Bisnis

Strategi Meningkatkan Penjualan di Tengah Kemerosotan Ekonomi

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Sabtu, 15 Oktober 2022
Strategi Meningkatkan Penjualan di Tengah Kemerosotan Ekonomi

Pasar periklanan di AS menurun sebesar tujuh persen pada kuartal kedua 2022. (Foto: Unsplash/Mailchimp)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SETELAH melalui goncangan ekonomi lantaran pandemi COVID-19, brand dan para pengiklan masih harus menghadapi tantangan besar lainnya: resesi global. Oleh karena itu, mereka dituntut mempersiapkan strategi untuk meningkatkan penjualan di tengah kemerosotan ekonomi.

Menurut laporan Nielsen, 60 persen ekonom dunia memprediksi resesi bakal terjadi di Eropa dan tingkat pertumbuhan global diperkirakan hanya akan mencapai 2,9 persen. Turun dari perkiraan awal 4,6 persen pada awal 2022. Ini menunjukkan bahwa perlambatan ekonomi tampaknya tidak bisa dihindari.

Perubahan pola konsumen juga terlihat dari bagaimana mereka menyesuaikan pengeluaran untuk beradaptasi dengan inflasi dan suku bunga yang tinggi. Berdasarkan data Nielsen Ad Intel, pasar periklanan di AS menurun sebesar tujuh persen pada kuartal kedua 2022 dibandingkan waktu yang sama tahun lalu. Penurunan ini menandakan banyak pemasar yang telah atau berencana untuk memotong anggaran belanja iklan mereka.

Baca juga:

Survei Nielsen: Televisi Jadi Saluran Iklan Pilihan Brand

Strategi Meningkatkan Penjualan di Tengah Kemerosotan Ekonomi
Pemotongan anggaran nyatanya bukan solusi. (Foto: Unsplash/Brad Neathery)

“Pandangan Bank Dunia baru-baru ini menunjukkan angka pertumbuhan yang melambat di seluruh wilayah yang juga diikuti melemahnya mata uang sehingga turut memperburuk perlambatan itu. Secara khusus, wilayah Asia-Pasifik yang saling berhubungan dengan Tiongkok dan AS, dimana pendekatan bisnis menjadi jauh lebih sensitif dibandingkan beberapa tahun terakhir," kata Vice President, Marketing Effectiveness, APAC Nielsen, Abhinav Maheswari, dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com.

Meskipun resesi terlihat menyeramkan, secara historis, resesi tidak akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Umumnya, 75 persen resesi akan berakhir dalam setahun dan 30 persen resesi akan berlangsung dua kuartal.

Jadi, setiap pemotongan pengeluaran kemungkinan hanya akan bersifat jangka pendek dan menghasilkan penghematan nominal. Sekaligus menempatkan brand pada posisi yang kurang menguntungkan menuju periode pemulihan yang kemungkinan akan segera terjadi.

Pemotongan anggaran nyatanya bukan solusi. Brand perlu mengoptimalkan berbagai strategi media dan berinvestasi pada saluran-saluran yang telah terbukti memiliki kinerja yang baik.

Baca juga:

Nielsen Tambah Jumlah Pengukuran Penonton Indonesia

Strategi Meningkatkan Penjualan di Tengah Kemerosotan Ekonomi
Resesi tidak akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. (Foto: Unsplash/Patrik Michalicka)

Dengan menyeimbangkan strategi yang baik, brand dapat mengalokasikan anggaran untuk mencapai audiens yang tepat dan efisien. Misalnya, sebuah brand produsen mobil baru-baru ini meningkatkan jangkauannya sebesar 26 persen dan jumlah tayang lebih dari 39 persen hanya dengan mengoptimalkan alokasi medianya tanpa menyesuaikan anggarannya.

Sebelum mengasumsikan penurunan penjualan karena resesi, brand harus menilai lanskap dan mengikuti dengan cermat perilaku konsumen untuk perubahan pola pengeluaran. Pergeseran kebiasaan belanja, misalnya, menciptakan peluang untuk pertumbuhan dalam kategori tertentu, seperti pada kosmetik ataupun makanan dan perhotelan.

Dan ketika konsumen menjadi lebih sensitif terhadap harga, brand perlu mengubah rencana media, dan bagaimana brand menyampaikan pesan, agar sesuai dengan perubahan konsumen. Pesan yang tanggap terhadap situasi resesi dapat membantu memperkuat nilai brand dan membantu memastikan loyalitas konsumen setelah resesi.

Brand dan pengiklan yang ingin memaksimalkan potensi pertumbuhan kategori selama resesi harus berfokus pada analisis perilaku konsumen untuk mengoptimalkan pesan dan meningkatkan dampak belanja iklan mereka. (and)

Baca juga:

Nielsen Tingkatkan Sistem Identitas untuk Layanan Digital di Indonesia

#Resesi Ekonomi
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Didesak Percepat Stimulus untuk Meredam Dampak Gejolak Ekonomi
Investor butuh kepastian kebijakan, sementara masyarakat butuh kepastian ekonomi
Angga Yudha Pratama - Kamis, 20 Maret 2025
Pemerintah Didesak Percepat Stimulus untuk Meredam Dampak Gejolak Ekonomi
Indonesia
Resesi bak Mimpi Buruk, Ini Dampaknya bagi Negara
Resesi merupakan mimpi buruk bagi negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang.
Frengky Aruan - Sabtu, 04 Januari 2025
Resesi bak Mimpi Buruk, Ini Dampaknya bagi Negara
Indonesia
Ketika Terjadi Resesi, inilah Langkah Ekonomi yang Harus Kamu Lakukan
Resesi memicu tingkat pengangguran tinggi, penurunan pendapatan, dan ketidakpastian keuangan.
Dwi Astarini - Rabu, 06 November 2024
Ketika Terjadi Resesi, inilah Langkah Ekonomi yang Harus Kamu Lakukan
Indonesia
Indikator Resesi Ekonomi AS Makin Kuat, Begini Pengaruh ke Indonesia
apabila permintaan domestik AS melemah, tentu memberikan efek terhadap kinerja ekspor Tanah Air
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 06 Agustus 2024
Indikator Resesi Ekonomi AS Makin Kuat, Begini Pengaruh ke Indonesia
Indonesia
Ekonomi Dunia Tertekan, Target Neraca Perdagangan Turun
Sektor jasa seperti ketenagakerjaan, konstruksi, dan gim online memiliki potensi yang besar pada 2024 dan 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 21 Februari 2024
Ekonomi Dunia Tertekan, Target Neraca Perdagangan Turun
Indonesia
Ekonomi Tiongkok Melemah, Indonesia Bisa Dapat Limpahan Investasi
Kondisi yang terjadi di Singapura, di mana mereka mendapatkan limpahan positif dari pelemahan Hong Kong dan China pada tahun lalu. Dampak positif itu, juga terlihat di Indonesia.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 21 Februari 2024
 Ekonomi Tiongkok Melemah, Indonesia Bisa Dapat Limpahan Investasi
Indonesia
Jepang Resesi, Airlangga Pede Investasi ke Indonesia Malah Naik
Jepang juga menduduki posisi ke-4 sebagai negara asal investasi utama di Indonesia dengan investasi sebesar USD 4,63 miliar pada 2023.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 20 Februari 2024
Jepang Resesi, Airlangga Pede Investasi ke Indonesia Malah Naik
Dunia
20 Negara Zona Euro Mengalami Resesi Ringan
pertumbuhan ekonomi terganggu oleh harga pangan dan energi yang tinggi, jaringan perdagangan yang terganggu, dan ketidakstabilan.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 09 Juni 2023
20 Negara Zona Euro Mengalami Resesi Ringan
Indonesia
Indonesia Dorong Mobilitas Tenaga Kerja Bidang Jasa di Asia Pasifik
Indonesia mengajak ekonomi Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) mengedepankan reformasi struktural.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 24 Mei 2023
Indonesia Dorong Mobilitas Tenaga Kerja Bidang Jasa di Asia Pasifik
Indonesia
Ancaman Gagal Bayar Utang AS
Saat ini, Amerika Serikat sangat mungkin gagal membayar kewajiban pemerintah pada awal Juni dan berpotensi paling cepat 1 Juni.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 24 Mei 2023
Ancaman Gagal Bayar Utang AS
Bagikan