Akademisi Minta Pemerintah Segera Daftarkan Keroncong ke UNESCO

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Kamis, 10 Desember 2015
Akademisi Minta Pemerintah Segera Daftarkan Keroncong ke UNESCO

Musisi keroncong dari Berau Kalimantan Timur memainkan alat musik dalam Keroncong Week di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Jumat (10/4). (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Musik - Pengamat sekaligus akademisi musik Victor Ganap menyatakan bahwa musik keroncong merupakan produk asli Indonesia. Menurutnya, masyarakat Portugis tidak mengenal musik keroncong. Portugis hanya mewariskan alat musik cuk dan cak, dan di Indonesia diolah oleh warga setempat menjadi musik keroncong.

"Para pedagang Portugis membawa kavakinyo, nenek moyang dari gitar ukulele atau cuk dan cak. Ketika sampai di Indonesia, para pedagang tersebut ada yang menetap dan berkeluarga di sini, sehingga memperkenalkan gitar kavakinyo kepada penduduk setempat. Perkenalan tersebut direspon penduduk dalam bentuk musik yang kita kenal sekarang sebagai musik keroncong. Kepada kita, Portugis hanya mewariskan kavakinyo dan keroncong," jelas Victor saat jumpa pers Pasar Keroncong Kotagede 2015, di Omah Dhuwur Resto, Kotagede, DI Yogyakarta, Kamis (10/12).

Profesor yang mengajar di Institut Seni Indonesia (ISI) ini menyatakan bahwa musik keroncong banyak dikembangkan di Jawa. Pengembangan tersebut dilakukan dengan cara memasukkan unsur-unsur tradisional ke dalam balutan nuansa keroncong.

"Sebagai contoh, Kusbini menciptakan irama-irama keroncongnya berdasarkan gending-gending Jawa. Selain itu, Gesang yang berasal dari Solo menciptakan iramanya dengan nada dasar langgam-langgam mocopatan. Di sini, saya melihat musik keroncong selalu berhasil berkomunikasi dengan masyarakatnya sehingga bisa mengikuti perubahan zaman," ungkapnya.

Victor berharap, pemerintah bisa bertindak cepat untuk segera mendaftarkan musik keroncong sebagai warisan dunia. Hal ini lantaran generasi muda saat ini kurang meminati musik keroncong.

"Untuk bisa mendaftarkan produk lokal ke UNESCO, harus ada bentuk kegiatannya. Misalnya bagaimana masyarakat menghidupinya. Di Johor, salah satu negara bagian Malaysia, musik keroncong mulai diajarkan sejak SD. Maka bisa dibayangkan bagaimana 10 tahun ke depan generasi muda Malaysia sudah lebih mengenal keroncong. Padahal kan keroncong musik asli Indonesia dan berkembang di Jawa," pungkasnya. (fre)


BACA JUGA:

  1. Masyarakat Kotagede Gelar Pasar Musik Keroncong 2015
  2. 500 Tahun Sunan Kalijaga, Yogyakarta Gelar Festival Pathok Negoro
  3. Wisata Seni dan Budaya di Museum Sonobudoyo Yogyakarta
  4. Terealisasi, 296 Rumah Khas Majapahit Hidupkan Kembali Budaya Jawa
  5. Wisata Seni dan Budaya di Museum Sonobudoyo Yogyakarta
#UNESCO #Victor Ganap #Musik Keroncong #Yogyakarta #Pasar Keroncong Kotagede 2015
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Dieng Kini Berstatus Geopark Nasional, Pemerintah Didorong Fokus Kejar Pengakuan UNESCO Demi Cuan Global
Pencapaian status UNESCO Global Geopark akan membuka peluang yang jauh lebih besar bagi kawasan Dieng
Angga Yudha Pratama - Rabu, 03 Desember 2025
Dieng Kini Berstatus Geopark Nasional, Pemerintah Didorong Fokus Kejar Pengakuan UNESCO Demi Cuan Global
Indonesia
Presiden Prabowo Minta Setiap Kerdatangannya tak lagi Disambut Anak-Anak, Kasihan Lihat Kepanasan dan Ganggu Jam Sekolah
Prabowo memerintahkan Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menyurati para bupati dan wali kota terkait dengan arahan tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Presiden Prabowo Minta Setiap Kerdatangannya tak lagi Disambut Anak-Anak, Kasihan Lihat Kepanasan dan Ganggu Jam Sekolah
Indonesia
Gunung Merapi Keluarkan 4 Kali Awan Panas Guguran, Masyarakat Diminta Waspada
Teramati 4 kali awan panas guguran ke arah barat daya (Kali Krasak) dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter.
Dwi Astarini - Selasa, 11 November 2025
Gunung Merapi Keluarkan 4 Kali Awan Panas Guguran, Masyarakat Diminta Waspada
Tradisi
Daftar Raja Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta yang Dimakamkan di Imogiri
Makam Raja Imogiri atau Pajimatan Imogiri dibangun oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo pada 1554 Saka atau 1632 Masehi.
Dwi Astarini - Kamis, 06 November 2025
Daftar Raja Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta yang Dimakamkan di Imogiri
Tradisi
Astana Pajimatan Imogiri, Kompleks Permakaman Raja-Raja Mataram dari Dulu hingga Kini
Hingga kini, tradisi memakamkan raja keturunan Mataram di kompleks permakaman ini masih dilakukan.
Dwi Astarini - Kamis, 06 November 2025
Astana Pajimatan Imogiri, Kompleks Permakaman Raja-Raja Mataram dari Dulu hingga Kini
Indonesia
Mulai 2026, Jemaah Calon Haji Banten dan DIY Berangkat dari Embarkasi Cipondoh dan Yogyakarta
Siap memberangkatkan jemaah calon haji mulai 2026.
Dwi Astarini - Selasa, 28 Oktober 2025
Mulai 2026, Jemaah Calon Haji Banten dan DIY Berangkat dari Embarkasi Cipondoh dan Yogyakarta
Indonesia
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh
Stabilitas di daerah menjadi fondasi penting bagi kelancaran kehidupan masyarakat, penyelenggaraan pemerintahan, dan pembangunan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 11 September 2025
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh
Travel
Kartu Kuning 2 Tahun Berakhir, Geopark Kaldera Toba Kembali Raih Status Kartu Hijau UNESCO
Status kartu kuning yang diberikan UNESCO kepada Taman Bumi (Geopark) Kaldera Toba di Sumatera Utara sejak 2023 silam akhirnya resmi berakhir.
Wisnu Cipto - Rabu, 10 September 2025
Kartu Kuning 2 Tahun Berakhir, Geopark Kaldera Toba Kembali Raih Status Kartu Hijau UNESCO
Indonesia
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi
KAI Daop 6 Yogyakarta telah melayani 219.400 penumpang selama long weekend Maulid Nabi.
Soffi Amira - Selasa, 09 September 2025
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi
Indonesia
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Kebebasan menyampaikan pendapat melalui unjuk rasa dijamin oleh konstitusi
Angga Yudha Pratama - Selasa, 02 September 2025
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Bagikan