Studi: Kopi Sumber Kafein Paling Efektif untuk Tingkatkan Produktivitas


Pada 47 orang yang benar-benar minum kopi, para peneliti mengamati perubahan otak yang lebih besar. (freepik/freepik)
SEBUAH studi baru menunjukkan bahwa kopi mungkin lebih unggul dari sumber kafein lainnya, dalam hal mempersiapkan otak untuk hari yang produktif dan penuh kesibukan.
Para peneliti dalam sebuah studi yang diterbitkan pekan lalu di jurnal Frontiers in Behavioral Neuroscience membandingkan pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) dari 83 otak orang sebelum dan sesudah minum kopi atau diberi air panas berkafein.
Orang-orang, yang semuanya biasanya minum setidaknya satu cangkir kopi per hari, telah diminta untuk tidak mengonsumsi kafein setidaknya tiga jam sebelum memulai percobaan.
Pada 47 orang yang benar-benar minum kopi, para peneliti mengamati perubahan otak melebihi apa pun yang dapat segera dibandingkan dengan konsumsi air berkafein.
Baca juga:

Selama MRI, orang diminta santai dan membiarkan pikiran mereka mengembara. Untuk kedua kelompok, MRI pasca-minuman menunjukkan penurunan aktivitas di 'jaringan mode default otak', yang menunjukkan bahwa kopi dan kafein mungkin terkoneksi dengan membuat seseorang yang dalam keadaan introspektif dapat mempersiapkan diri untuk lebih waspada terhadap dunia luar.
Namun pada kelompok peminum kopi, gambar tersebut menunjukkan peningkatan aktivitas di daerah otak yang terkait dengan memori kerja, kontrol kognitif, dan perilaku yang diarahkan pada tujuan.
“Dengan kata sederhana, subjek lebih siap beraksi dan waspada terhadap rangsangan eksternal setelah minum kopi,” kata peneliti Maria Picó-Pérez, PhD, dari Universitas Jaume I di Spanyol, menurut sebuah posting di blog jurnal.
Baca juga:

Para peneliti menyimpulkan bahwa bersama dengan air panas yang mengandung kafein, minuman berkafein lainnya kemungkinan besar akan meningkatkan aktivitas otak. Mereka berteori bahwa kopi dapat menghasilkan pengalaman sensorik yang memengaruhi otak secara berbeda dari kafein saja.
“Dengan mempertimbangkan bahwa beberapa efek yang kami temukan direproduksi oleh kafein, kami dapat mengharapkan minuman berkafein lainnya untuk berbagi beberapa efeknya,” kata Picó-Pérez seperti diberitakan WebMD, Rabu (5/7).
“Namun, yang lain khusus untuk minum kopi, ada dorongan dari faktor-faktor seperti aroma dan rasa tertentu dari minuman tersebut, atau ekspektasi psikologis yang terkait dengan konsumsi minuman itu,” dia menambahkan.
Para penulis mencatat bahwa penelitian mereka tidak dirancang untuk mengisolasi efek minum kopi. Mereka mengatakan hal-hal lain, seperti menghilangkan gejala penghentian kafein, dapat memengaruhi hasilnya. Sebuah studi di masa depan, saran mereka, dapat mencakup evaluasi dampak minum kopi tanpa kafein pada otak. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
