Ternyata Segini Usia Pakai Baterai Kendaraan Listrik


Usia pakai baterai kendaraan listrik bisa mencapai 5.000 kali pengisian daya. Foto: Unsplash/JUICE
MerahPutih.com - Peneliti memprediksi usia kendaraan listrik (EV) bisa bertahan selama 18-20 tahun. Kemudian, usia pakai baterai kendaraan listrik berkisar antara 3.000 hingga 5.000 kali pengisian daya.
Hal itu diungkapkan oleh peneliti senior International Council on Clean Transportation (ICCT), Georg Bieker, dalam video telekonferensi di Jakarta, Rabu (28/2).
"Kalau kami aplikasikan kedua data ini ke dalam capaian jangkauan jarak tempuh, pengguna EV dapat dengan mudah dibawa hingga 1 juta kilometer, ini sangat jauh," kata Bieker dalam acara 'Workshop Media: Course to Zero (Emissions)', Jakarta Pusat, Rabu (28/2).
Baca juga:
Berdasarkan hasil studi ICCT, kendaraan listrik memiliki jangkauan tempuh lebih terbatas dibandingkan kendaraan berbasis mesin pembakar bahan bakar minyak (BBM) internal atau 'Internal Combustine Engine' (ICE).
Namun, usia pakai yang jauh lebih lama karena adanya bagian-bagian komponen penggerak yang lebih sederhana, jika dibandingkan dengan kendaraan berbasis ICE yang memiliki komponen-komponen lebih rumit.
Kelebihan lainnya adalah daur ulang komponen-komponen penggerak kendaraan listrik juga dimungkinkan. Misalnya baterai, kalau didaur ulang maka kita bisa mendapat kembali nikelnya, kobalt. Kemudian, bahan-bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat baterai.
"Jadi dapat menggunakan kembali material-material itu untuk pabrikan baru," kata Bieker.
Belum lagi, menghitung risiko biaya pencemaran, seperti perawatan kesehatan pernapasan setelah menghirup gas buang dari kendaraan ICE. Itulah sebabnya mengapa EV disebut memiliki suatu siklus hidup yang lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan ICE.
Elektrifikasi penuh armada kendaraan global ditambah jaringan listrik bebas energi fosil diperlukan untuk membatasi pemanasan global di bawah dua derajat celsius.
Baca juga:
Insentif PPN DTP Kendaraan Listrik Berlaku Hingga Desember 2024

Kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) lebih direkomendasikan untuk mencapai target tersebut, dibandingkan jenis 'fuel-cell electric vehicle' (FCEV) atau hibrida, dan kendaraan hibrida yang memakai colokan isi daya ('plug-in hybrid').
"Meskipun 'hybrid' dan 'plug-in hybrid' menawarkan efisiensi energi, tapi mereka tetap masih mengandalkan penggunaan (relying on use) energi fosil," kata Bieker.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarves), Rachmat Kaimuddin menjelaskan, pemerintah mendukung elektrifikasi pada sektor transportasi.
Hal itu dikarenakan konsumsi energi fosil yang menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca dan polusi udara.
"Konsumsi energi fosil yang masih tinggi pada sektor industri dan sektor transportasi. Keduanya memberi dampak terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca dan polusi udara," kata Rachmat. (*)
Baca juga:
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Kendaraan Listrik Makin Marak di Indonesia, DPR Dorong Pemerintah Optimalkan Potensi Bisnis Pergantian Baterai

BAIC BJ30 Unjuk Gigi di GIIAS Bandung 2025, Ada Harga Khusus Buat 500 Pembeli Pertama!

IMOS 2025 Ditutup, Sukses Catat Lebih daripada 103 Ribu Pengunjung

JAECOO J8 ARDIS Guncang GIIAS Semarang, Hadir dengan Sederet Desain Premium Hingga Fitur Canggih

Kronologis Tewasnya Pekerja Lepas BRIN di Lokasi Penelitian Sesar Aktif Demak

Pekerja Lepas Tewas di Lokasi Penelitian Sesar Aktif, Polres Demak Pastikan Bakal Periksa BRIN
Panduan Lengkap Mengunjungi IMOS 2025: Tiket, Parkir, dan Fasilitas

BAIC Meriahkan GIIAS Semarang 2025, Luncurkan BJ30 Hybrid
Sudah Dibuka, Kemenperin Harap IMOS 2025 Jadi Pendorong Inovasi bagi Industri Otomotif Nasional

IMOS 2025 Resmi Dibuka: Pamerkan Motor Terbaru, Teknologi Canggih, hingga Inovasi Industri Roda Dua
