Grup Pembenci Jokowi Tumbuh Subur di Facebook


Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) memimpin Rapat Terbatas bidang Pertahanan dan Keamanan, di Kantor Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/3). (Foto: Antara/Yudhi Mahatma)
MerahPutih Politik - Hingga kini sejumlah grup di jejaring sosial yang menghendaki pemakzulan terhadap presiden Joko Widodo terus muncul dan tumbuh subur. Dalam grup-grup tersebut ramai dibicarakan soal prestasi Presiden Joko Widodo yang berhasil meningkatkan jumlah angka pengangguran.
Selama 7 bulan menjadi pucuk pimpinan di Tanah air, jumlah pengangguran mengalami kenaikan sekitar 300.000 jiwa, hal tersebut sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam data yang dipublikasi BPS pada (5/5) jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,81 Persen.
"Ini karena perlambatan ekonomi juga mempengaruhi peningkatan pengangguran," ujar Suryamin di kantor BPS Jakarta, baru-baru ini.
Beberapa grup penghujat Presiden Jokowi berencana melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran pada tanggal 20 Mei mendatang. Dalam aksi unjuk rasa tersebut mereka meminta kepada Presiden Jokowi untuk segera mundur dari tampuk kekuasaan, lantaran dinilai gagal menjalankan roda pemerintahan.
"Selamatkan Indonesia yang sudah diambang kehancuran sejak Jokowi dilantik jadi Presiden Boneka. Salam Merah Putih," demikian deskripsi dari salah satu grup Rakyat Indonesia Gulingkan Jokowi pada 20 Mei 2015.
Lantas apakah jika Presiden Jokowi mundur kondisi Indonesia akan lebih baik?
Analis politik Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai tidak ada jaminan jika Presiden Jokowi digulingkan ditengah jalan kondisi bangsa Indonesia akan mengalami perbaikan disegala lini.
"Tidak ada jaminan itu," kata Karyono kepada merahputih.com, Rabu (6/5).
Karyono yang juga bekas aktivis Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) menambahkan, bahwa kritik keras yang disampaikan sejumlah penggiat demokrasi dan sebagian aktivis adalah hal lumrah dalam setiap rezim.
Namun demikian kritik yang disampaikan juga harus dalam kisaran realistis, sebab saat ini Presiden Jokowi baru menjadi kepala pemerintahan selama 6 bulan.
"Itu kan tidak fair, maka dalam waktu sesingkat itu Jokowi bisa perbaiki semua problematika bangsa," sambung Karyono.
Masih kata Karyono, problematika yang dihadapi rezim Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dinilai cukup parah dan kronis. Berbagai persoalan mulai dari krisis energi, persoalan pemberantasan korupsi dan tata kelola pemerintahan membutuhkan waktu panjang untuk dibereskan.
Semua persoalan tersebut tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Diperlukan skala prioritas persoalan apa yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Karyono juga yakin Presiden Jokowi dapat menyelesaikan problematika tersebut.
"Intinya kita berikan kepercayaan dulu kepada Presiden Jokowi untuk menuntaskan problematika ini," tandas Karyono. (bhd)
BACA JUGA:
6 Bulan Jadi Presiden, Pengangguran Tambah Banyak
Usai Bersalaman, Presiden Jokowi Peluk Prabowo
Jokowi Bukan Bandung Bondowoso
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK

Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat

H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi

Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan

Mitos Seputar Pohon Pulai yang Ditanam di Istana Negara oleh Jokowi

[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres
![[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres](https://img.merahputih.com/media/8e/c3/68/8ec368373b1f5bed8e9627aeb68c36e7_182x135.jpeg)
Di Penghujung Jabatan, Jokowi Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Polri

Gantikan Heru Budi, Sekda Joko Ditunjuk Jadi Plh Pj Gubernur Jakarta

Presiden Berhentikan Heru Budi sebagai Pj Gubernur, Diganti Teguh Setyabudi
