JULUKAN 'muda dan berbahaya' sepertinya cocok diberikan untuk rapper asal Wamena, Jayawijaya Parulian Nababan atau yang lebih dikenal dengan nama Joe Million. Memulai karir di usia belia, Joe memilih jalur musik hip-hop ketimbang pekerjaan terdahulunya di Bursa Efek Indonesia.
Lahir 1992 di Tanah Papua, Orangtua Joe bermigrasi ke Wamena dari Medan, lalu pindah ke Jayapura saat ia menginjak usia tiga-empat tahun. Joe menghabiskan tujuh belas tahun di Papua, sebelum akhirnya kuliah dan bekerja di Pulau Jawa.
Latar belakang itu sontak menjadikannya rapper dengan logat Papua yang kental, sekaligus salah satu yang paling 'berbahaya' di skena hip-hop lokal.
Baca juga:
Rima Cerdas Sarat Makna Persembahan Laze di ‘Puncak Janggal’
Lebih dari lima tahun berkecimpung di kancah musik hip-hop, Joe telah menghasilkan beberapa mixtape, single, EP dan yang paling terbaru adalah album bertajuk VANDAL pada 4 Desember 2020.
“Sebenarnya memang inginnya dirilis 29 November kalau berdasarkan Spotify, tapi enggak sih, akhirnya pertama kali on air atau live itu 4 Desember 2020 di YouTube, pertama kali,” ucap Joe Million saat dihubungi Merahputih.com, Minggu (13/12).
Total 11 peluru (lagu) yang siap ditembakkan ke telingamu, saat mendengar ketukan hard boom ganas ciptaan Mardial yang berperan sebagai produser di album ini. Serasi dengan rima agresif dengan lirik yang tajam dari Joe Million. Album VANDAL juga berkolaborasi bersama beberapa rapper, mulai dari Dzulfahmi, Kay Oscar hingga Matter Mos.
Perjalanan hidup tidak membuatnya lupa di mana ia dibesarkan, pemilihan lirik dengan logat Papua menjadi ciri khas di beberapa lagunya. Seperti lirik “Pindah anjing pindah bangsat, kas tinggal sa sendiri jangan, berdiri di tengah menutup jalan, tampar ko pipi kiri dan kanan” pada lagu Kebanyakan Sinte, juga pada penggalan lirik “Jangan coba testes menyanyi ko tra cocok, stop sudah melucu ko itu sudah lelucon” di lagu Fight Club.
View this post on Instagram
“Awalnya ingin kerjain bareng beberapa produser namun kurang srek, nah, Mardial kirimin 20 beat ke gue, gue isi dan akumulasikan jadi 11 track dan akhirnya dijadiin album, VANDAL,” lanjut Pria yang menempuh pendidikan lanjut di Institut Teknologi Bandung.
Jika di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata vandal diartikan sebagai perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya. Joe memiliki arti tersendiri untuk kata itu lewat albumnya yang berisikan pesan untuk para pendengarnya.
“Vandal disini sebenarnya adalah temboknya hidup gue, coretannya adalah tindakan gue, jadi bisa dibanyangkan vandal yang gue maksud kira-kira kehidupan gue yang dicoret-coret dengan tindakan gue sendiri, tapi gue bisa bikin sesuatu yang jelek itu menjadi lebih estetik dengan cara penceritaan gue,” jelas Joe.
Baca juga:
Lewat Lagu, Gabriel Mayo dan Dita Permatas Dukung Kampanye Antikekerasan Seksual
Joe Million berhasil survive melalui ombak pandemi yang membuat beberapa pekerja seni terhenti sesaat dalam menghasilkan karya. Bahkan, Ia tuntas menghasilkan album di 2020 ini.
Sebelum pandemi ini membuat dunia serasa berhenti berputar, bersama Indra Menus salah satu pelaku penting di kancah musik noise Indonesia, Joe melakukan tur keliling Eropa (Perancis, Belgia dan Swiss) pada Desember 2019. Perjalanan itu terangkum secara apik dalam video dokumenter berdurasi 16.16 menit.
Bukan hanya soal menghasilkan karya semata, Joe juga memiliki program Buku untuk Papua. Setiap buku bacaan apapun yang terkumpul dari program ini akan ia kirim ke Papua, guna meningkatkan pendidikan masyarakat di sana. Bagi kamu yang ingin ikut membantu program ini, bisa langsung menghubungi akun Instagram @joemillionraps.
“Sebelumnya gue sudah kirim sekitar tiga ratusan buku, sekarang gue masih kumpulin lagi baru puluhan gitu, karena gue inginnya sekali kirim itu banyak untuk menghemat ongkosnya, harapan gue minimal ratusan buku baru gue kirim kembali,” ucap Pria yang sekarang bekerja sebagai administrasi di salah satu perusahaan kontraktor.
Di akhir wawancara, Merahputih.com bertanya tentang arti survive bagi seorang Joe Million. “Simpel, survive itu sebenarnya harus bisa memenuhi kebutuhan lo dan tidak menjadikan kesusahan apapun dalam hidup lo, menjadi alasan untuk tidak melanjutkan apa yang lo suka. Lo bisa dibilang survive kalau lo bisa memenuhi keinginan lo dan jangan menyalahkan keadaan,” tutupnya. (far)
Baca juga: