satu Menit Penerbangan Habiskan Rp 300 Juta

Operasi Terpadu Bikin Penanganan Karhutla Efektif, BNPB Siaga Sampai September 2025

Bongkar Rahasia di Balik Penurunan Drastis Karhutla Indonesia, Dari Jutaan Hektare Menjadi Ratusan Ribu Saja

Kemenhut Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Tahap ke-3 Kendalikan Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau

Kemenhut Segel 10 Perusahaan Diduga Bakar Lahan, 2 Diberi Sanksi Administrasi

Berbagai Daerah Rawan Karhutla di Kalsel, BMKG Minta Pemda Waspada Sampai 18 Agustus 2025

Peneliti IPB Ungkap Strategi Cerdas Tekan Karhutla dengan Padukan AI dan Keterlibatan Masyarakat

Presiden Prabowo Perintahkan Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan Saat Kemarau Ini
