Ahli Patologi: Kematian Mirna Bukan Karena Sianida


Sidang kasus kopi sianida (Foto: MerahPutih/Yohanes Abimanyu)
MerahPutih Megapolitan - Ahli Patologi Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Queensland, Prof. Dr. Beng Ong melontarkan pernyataan mengagetkan semua pihak. Ia menyebut kasus kematian Wayan Mirna Salihin bukan disebabkan oleh racun sianida.
"Saya mengatakan bahwa kematian kemungkinan besar bukan disebabkan oleh racun sianida," kata Beng Ong saat memberi kesaksian di ruang sidang Pengadilan Negeri, Jakarta Pusat, Senin (5/9).
Beng Ong menjelaskan dari tiga analisis terakhir melahirkan kesimpulan tersebut. Berdasarkan pengetahuannya dan literatur kasus yang ia baca, biasanya orang yang tewas karena sianida di lambung terdapat 1000 miligram perliter atau bahkan lebih senyawa NaCn (natrium sianida). Sementara dalam lambung Mirna, hanya terdapat 0,2 miligran perliter sianida.
"(Jika seseorang tewas karena sianida) Tingkat sianida yang ditemukan di lambung bisa mencapai 1000 miligram perliter, dan saya mengacu pada laporan kasus (Mirna) hanya ada 0,2 miligram perliter sianida. Pada lambung, tingkatnya sangat rendah," terangnya.
Lebih lanjut, Beng Ong mengatakan organ hati dan empedu orang tewas disebabkan racun sianida akan mengandung racun tersebut. Namun sifat sianida dapat dipastikan menguap pasca kematian. Hal itu berarti kandungan sianida menghilang begitu saja.
"Selain lambung, kandungan sianida yang dijumpai pada hati dan empedu harusnya positif. Kematian dapat mengurangi tingkat sianida, tetapi biasanya tidak akan mengurangi hingga pada tingkat yang tidak dapat dideteksi," jelasnya.
Dalam kasus Mirna, Ahli Toksikologi Forensik dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Kombes Nur Samran Subandi menyatakan pemeriksaan terhadap sampel jaringan empedu dan hati Mirna negatif mengandung sianida.
"Hasil pemeriksaan empedu dan hati seharusnya positif. Dan sebagaimana hasil pemeriksaan toksikologi, dalam barang bukti nomor 5 yang diambil dari lambung (Mirna) hanya 0,2 miligram perliter. Padahal kalau keracunan sianida harusnya (dosis sianida pada korban) 1000 atau ratusan miligram," bebernya.
Beng Ong mempertanyakan racun sianida bisa ditemukan pada lambung mirna. Ia mencoba untuk menerangkan sianida dapat muncul pasca kematian seseorang. Analisa tersebut didasarkan pada hasil sebuah simposium internasional berjudul 'Diagnostik Forensik dari Keracunan Sianida Akut' tahun 1972.
"Dari artikel ini, adalah mungkin 0,2 miligram perliter sianida di tubuh (Mirna) diakibatkan oleh dihasilkan ya sianida pasca kematian. Ada hasil simposium di bidang toksikologi tahun 1972 yang membahas produksi sianida pasca kematian. Simposiumnya memang sudah lama, tapi hingga hari ini tidak ada teori yang membantah," pungkasnya. (Abi)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Punya Bukti Baru, Jessica Wongso Minta Doa PK-nya Dikabulkan
Jessica Wongso Tetap Daftarkan PK Meski Sudah Bebas Bersyarat

Jaksa Siap Hadapi Babak Baru PK Jessica Wongso
Menkumham Baru Persilakan Jessica Wongso Ajukan PK

Kuasa Hukum Jessica Wongso Ngotot Ajukan PK, Ini Alasannya
Jessica Wongso: Di Hati Saya Sudah Tidak Ada Lagi Kebencian
Tampil ke Publik Usai Bebas, Jessica Wongso: Maaf Saya Grogi
Otto Hasibuan: Jessica Wongso Bebas Karena Super Berkelakuan Baik
