Tangyuan, Makanan Penutup Wajib saat Perayaan Imlek


Ada alasan mengapa tangyuan jadi makanan penutup wajib saat Imlek. (Foto: Unplash/@zheng juan)
SELAMA perayaan Tahun Baru Imlek, ada segudang tradisi yang pantang untuk dilewatkan. Semuanya harus ditaati dan sebisa mungkin dijalankan agar memberikan peruntungan baik di tahun yang baru. Pilihan hidangan di atas meja makan pun termasuk di dalamnya.
Berdasarkan tradisi, ada sejumlah makanan wajib yang harus dikonsumsi pada hari perayaan. Kabarnya, hidangan tersebut akan membawa berkah baik sepanjang tahun.
Seperti misalnya ikan, ayam, dan mi yang melambangkan umur panjang, kemakmuran, serta kebersamaan. Selain makanan utama, ada pula dessert khas bernama tangyuan yang wajib disantap.
Baca juga:

Tangyuan merupakan makanan penutup khas Tionghoa yang terbuat dari tepung beras dan air. Seringkali dianggap sebagai kue mochi beku atau di Indonesia mungkin kamu kenal dengan sebutan ronde. Bahkan berdasarkan sejarah, kabarnya wedang ronde memang terinspirasi dari tangyuan.
Sekilas, tiga kudapan itu terlihat mirip karena bahan utamanya sama, namun ada sedikit hal yang membedakannya. Mengutip laman Mashed, Tangyuan berbentuk lebih padat dan dapat diisi dengan makanan lain. Seperti kacang tanah dengan sedikit gula, wijen hitan, atau pasta kacang merah. Atau isian lain yang jika direbus tidak akan kehilangan rasanya.
Ada beberapa alasan mengapa tangyuan wajib dkonsumsi pada perayaan Imlek. Hal ini tidak terlepas karena makna di baliknya. "Dalam bahasa Tionghoa, kata 'tang yuan' secara harfiah diterjemahkan menjadi sup bola nasi dan frasa ini terdengar sangat mirip dengan kata reuni yang berarti bahwa keluarga itu lengkap," terang editor Frank Ye pada Vice.
Baca juga:

Lebih lanjut Ye menuturkan bahwa di zaman sekarang ini, mungkin satu-satunya waktu dalam setahun ketika anggota keluarga benar-benar bisa bersama adalah ketika perayaan tahun baru. "Jadi makan tangyuan adalah cara untuk menegaskan kembali pentingnya keluarga dan kebersamaan dengan keluarga," tutupnya.
Biasanya tangyuan dibuat dengan cara direbus dan disajikan dalam sup jahe manis. Namun, ada pula beberapa keluarga yang memodifikasinya. Alih-alih menjadikannya makanan penutup dengan rasa yang manis, mereka mengolahnya jadi bagian dari sup gurih untuk makanan utama. Isiannya pun ikut berubah menjadi daging untuk menyesuaikan hidangan. Meskipun begitu, makna dan cerita di baliknya tetap tidak berubah. (sam)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber

Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B

Coco Series dari Roemah Koffie Dikenalkan di Athena, Membawa Ciri Khas Tropis

Ahhh-fterwork Hadirkan Perjalanan Multisensori nan Penuh Petualangan, Ditutup Sesi Omakase Memanjakan Lidah

Remaja China Kencingi Kuah Hotpot, Diharuskan Ganti Rugi Rp 4,7 Miliar

'Demon Slayer: Infinity Castle' Jadi Inspirasi Kolaborasi Menu Minuman Eksklusif

Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Oase Seribu Rasa di Arena Lakeside Kemayoran, Sajikan Kelezatan Nusantara dan Asia Tenggara dengan Sentuhan Modern
