SURYA Dini 'Insomnia' sempat setengah berkelakar ragu berkait keberlangsungan Podkesmas (Podcast Kesehatan Masyarakat) di season kedua. "Tapi ada enggak nih season dua?" Kata penyiar radio kelahiran Jakarta, 9 Desember 1986, di sesi terakhir podcast bertajuk Thanks For This Season! pada 23 Januari 2020.
Ia merasa sangat senang menjadi podcaster bersama ketiga rekan berlatar belakang penyiar radio, Ananda Rusdiana (Omesh), Imam Darto, dan Angga Nggok.
Baca juga:
Podkesmas terbentuk pada Oktober 2019 saat keempat personel semula ingin membentuk grup Whatsapp khusus touring motor. Nama Podkesmas merupakan pelesetan dari nama Puskesmas. Dari ide tersebut, Imam Darto memberi singkatan menjadi Podcast Kesehatan Masyarakat.
Semenjak ada Podkesmas, menurut Surya, hidupnya menjadi lebih bahagia. "Bisa (ngomong) nyampah. Soalnya enggak bisa melakukan ini (nyampah) di televisi dan radio," kata Surya merasa Podkesmas bagian melepas stres setelah kerja seharian di radio dan televisi. "Eh kapan sih kita take lagi".

Setelah itu, Podkesmas memang jeda cukup lama. Mereka hanya mengeluarkan dua edisi kompilasi. Keempat personel di masa jeda malah lebih sering tampil di pelbagai kanal YouTube sebagai bintang tamu.
Di sana, mereka menyampaikan prestasi mencapai tempat teratas se-Asia dan merencanakan akan menjadi medium para podcaster Indonesia berkembang. Rencana telah dirancang dan mulai dijalankan pada season dua.
Namun, rencana buyar begitu COVID-19 tiba di Indonesia. Pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Masyarakat diminta tetap di rumah; sekolah, kuliah, dan bekerja dari rumah.
“Pandemi datang pas musim kedua kita," kata Imam Darto kepada merahputih.com membenarkan. Darto dan ketiga rekan lain bersepakat terus menelurkan konten di tengah industri hiburan nan terdampak COVID-19
Banyak pekerja, baik di depan maupun di belakang layar kena imbas. Cerita tentang selebriti memutar otak agar dapur terus mengepul tumbuh subur. Podkesmas pun harus beradaptasi.
Mereka berusaha beradaptasi secara bertahap membuat konten. "Coba nge-take di samping rumah gue, di lapangan jadi kita take-nya outdoor dengan mixer di tengah dan menjaga jarak". Ternyata ada kendala lain. Hujan. Mereka pun sepakat merekam konten di tempat usaha Omesh nan kebetulan sedang tutup sementara.

“Kami justru memberanikan diri membuat konten di bulan Ramadan, di samping tetap dengan konten reguler kita," kata pria kelahiran 12 November 1982 itu. "Kami berpikir orang-orang lagi banyak di rumah terus. Mereka membutuhkan konten lebih banyak lagi dan ternyata reaksinya pun bagus.”
Di saat beberapa pembuat konten tergagap-gagap di masa pandemi, Podkesmas malah mengembangkan sayap dari audio merambah visual. Mereka merekam video berdurasi sekira 7 menit di YouTube. Selain bisa survive, Podkesmas pun berhasil mewujudkan rencana nan sempat tertunda begitu pemerintah melonggarkan PSBB.
Pandemi di satu sisi membuat situasi sulit, namun di lain sisi memunculkan beragam peluang. Terbukti ketika merayakan hari jadi satu tahunnya. Podkesmas mengadakan Podkesclass mengajak 1.000 podcasters di Indonesia berpatisipasi.
“Salah satu goal kita dari Podkesclass itu ingin berbagi ilmu, karena buat kita semakin ramai ekosistemnya semakin bagus ke depannya," tutur penulis skenario film Pretty Boys tersebut. Selain membentuk ekosistem, lanjut Darto, kegiatan tersebut ingin memetakan podcaster Indonesia. "Ketika selesai Podkesclass, para podcasters tersebut bikin grup Whatsapp pada akhirnya, dan akan ada lagi rencananya, kita lagi menyiapkan."

Berkah tersebut masih berlanjut ketika Podkesmas mendapat tawaran dari Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia) untuk membuat siaran podcast di alam terbuka atau Podcamp: Podkesmas Camping.
Ide Podcamp, lanjutnya, semula ingin menggabungkan kegemaran para personel menunggang kuda besi dan kegiatan berkemah. “Eh tertunda karena pandemi," tuturnya. Tiba-tiba muncul tawaran dari Kemenparekraf mengisi acara di Bali. "Sekalian aja kita wujudkan ide waktu itu direncanakan".
Baca juga:
Tidak hanya itu, pada bulan Juni 2020, keempat personel sepakat untuk melebarkan sayapnya dengan mendirikan sebuah agensi podcast bernama ‘Podkesmas Asia Network’. Sogi Indra Dhuaja ditunjuk sebagai manajer Podkesmas.
Sampai saat ini, menurut Sogi Indra Dhuaja, tercatat ada Podcast Pemain Cadangan (Udjo Project Pop dan Augie Fantinus) dan odcast GJLS (Rigen Rakelna, Hifdzi Khoir, dan Ananda Rispo) bergabung di Podkesmas Asia Network, serta segera menyusul PPK (Podcast Pisces Kumpul), Podcast Awal Minggu (Adriano Qalby), Podcast Malam Kliwon.

Secara praktik, lanjut Sogi, pemasukan melalui YouTube memang mengandalkan iklan sesuai algoritma secara otomatis. Sementara podcast, sambungnya, masih belum seperti YouTube sehingga manajemen mendekat kepada pengiklan.
“Saat ini, dapat uangnya dengan cara bisa mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan dari brand ataupun pihak-pihak membutuhkan ekspos di podcast kita,” tambahnya.
Di awal Desember 2020, Spotify kembali mengeluarkan Spotify Wrapped, sebuah program tahunan didedikasikan untuk para pendengar. Program tersebut menjadi navigasi bagi pendengar melihat riwayat setahun belakangan. Bedanya, di tahun 2020 ada kategori podcast.

Di kategori perdana tersebut, Podkesmas meraih posisi puncak. Di masa sulit pandemi, Podkesmas memberi contoh kepada banyak orang keterbatasan bukan halangan mengejar mimpi.
Dari kerja keras tersebut, merahputih.com menganugerahkan Podkesmas sebagai salah satu Top 10 Survivor of The Year, berkat perjuangan mereka saat melalui situasi sulit di masa pandemi 2020 ini.
“Terima kasih untuk merahputih.com. Sungguh sebuah kehormatan melihat kami seperti itu. Kami bisa memanfaatkan satu gelombang orang jarang lihat, dan ada juga faktor keberuntungan selain kerja keras dan para pendengar. Terima kasih mudah-mudahan ini bisa menginspirasi untuk siapapun bahwa kita bisa survive dalam kondisi apapun,” tutup Darto. (far)
Baca juga: