Jokowi Bukan Bandung Bondowoso

Bahaudin MarcopoloBahaudin Marcopolo - Rabu, 06 Mei 2015
Jokowi Bukan Bandung Bondowoso

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) menerima anugerah warga kehormatan pasukan Khusus TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis (16/4) (antara foto)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Politik - Presiden Joko Widodo baru 6 bulan memegang kendali tampuk pemerintahan di tanah air. Sejumlah pihak menilai selama 6 bulan menjadi kepala pemerintahan, Presiden Jokowi belum bisa berbuat banyak untuk memperbaiki kondisi negeri.

Persoalan semakin pelik ketika Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa kondisi perekonomian Indonesia pada kuartal pertama tahun 2015 hanya tumbuh 4,71%. Setidaknya ada 3 hal yang menjadi pemicu lambatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, pertama perlambatan ekonomi negara mitra dagang Indonesia, kedua; melemahnya harga minyak dunia yang berimbas langsung kepada melemahnya pertumbuhan ekonomi dan ketiga; kinerja ekspor dan impor yang turun pada kuartal pertama.

Di jejaring sosial sendiri mulai dari facebook hingga twitter muncul banyak grup yang beranggotakan puluhan hingga ratusan ribu orang.

Mereka menilai selama 6 bulan menjadi kepala pemerintahan, Presiden Jokowi belum bisa berbuat apa-apa. Belum ada perbaikan nyata yang diberikan oleh bekas Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Sejumlah mahasiswa dan beberapa aktivis berencana akan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran menuntut Presiden Jokowi mundur. Aksi unjuk rasa itu dijadwalkan akan berlangsung pada tanggal 20 Mei.

Menanggapi hal tersebut analis politik Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai bukan perkara mudah bagi rezim Joko Widodo-Jusuf kalla (Jokowi-JK) untuk memperbaiki kondisi kehidupan seluruh bangsa. Mengingat problematika yang dihadapi rezim Jokowi-JK cukup banyak dan rumit.

"Jokowi kan bukan Bandung Bondowoso yang dalam semalam bisa bangun seribu candi," kata Karyono saat dihubungi merahputih.com, Rabu (6/5).

Jokowi sambung Karyono, saat menjadi kepala pemerintahan Jokowi dihadapan pada keterbatasan ruang fiskal dalam tubuh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) kemudian perselisihan kuat antara kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) di Parlemen, ancaman krisis energi didepan mata dan segudang persoalan lain.

Karyono sendiri menilai bukan perkara mudah untuk mengurai benang kusut persoalan yang dihadapi rezim Jokowi-JK. Dibutuhkan kerja keras, konsolidasi politik dan dukungan kuat dari banyak pihak, sebab perubahan tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. 

"Dalam kondisi seperti ini Jokowi kan tidak bisa merubah semua kondisi itu. Jokowi kan bukan tukang sulap," sambung Karyono.

Masih kata Karyono, untuk melakukan perbaikan secara menyeluruh diperlukan waktu panjang dan cukup lama, paling tidak selama 10 tahun. Dalam rentang waktu 10 tahun satu demi satu persoalan dan krisis dalam negeri bisa diatasi.

Dimasa jabatan yang hanya selama 5 tahun berkuasa, Presiden Jokowi dituntut untuk melakukan perbaikan bagi Indonesia. Tentu saja tidak semua masalah dapat diselesaikan bekas Gubernur DKI Jakarta tersebut, namun paling tidak beberapa masalah penting dapat diselesaikan selama Jokowi menjadi kepala pemerintahan.

"Jadi perbaikan itu butuh proses bukan dalam waktu singkat. Tidak cukup hanya dengan waktu 6 bulan menilai kinerja Jokowi-JK," tandas Karyono.

Untuk diketahui Bandung Bondowoso adalah anak dari Prabu Damar Maya, sebuah kerajaan di kawasan Jawa Tengah. Bandung menjadi panglima perang dan melakukan sejumlah agresi militer. salah satu kerajaan yang ditundukkan Bandung adalah kerajaan Baka di kawasan pedalaman Jawa Tengah (sekarang di Klaten menuju Daerah Istimewa Yogyakarta).

Begitu menundukkan kerajaan tersebut Bandung kagum dengan kecantikan Putri Rara Jonggrang yang merupakan anak kandung dari Prabu Baka. Bandung merasa kaget melihat kencantikan sang putri. Bandung jatuh cinta dan melamar Rara Jonggarang, sang putri mengajukan syarat yaitu Bandung harus bisa membangun 1.000 candi dalam semalam.

