12 Juta Dolar Tebusan Keluar Anggota ISIS

Fredy WansyahFredy Wansyah - Jumat, 13 Maret 2015
 12 Juta Dolar Tebusan Keluar Anggota ISIS

Foto kombinasi dari potongan video di situs Kelompok Intel SITE, Kamis (26/2), menunjukkan seorang militan dengan tutup kepala hitam (kanan) yang telah teridentifikasi oleh The Washington Post.

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Internasional - Banyaknya perempuan yang tergiur masuk kelompok Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) diduga karena interaksi di media sosial. Mulai dari perempuan Asia, Afrika, Amerika, hingga Eropa. (Baca Juga: Menko Polhukam Akui Banyak WNI Gabung ISIS)

Dua motif utama perempuan tergiur masuk ISIS ialah tawaran nilai agama versi ISIS dan nilai tawar dana kehidupan. "Ada motif ekonomi dan motif teologi," kata pengamat intelijen dan teroris, Wawan Purwanto, di Jakarta, Kamis (13/3).

Secara teologi, daya tarik ISIS ialah perjuangan keagamaan versi ISIS. Selanjutnya, perempuan diajak menikah untuk memperjuangkan bersama-sama. (Baca Juga: Wawan Purwanto: ISIS Tawari WNI Gaji Rp 140 Juta)

Setelah bergabung, tak sedikit pula perempuan yang menyesal. Akhirnya, perempuan yang terpesona meminta keluar dari kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi. Oktober 2014 lalu, dua perempuan muda Austria, Samara Kesinovic (16) dan Sabina Selimovic (15), menyatakan menyesal masuk ISIS dan meminta untuk dipulangkan ke negaranya, seperti disiarkan harian Osterreich.

Sementara itu, pengamat politik Timur Tengah, Dina Y Sulaeman, menyatakan, dua perempuan Italia juga menyesal masuk ISIS. "Kedua wanita ini awalnya ‘terpesona’ pada jihadis lewat internet dan datang ke Suriah. Lalu menyesal dan minta dipulangkan. Italia harus membayar 12 Juta Dollar sebagai tebusan," tulis alumnus Sastra Arab Universitas Padjadjaran ini, di laman internet pribadinya.

Dina juga menyoroti perempuan Indonesia yang tak sedikit terpesona dengan ISIS. Perempuan Indonesia dianggap lebih mudah terpesona kehidupan ISIS melalui internet. (Baca Juga: BNPT: Waspadai 9.800 Website Teroris ISIS)

"Khusus utk perempuan Indonesia, saya amati dari komentar-komentar mereka di media sosial, mereka mengira kehidupan di bawah rezim ISIS adalah kehidupan yang baik-baik saja," tambah ibu dua anak ini.

Dina memperkirakan, perempuan yang bergabung ke ISIS tidak akan bertahan lama. "Hanya sedikit perempuan yang mau tinggal di negara ISIS. Selama mereka masih punya sedikit otak dan hati, lambat laun mereka akan sadar sudah dibodoh-bodohi," imbuh Dina. (fre)

#Terorisme #Wawan Purwanto #ISIS
Bagikan
Ditulis Oleh

Fredy Wansyah

Berita Terkait

Indonesia
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Uji Lab Puslabfor akan memastikan serbuk tersebut, sementara motif bullying santer jadi dugaan penyebab aksi ini
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Indonesia
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Terduga pelaku ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, yang berstatus ABH dan diduga korban bullying, telah dioperasi karena luka berat di kepala dan dirawat intensif di ICU
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Indonesia
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Polri bersama dengan TNI masih mendalami insiden ledakan dalam bangunan SMAN 72 Jakarta yang berada di dalam Kompleks TNI AL, Jakarta, Jumat siang.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 07 November 2025
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Indonesia
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Yusril menyebut pemerintah tidak menetapkan target waktu penyelesaian, karena hal ini tidak termasuk prioritas yang harus segera dirampungkan.
Angga Yudha Pratama - Kamis, 09 Oktober 2025
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Indonesia
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
Mereka diketahui aktif menyebarkan propaganda serta ajakan melakukan aksi teror melalui media sosial, baik dalam bentuk unggahan tulisan, gambar, maupun video yang mengarah pada dukungan terhadap Daulah ISIS.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
Indonesia
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
BNPT akan mencoba mencari korban sesulit apapun mengingat kejadiannya lebih dari 10 tahun.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Seorang pegawai Kementerian Agama ditangkap Densus 88 atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Bagikan