BERWARNA merah, berbentuk serupa tempurung kura-kura, berisi kacang hijau tanpa kulit dihaluskan, dan disajikan di atas daun pisang, membuat kue Ku tampak mencolok dibandingkan camilan lain di atas altar persembahan di Klenteng.
Selain rasanya lezat, kue Ku biasanya dibuat dan disajikan untuk melengkapi sarana sembahyang. Hayo, siapa yang sering menyantap kue ini tapi tidak tahu namanya?
Baca juga:

Meski keberadaannya sudah cukup populer di belantara budaya kita, kue Ku rupanya bukanlah camilan kue asli nusantara. Konon katanya, kue ini dibawa masuk oleh warga dari dataran Tiongkok yang hijrah dan menjalani kehidupan di Indonesia. Bentuknya pun cukup unik dan berbeda dari kue biasanya, yakni agak bulat lonjong dan menyerupai tempurung kura-kura beserta motifnya.
Kue ini sebenarnya menjadi jajanan asal Yue selama ribuan atahun sebelum kedatangan Tionghoa dari Utara. Namun, ada pula pihak lain yang mengklaim bahwa kue Ku berasal dari Thailand yang mereka kenal sebagai dessert khasnya.
Kue Ku memiliki nama asli Ang Ku Kueh yang dalam bahasa Inggris berarti Red Tortoise Cake. Nama Ang Ku Kueh ini diambil dari bahasa Tionghoa dialek Hokkian yang Ang artinya merah, Kue artinya kura-kura, dan Kueh artinya kue. Proses pembuatan kue ini dilakukan menggunakan cetakan mirip tempurung kura-kura dengan isi kacang hijau dan kulitnya diberi pewarna merah.
Baca juga:

Kalau kamu bingung, kue Ku ini hampir mirip dengan onde-onde hanya saja beda bentuk dan motif. Lalu, mengapa kue Ku dijadikan camilan khusus saat Imlek atau pelengkap saat sembahyang?
Dalam budaya etnis Tionghoa, kura-kura dipandang sebagai simbol umur panjang, mengingat mereka bisa hidup 80 hingga 100 tahun. Dengan adanya sajian ini, diharapkan manusia bisa sama panjang umurnya dengan kura-kura. Sedangkan merah melambangkan berbagai aspek kehidupan seperti kebahagiaan, kekuatan, dan kemakmuran.
Saat ini, tampaknya sulit untuk menemukan kue Ku di pasar-pasar tradisional. Kue dengan bahan tepung ketan ini hanya ada di beberapa toko dengan jumlah yang terbatas. Untuk itu, kamu harus melakukan pre-order kepada penjual, terlebih menjelang perayaan-perayaan tertentu. (and)
Baca juga:
Jelang Imlek, Wali Kota Jakpus Sidak ke Penjual Daging di Pasar Senen