Dianggap Gagal Kelola Negara, Jokowi-JK Didesak Mundur

Bahaudin MarcopoloBahaudin Marcopolo - Jumat, 18 September 2015
Dianggap Gagal Kelola Negara, Jokowi-JK  Didesak Mundur

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kedua kanan) bersiap memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (2/9). ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Politik - Banyak pihak menuding paket kebijakan ekonomi Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) tidak mampu atau gagal memberikan stimulus dunia usaha dan pasar. Paket kebijakan Jokowi-JK dinilai belum bisa meyakinkan pasar dan dunia usaha. Paket kebijakan tersebut disambut dengan terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Bahkan sejumlah pihak meminta kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk segera mundur lantaran dinilai gagal memimpin.

Faisal Basri ekonom senior menilai isi paket kebijakan ekonomi Jokowi-JK September I abstrak. Tiga paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sama sekali belum menuntaskan gejolak ekonomi yang melilit tanah air.

Ketiga paket ekonomi Jokowi-JK adalah, pertama mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi, penegakan hukum dan kepastian usaha. Kedua Percepatan implementasi proyek strategis nasional, menyederhanakan izin, mempercepat pengadaan barang dan memperkuat peran kepala daerah.
Paket terakhir adalah peningkatan investasi di sektor ekonomi dan properti.

Bagi Faisal ketiga jurus kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah sama sekali dinilai belum bisa tuntaskan gejolak ekonomi yang melilit Indonesia.

"Tapi kelihatannya isi paket kebijakan ekonomi abstrak semua," kata Faisal beberapa waktu silam.

Mantan Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) kembali melanjutkan langkah yang harus ditempuh pemerintah untuk menyelamatkan ekonomi nasional adalah dengan menarik investor. Sebab investasi menjadi kunci mempercepat kebangkitan ekonomi.

"Karena itu pemerintah harus memberikan kemudahan bagi investor," ungkapnya.

Di sudut lain Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Ali Mahsun M Biomed menilai baik Joko Widodo dan Jusuf Kalla sudah gagal dalam memimpin Indonesia.

Mengapa dikatakan gagal? Menurutnya selama 11 bulan menjadi pucuk pimpinan di tanah air angka kemiskinan terus melonjak tajam. Saat ini jumlah penduduk miskin bertambah menjadi 860.000 jiwa.

Kemiskinan, sambung Ali dipicu dari pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan beberapa perusahaan di kawasan industri. Perusahaan terpaksa merumahkan puluhan ribu karyawan lantaran krisis ekonomi yang melilit tanah air.

"Jokowi-Jk dianggap tidak mampu lagi kelola Indonesia. Karena itu tidak ada pilihan lain kecuali harus mundur," kata Ali kepada Merahputih.com baru-baru ini.

Ali yang juga bekas aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) melanjutkan kondisi perekonomian Indonesia saat ini sudah masuk dalam fase 'Lampu Merah' alias dalam kodisi gawat.

Hal tersebut diperparah dengan kegaduhan politik yang terus terjadi baik di lingkar istana maupun di jajaran legislatif. Kegaduhan politik yang terus menerus terjadi berimbas pada ketidakpastian pasar.

"Saya tegaskan kondisi ekonomi Indonesia sudah masuk fase kritis dan perlu segera di rawat di ICU," tandas Ali.

Diberitakan Merahputih.com sebelumnya jumlah penduduk miskin selama enam bulan terakhir bertambah menjadi 860.000 jiwa. Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2015 mencapai 28,59 juta orang atau 11,22 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini sekitar 860 ribu orang jika dibandingkan September 2014 yang sebanyak 27,73 juta orang (10,96 persen).

"Pada Maret 2015, jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 28,59 juta orang atau 11,22 persen dari total penduduk Indonesia," kata Kepala BPS, Suryamin, dalam jumpa pers, di Jakarta, Selasa (15/9).

BACA JUGA:  

  1. Ekonomi Terus Memburuk, Jokowi-JK Harus Lengser 
  2. Benarkah ada Skenario Pemakzulan Presiden Jokowi? 
  3. Effendy Simbolon: Kalau Mau Jatuhkan Jokowi, Sekarang Saatnya 
  4. Jika Syarat Ini Terpenuhi, Jokowi Bakal Jatuh 
  5. Mungkinkah Presiden Jokowi Dimakzulkan? 