Bandung menyanggupi tawaran yang dijukan puteri cantik dari Kerajaan Baka. Berbekal dengan kesaktiannya Bandung segera memanggil balatentara baik berupa manusia dan jin untuk segera membuat 1.000 candi. Dalam waktu singkat Bandung berhasil membangun 999 candi.

Sadar Bandung akan berhasil, Rara Jonggrang kemudian membuat strategi licik dengan menumbuk padi sebagai pertanda bahwa pagi sudah tiba. Tumbukan padi dari dalam lesung menjadikan ayam berkokok.

Mengira bahwa pagi telah tiba dan sebentar lagi matahari akan terbit, para makhluk halus lari ketakutan bersembunyi masuk kembali ke perut Bumi. Akibatnya, hanya 999 candi yang berhasil dibangun sehingga usaha Bandung Bondowoso gagal. Setelah mengetahui bahwa semua itu adalah hasil kecurangan dan tipu muslihat Rara Jonggrang, Bandung Bondowoso amat murka dan mengutuk Rara Jonggrang agar menjadi batu. Sang putri berubah menjadi arca terindah untuk menggenapi candi terakhir. (bhd)

BACA JUGA:

IPI: Jokowi Digulingkan, Tidak Ada Jaminan Indonesia Lebih Baik 

April Mop, Jokowi Umumkan Pengunduran Diri 

Wacana Penggulingan Jokowi, Sikap Netizen Terbelah 

4 Alasan Jokowi Sulit Digulingkan 

4 Makian untuk Rezim Jokowi

 

 

#Karyono Wibowo #Indonesia Public Institute (IPI) #Gulingkan Jokowi-JK #Presiden Jokowi
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tiba dikediaman Jalan Kutai Utara 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo usai berlibur bersama cucunya di Bali, Sabtu (12/7).
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 Juli 2025
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
Berita Foto
Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) era Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Djan Faridz usai menjalani pemeriksaan KPK di Gedung Merah Putih, Kuningan, Jakarta, Rabu (26/3/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 26 Maret 2025
Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK
Indonesia
Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat
Jokowi diharapkan kembali berbaur dengan masyarakat di wilayah setempat.
Frengky Aruan - Selasa, 22 Oktober 2024
Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat
Indonesia
H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi
Presiden Joko Widodo akan kembali ke Solo setelah purnatugas.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 19 Oktober 2024
H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi
Indonesia
Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan
Jokowi juga menggelar makan siang terakhir bersama jajaran menteri kabinet kerja
Angga Yudha Pratama - Jumat, 18 Oktober 2024
Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan
Lifestyle
Mitos Seputar Pohon Pulai yang Ditanam di Istana Negara oleh Jokowi
Presiden Joko Widodo menanam pohon pulai di perkarangan Istana Negara Jakarta pada Kamis (17/10) atau sebelum berakhirnya masa jabatan.
Frengky Aruan - Jumat, 18 Oktober 2024
Mitos Seputar Pohon Pulai yang Ditanam di Istana Negara oleh Jokowi
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres
Dalam narasinya disebutkan Jokowi marah karena Prabowo diam-diam memilih mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan sebagai wakil presiden (wapres) pengganti Gibran Rakabuming Raka.
Frengky Aruan - Jumat, 18 Oktober 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres
Indonesia
Di Penghujung Jabatan, Jokowi Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Polri
Angga Yudha Pratama - Kamis, 17 Oktober 2024
Di Penghujung Jabatan, Jokowi Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Polri
Indonesia
Gantikan Heru Budi, Sekda Joko Ditunjuk Jadi Plh Pj Gubernur Jakarta
Sekda DKI Jakarta, Joko Agus Setyono, ditunjuk sebagai Plh Pj Gubernur Jakarta. Ia menggantikan Heru Budi yang lengser hari ini.
Soffi Amira - Kamis, 17 Oktober 2024
Gantikan Heru Budi, Sekda Joko Ditunjuk Jadi Plh Pj Gubernur Jakarta
Indonesia
Presiden Berhentikan Heru Budi sebagai Pj Gubernur, Diganti Teguh Setyabudi
Presiden Jokowi telah menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 125P tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pj Gubernur DKI Jakarta.
Frengky Aruan - Kamis, 17 Oktober 2024
Presiden Berhentikan Heru Budi sebagai Pj Gubernur, Diganti Teguh Setyabudi
Bagikan