Adian PDIP: Elit Politik Tunggangi Aksi Demonstrasi Mahasiswa 20 Mei
Sejumlah mahasiswa dari Forum Komunikasi Mahasiswa Se-Indonesia (FKMI) berunjukrasa di depan gedung DPRD, Malang, Jawa Timur, Kamis (30/4). (antara foto)
MerahPutih Politik - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu menuding aksi mahasiswa pada tanggal 20 Mei yang berniat melengserken Presiden Joko Widodo dari tampuk kekuasaan bukanlah aksi murni dari gerakan mahasiswa.
"Aksi mahasiswa yang instan tanpa dibarengi pengorganisasian rakyat umumnya didesain oleh pelaku politik untuk tujuan mereka," kata Adian di Jakarta, Senin (18/5).
Adian yang juga salah satu aktivis pergerakan 1998 menambahkan gerakan mahasiswa tiap tahun punya beberapa kali momentum aksi rutin, misalnya 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, 9 Desember hari anti korupsi, 10 Desember peringatan hari HAM. Jadi bisa dikatakan siapapun Presidennya, setiap tanggal-tanggal itu pasti akan ada aksi mahasiswa tanpa harus disiapkan ini dan itu, seperti juga pada tahun ini.
Mengetahui hal itu, para pelaku politik di luar maupun lingkaran dalam Istana berusaha gunakan aksi rutin ini untuk dapatkan keuntungan politik ataupun ekonomi.
"Trik negosiasi tekan menekan biaya murah dengan memplesetkan isu dari aksi rutin mahasiswa," sambung Adian.
Lebih lanjut aggota DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat V menambahkan, aksi-aksi gerakan mahasiswa dalam sejarah di Indonesia kerap digunakan para politisi untuk memanaskan situasi dan menciptakan legitimasi menuju tampuk kekuasaan.
Dari banyak aksi yang dilakukan, hanya gerakan 1998 yang mampu menumbangkan rezim Orde Baru yang sedang berkuasa. Namun demikian gerakan mahasiswa selalu ditunggani oleh kepentingan atau elite politik. Aksi mahasiswa tahun 1966 misalnya, saat mahasiswa berhasil menumbangkan Presiden Sukarno, aksi mahasiswa segera diambil alih kekuatan militer.
Kemudian aksi mahasiswa tahun 2001 yang menurunkan Presiden Abdurrahman Wahid juga ditunggani oleh elite politik. Abdurrahman Wahid jatuh, namun yang menggoreng isu tersebut adalah kalangan DPR RI bukan mahasiswa.
"Aksi 20 Mei juga sama, bukan untuk kepentingan rakyat, melainkan untuk kepentingan mereka (elite politik_red)," tandas Sekjen Pena 1998. (bhd)
BACA JUGA:
Pengamat: Penggulingan Presiden 20 Mei Isu "Abal-abal"
Grup Pembenci Jokowi Tumbuh Subur di Facebook
6 Bulan Jadi Presiden, Pengangguran Tambah Banyak
Jokowi Bukan Bandung Bondowoso
Jokowi Panggil Ketua Forum Komunikasi Waria Indonesia ke Istana
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Bupati Ponorogo Ditangkap KPK, PDIP: Kami Minta Maaf karena Dia tak Amanah
Implementasi PP 47/24 Masih Rendah, Pemerintah Didesak Percepat Penghapusan Piutang Macet UMKM
Sumpah Pemuda Harus Jadi Semangat Kepeloporan Anak Muda
Peringatan Sumpah Pemuda, PDIP Tegaskan Komitmen Politik Inklusif bagi Generasi Muda
Ribka Tjiptaning Nilai Soeharto tak Pantas Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Dianggap Pelanggar HAM
Soal Dugaan Korupsi Proyek Whoosh, PDIP: Kita Dukung KPK, Diperiksa Saja
PDIP Sebut Ada Niat Jahat jika Utang KCJB Dikaitkan dengan APBN
PDIP Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, FX Rudy Sebut itu Harapan Masyarakat
Bonnie Triyana Tegaskan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Mencederai Cita-Cita Reformasi
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan, Politisi PDIP: Aktivis 1998 Bisa Dianggap Pengkhianat