Survei Nielsen: Televisi Jadi Saluran Iklan Pilihan Brand

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Senin, 14 Maret 2022
Survei Nielsen: Televisi Jadi Saluran Iklan Pilihan Brand
Iklan di televisi sifatnya dapat menjangkau audiens lebih banyak dalam waktu bersamaan. (Foto: Unsplash/Jonas Leupe)

LAPORAN tahunan Nielsen mencatat belanja iklan di sepanjang 2021 tumbuh 13 persen dari tahun sebelumnya. Total belanja iklan untuk televisi, channel digital, media cetak dan radio mencapai Rp 259 triliun.

Dari jumlah tersebut, televisi masih menjadi saluran iklan pilihan para brand dengan jumlah belanja iklan 78,2 persen, disusul channel digital (15,9 persen), media cetak, (5,5 persen), dan radio (0,4 persen).

"Televisi masih menjadi saluran iklan utama karena sifatnya yang dapat menjangkau audiens lebih banyak dalam waktu bersamaan. Sementara itu, kemudahan kustomisasi channel digital membuat belanja iklannya juga turut beranjak naik. Peningkatan ini menandakan bahwa kepercayaan untuk beriklan di tengah pandemi masih tinggi,” kata Hellen Katherina selaku Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia, dalam keterangan resminya, Senin (14/3).

Baca juga:

Nielsen: Pembeli Online Bertumbuh Dua Kali Lipat di 2020

Nielsen: Televisi Jadi Saluran Iklan Pilihan Para Brand
Nielsen mulai memonitor biaya iklan di media sosial yaitu Facebook, Twitter, dan Instagram. (Foto: Pixabay/mohamed_hasan)

Sepanjang 2021, Nielsen bahkan menemukan pertumbuhan positif pada sembilan dari 10 kategori yaitu online services, facial care, hair care, coffee and tea, snacks, clove cigarettes, seasonal condiments, liquid milk, dan instant food and noodles.

Pertumbuhan tertinggi dicatat oleh kategori online services dengan belanja iklan Rp 42,8 triliun atau naik 67 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, iklan pada kategori government dan political organization mencatatkan penurunan sebesar empat persen karena belum dimulainya periode pesta politik.

Nielsen memperlebar tipe dan jumlah media digital yang dimonitor di layanan Nielsen Digital Ad Intel. Sejak Januari 2022, Nielsen mulai memonitor biaya iklan di media sosial yaitu Facebook, Twitter, dan Instagram. Nielsen Digital Ad Intel merupakan layanan pengukuran belanja iklan yang sebelumnya telah membantu marketer memantau belanja iklan di Top 200 situs di Indonesia, termasuk di dalamnya 27 channel Youtube dengan trafik yang tinggi.

"Mulai 2022, Nielsen sudah memonitor perhitungan iklan secara digital pada platform Facebook, Twitter, dan Instagram. Nielsen juga akan segera menjangkau Google Engine Ads, Snapchat, bahkan TikTok," lanjut Hellen.

Dengan memperluas cakupan, pihaknya yakin bisa memberikan sejauh apa tolak ukur efektivitas iklan digital yang lebih komperehensif dan sesuai dengan kondisi pasar sebenarnya.

Baca juga:

Nielsen x The Trade Desk Umumkan Kemitraan Pengukuran Data Strategis Baru

Nielsen: Televisi Jadi Saluran Iklan Pilihan Para Brand
Facial care menjadi salah satu kategori yang mengalami pertumbuhan positif. (Foto: Unsplash/engin akyurt)


Fakta menarik lainnya adalah kategori online service dan telco adalah kategori yang memiliki belanja iklan paling besar. Namun, beberapa kategori lain memiliki strategi belanja iklan yang berbeda.

Pada channel media sosial, kategori financial institution, banking, e-channel, retailers, dan software companies tercatat mengeluarkan angka belanja iklan yang lebih besar. Sedangkan kategori facial care, beverages (carbonated, liquid milk, dan health drink) dan rokok mencatatkan belanja iklan yang lebih besar di tipe bukan media sosial.

"Nielsen Digital Ad Intel juga mencatat ada lebih dari 300 ribu kreatif iklan yang tayang dalam tiga media sosial tersebut di Desember 2021. Melalui peningkatan ini, pengiklan dapat memonitor iklan atau gaya komunikasi yang digunakan oleh kompetitornya,” tutupnya. (and)

Baca juga:

Penelitian Nielsen: Penggemar Memengaruhi Pemasaran Olahraga Secara Global

#Bisnis #Media Cetak #Televisi #Radio
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.
Bagikan