TPN Lapor Kejanggalan Aplikasi Sirekap KPU ke Bawaslu


Aplikasi Sirekap KPU untuk penghitungan suara Pemilu 14 Februari 2024 di setiap kelompok penyelenggara pemungutan suara pemilu. ANTARA/HO-KPU
MerahPutih.com - Tim Pemanangan Nasional (TPN) Ganjar–Mahfud mengingatkan aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) berbasis teknologi yang digunakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Pemilu 2024 kali ini masih rawan kelemahan dan kejanggalan pada proses input data.
"Dalam berbagai simulasi terdapat penyimpangan yang harus segera diperbaiki, karena kita menganut asas ‘one person, one vote, one value’,” kata Wakil Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Firman Jaya Daeli, dalam jumpa pers di Media Center TPN, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Senin (12/2).
Baca Juga:
Hitung Hasil Pilkada, Hanya 20 Persen PPK Gunakan Teknologi Sirekap KPU
Firman mencontohkan misalnya dalam simulasi penghitungan suara secara konvensional paslon 01, 02, dan 03 masing-masing sama-sama mendapat 93 suara. Namun, lanjut dia, saat diinput dalam aplikasi KPU terjadi perbedaan signifikan, misalnya paslon 01 tetap di 93 suara, tapi paslon 02 menjadi 97 suara, sementara paslon 03 justru turun jadi 92 suara.
“Itu baru di satu tempat. Jika tak diperbaiki, hal ini jadi masalah serius yang berdampak pada kualitas pemilihan umum kita yang seharusnya bersandar dan berbasis pada kejujuran,” ujarnya.
Lebih jauh, Firman menegaskan persoalan ketidakakuratan aplikasi Sirekap ini tidak hanya menguntungkan atau merugikan paslon tertentu, tetapi hak-hak konstitusional rakyat. “Yang rugi adalah rakyat. Dalam kenyataan sesungguhnya,” ujarnya.
Baca Juga:
Simak Cara Cek Online Lokasi TPS Langsung Sambung Google Maps
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Eksekutif Kedeputian Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Finsensius Mendrofa, menambahkan fakta yang sama dari hasil simulasi Sirekap bahwa terjadi kenaikan perolehan suara di paslon 02 dan pengurangan suara di paslon 03.
Menurut dia, Kedeputian Hukum TPN Ganjar-Mahfud telah melaporkan persoalan kelemahan aplikasi ini kepada Bawaslu dan mengajukan tiga permohonan. Pertama, agar Bawaslu menaruh atensi dan melakukan investigasi.
Kedua, agar Bawaslu turut serta dalam pengawasan secara langsung seperti adanya kajian tim Teknologi Informasi berkaitan dengan aplikasi ini. Ketiga, dilakukan uji coba simulasi antara KPU dengan Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud.
“Kami sudah mendapat tanda terima laporan dari Bawaslu dan kami juga punya bukti hasil simulasi berkaitan adanya penambahan suara di salah satu paslon dan pengurangan di salah satu paslon. Kami punya bukti di berbagai simulasi,” paparnya. (Pon)
Baca Juga:
H-1 Pemilu, Ribuan Aparat TNI-Polri Sudah Mulai Disebar ke TPS
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Surat Suara Bekas Pemilu 2024 Laku Dijual Rp 210 Juta dalam Lelang Daring

DKPP akan Luncurkan IKEPP 24 Oktober 2024
Artis Jadi Ketua Tim Sukses Pilkada Hanya Buat Naikkan Popularitas

Suka Cita Rayakan Pelantikan Anggota DPRD DKI Jakarta Periode 2024-2029

Puan Sebut Pemilu 2024 Harus Menjadi Koreksi

Puan Sesalkan Rakyat tidak Pernah Benar-Benar Berkuasa

Jamin Keselamatan Petugas Ad Hoc di Pilkada, Pemprov DKI Diminta Gandeng BPJS

Tak Setorkan LHKPN, 6.969 Caleg Terpilih Pemilu 2024 Berpotensi Gagal Dilantik

Caleg Terpilih Pemilu 2024 Belum Lapor LHKPN Terancam Batal Dilantik

KPU DKI Rekapitulasi Ulang Pileg DPRD di 233 TPS Cilincing
