Anaknya Jadi Pelaku Pembantaian Tunisia, Sang Ayah Minta Maaf


Hakim Rezgui, ayah dari pelaku pembantaian di Tunisia. (Mirror)
MerahPutih Internasional - Setelah mengetahui bahwa putranya merupakan pelaku penembakan di pantai Tunisa, Hakim Rezgui mengaku malu dan kecewa.
"Ya Tuhan, aku sangat terkejut. Aku tidak tahu siapa yang menghubunginya dan yang memengaruhinya. Dia punya teman baru hingga seperti ini," ujar Rezgui seperti dikutip Mirror.
Hakim Rezgui juga mengungkapkan bahwa ia tak menyangka anaknya bisa seperti itu. Pasalnya sang anak tak pernah bermasalah dengan siapa pun. Ia pun akhirnya meminta maaf kepada keluarg korban terkait insiden ini.
"Saya tidak tahu dan minta maaf. Saya ikut bersedih melihat korban dan merasa kehilangan dengan sangat. Saya merasa ikut tewas bersama korban," sambung Hakim Rezgui.
Seifeddine Rezgui (23) pelaku penembakan di hotel Tunisia tersebut akhirnya tewas tertembak oleh kepolisian setempat.
BACA JUGA:
Tahanan Kabur AS Berhasil Ditangkap dalam Kondisi Kritis
Pesawat Jatuh di Atas Rumah, 3 Orang Tewas
Serangan ISIS, Presiden Prancis Minta Pihak Keamanan Bersiaga
Bagikan
Adinda Nurrizki
Berita Terkait
Kemenlu Tingkatkan Keamanan Diplomat di Peru, Tempatkan Keluarga Zetro Ke Lokasi Lebih Aman

Garda Terdepan Diplomasi Indonesia Jadi Sasaran Kriminal, DPR Dorong Pemerintah Segera Bertindak dan Jamin Keamanan Diplomat

Diplomat Zetro Tewas Ditembak di Peru, DPR Duga Ada Keterlibatan Geng Kriminal Internasional

Zetro Leonardo Purba Tewas Ditembak di Peru, Kemenlu Evaluasi Perlindungan Diplomat dan Staf KBRI

Kepolisian Peru Susun Rencana Pengepungan Pelaku Penembakan Diplomat RI Zetro Purba

KBRI Dili Minta Otoritas Timor Leste Usut Insiden Penembakan WNI di Perbatasan

785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

Calon Presiden Kolombia Miguel Uribe Meninggal Dunia, 2 Bulan setelah Ditembak di Kepala

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Penembakan di Incheon, Korea Selatan, Polis Sebut ‘Kejahatan Terencana yang Didorong 'Delusi'
