Desa Doka, Desa Wisata Percontohan dari Sikka Flores

Eddy FloEddy Flo - Senin, 14 Maret 2016
Desa Doka, Desa Wisata Percontohan dari Sikka Flores

Artis Olga Lydia menarikan tarian tradisional bersama ibu-ibu warga Desa Doka, Sikka, Flores (Foto: http://oldlook.indonesia.travel)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Wisata - Pulau Flores selain dikenal dengan alamnya yang eksotis juga adat istiadatnya yang masih kental mewarnai keseharian masyarakat. Jika ke Flores khususnya Maumere, mampirlah sejenak ke Desa Doka. Sebuah desa tradisional para pengrajin tekun ikat.

Desa Doka ialah sebuah desa di Kelurahan Bola yang dikenal memiliki tenunan kain ikat yang indah. Lebih mengagumkan lagi bahan pembuatnya didominasi dari alam sekitar. Masyarakat Desa Doka sejak dahulu memiliki keahlian menenun kain tradisonal dengan beragam corak warna.

Dari Maumere (ibu kota kabupaten) wisatawan dapat menggunakan kendaraan roda dua dan mobil menuju pantai selatan Flores khususnya ke wilayah kecamatan Bola. Desa Doka letaknya sekitar 20 kilometer dari kota Maumere. Di sepanjang perjalanan banyak sekali pesona alam yang memanjakan mata.

Seorang ibu warga Desa Doka sedang menenun kain tradisional Sikka (Foto: Wonderful Indonesia)

Desa Doka termasuk salah satu contoh desa pariwisata di Flores. Sejak tahun 1997, salah seorang warga desanya menggagas Doka sebagai desa percontohan pariwisata. Setiap tamu yang datang ke Desa Doka akan disambut dengan tarian tradisional yang diiringi dengan gong dan gendang. Keramah-tamahan ini dilengkapi dengan hidangan makanan khas Sikka termasuk minuman tuak.

Dengan rumah berjajar menghadap sebuah jalan penghubung antardesa, Desa Doka tidak begitu terlihat seperti perkampungan tradisional lainnya. Apalagi wisatawan juga bisa menyaksikan dari dekat proses tenun dekat yang dilakukan ibu-ibu penenun atau Inang dalam bahasa Sikka.

Daya tarik Desa Doka khususnya kerajinan tenun ikat menarik perhatian. Tak terkecuali artis Olga Lydia. Olga Lydia pernah berkunjung ke Desa Doka dan melihat sendiri proses tenun ikat oleh ibu-ibu warga Desa Doka. Motif tenunannya sangat beragam dan unik.

Jika ingin berkunjung ke Desa Doka jangan lupa siapkan uang tunai. Sebab kebanyakan desa di Flores belum menyediakan ATM dan bank hanya terdapat di kota kabupaten. Puas menikmati keramahtamahan Desa Doka, wisatawan dapat melanjutkan perjalanannya ke Danau Kelimutu di kabupaten Ende atau singgah sebentar di museum Bikon Blewut tempat penyimpanan fosil gajah purba (stagedon) di Ledalero yang letaknya 12 kilometer dari kota Maumere.

BACA JUGA:

  1. Nirmolo Kaliurang, Destinasi Wisata Hutan di Kaki Gunung Merapi
  2. Masjid Keraton Yogyakarta Jadi Tempat Saksikan Gerhana Total
  3. BPCB Yogyakarta Temukan Pagar Kuno Candi Prambanan
  4. Kampanyekan Cagar Budaya, BPCB Yogyakarta Manfaatkan Mobil Bioskop Keliling
  5. Yogyakarta Perketat Peredaran Miras Oplosan
#Tenun Ikat #Wisata Flores #Kabupaten Sikka
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Tradisi
Upaya Lestarikan Tenun Ikat Warna Alam
melestarikan tradisi tenun ikat warna alam di kampung halaman.
P Suryo R - Rabu, 15 Maret 2023
Upaya Lestarikan Tenun Ikat Warna Alam
Fashion
Pendopo Kenalkan Tenun Sikka di IFW 2023
Koleksi tersebut diilhami oleh kekayaan bahari Indonesia, terutama dari kepulauan Flores.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 25 Februari 2023
Pendopo Kenalkan Tenun Sikka di IFW 2023
Tradisi
Membangkitkan Kembali Kain Tenun Tidore
Kain Tenun Tidore unggul lantaran memiliki cerita yang kuat tentang revitalisasi dan kekuatan anak-anak muda yang mengangkat kembali sejarah yang hilang.
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 18 Oktober 2022
Membangkitkan Kembali Kain Tenun Tidore
Bagikan