 

 

#Jokowi-JK Lengser #Jusuf Kalla #Presiden Jokowi
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Jusuf Kalla soal Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Ada Kekurangan, tapi Jasanya Lebih Banyak
Jusuf Kalla bicara soal pemberian gelar pahlawan nasional untuk Soeharto. Menurutnya, jasa Soeharto lebih banyak dibanding kekurangannya.
Soffi Amira - Senin, 10 November 2025
Jusuf Kalla soal Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Ada Kekurangan, tapi Jasanya Lebih Banyak
Indonesia
Komisi II DPR Minta Pemerintah Tindak Tegas Mafia Tanah dalam Kasus Lahan Jusuf Kalla
Komisi II DPR meminta pemerintah untuk menindak tegas mafia tanah di kasus lahan Jusuf Kalla.
Soffi Amira - Jumat, 07 November 2025
Komisi II DPR Minta Pemerintah Tindak Tegas Mafia Tanah dalam Kasus Lahan Jusuf Kalla
Indonesia
Eks Wapres JK Murka Gara-Gara Mafia Tanah, Ini Duduk Perkaranya Versi Kepala BPN
Nusron Wahid buka suara terkait sengketa tanah seluas 16,4 hektare di Makassar, Sulawesi Selatan, yang memicu amarah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Wisnu Cipto - Jumat, 07 November 2025
Eks Wapres JK Murka Gara-Gara Mafia Tanah, Ini Duduk Perkaranya Versi Kepala BPN
Indonesia
Eks Wapres JK Geram, Tanahnya di Makassar Jadi Korban Mafia Tanah
JK menegaskan klaim kepemilikan lahan seluas 16,5 hektare miliknya oleh pihak lain merupakan kebohongan dan rekayasa.
Wisnu Cipto - Kamis, 06 November 2025
Eks Wapres JK Geram, Tanahnya di Makassar Jadi Korban Mafia Tanah
Indonesia
Jusuf Kalla, Nasaruddin Umar dan Arsjad Rasjid Serukan Perdamaian Dunia di Roma
Ketiganya membawa perspektif berbeda, tetapi saling melengkapi soal politik, spiritualitas, dan ekonomi.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 02 November 2025
Jusuf Kalla, Nasaruddin Umar dan Arsjad Rasjid Serukan Perdamaian Dunia di Roma
Indonesia
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Mantan Wali Kota Solo ini mendapatkan rumah pensiun hadiah dari negara di bangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 21 Oktober 2025
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Indonesia
Cari Silfester Matutina Tak Ketemu, Jaksa Minta Tolong Pengacara Serahkan Jika Benar di Jakarta
Jaksa eksekutor Kejari Jaksel masih mengalami kendala dalam menemukan keberadaan terpidana Silfester Matutina.
Wisnu Cipto - Minggu, 12 Oktober 2025
Cari Silfester Matutina Tak Ketemu, Jaksa Minta Tolong Pengacara Serahkan Jika Benar di Jakarta
Berita Foto
Wapres Ke 10 dan 12 RI Jusuf Kalla Ikuti RDPU bahas RUU Pemerintahan Aceh
Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 RI Jusuf Kalla berjabat tangan dengan Ketua Baleg DPR, Bob Hasan (kanan) sebelum rapat dengar pendapat umum dengan Badan Legislasi (Baleg) DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 11 September 2025
Wapres Ke 10 dan 12 RI Jusuf Kalla Ikuti RDPU bahas RUU Pemerintahan Aceh
Berita
JK Lantik Pengurus Baru PMI Jakarta di Balai Kota, Ingatkan Tugas Membantu Orang Sulit
Pengabdian petugas PMI sangat penting untuk kemanusiaan.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
JK Lantik Pengurus Baru PMI Jakarta di Balai Kota, Ingatkan Tugas Membantu Orang Sulit
Indonesia
Jaksa Mulai Cari Relawan Jokowi Silfester Matutina Buat Segera Dibui
Burhanuddin menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya mencari terpidana tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 02 September 2025
Jaksa Mulai Cari Relawan Jokowi Silfester Matutina Buat Segera Dibui
Bagikan