Politik

Sri Mulyani Indrawati: Menteri dengan Segudang Prestasi dan Kandidat Cawapres Jokowi

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 17 Juli 2018
Sri Mulyani Indrawati: Menteri dengan Segudang Prestasi dan Kandidat Cawapres Jokowi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (MP/.Rizki Fitrianto)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Sri Mulyani Indrawati belakangan kembali santer menjadi topik pemberitaan. Setidaknya ada dua hal penting yang membuat Sri Mulyani mendapat sorotan. Pertama, divestasi saham PT Freeport dan kedua, nama Sri Mulyani dikait-kaitnya dengan salah satu kandidat cawapres Jokowi di Pilpres 2019.

Lantas, siapakah Sri Mulyani Indrawati dan bagaimana sepak terjangnya dalam konstelasi politik Indonesia?

Sri Mulyani Indrawati dikenal dan diakui dunia sebagai sosok yang cerdas. Ekonom kelahiran Lampung ini mejadi wanita pertama yang menjadi menteri keuangan Indonesia dan sekaligus sebagai orang Asia pertama yang menduduki jabatan Direktur Pelaksana Bank Dunia. (Baca juga: 3 Pengusaha Sukses di Indonesia yang Cuma Tamatan SD)

Sri Mulyani Indrawati di Kantor Kementerian Keuangan
Sri Mulyani Indrawati disambut pegawai Kementerian Keuangan di Kantor Kemenkeu, Jakarta (MP/Rizki Fitrianto)

Biografi dan Profil Sri Mulyani Indrawati

Perempuan kelahiran Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962 ini adalah anak ketujuh dari sepuluh bersaudara dari pasangan Prof. Satmoko dan Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko. Pemilik zodiak Virgo ini mengenyam Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di kota kelahirannya yakni SMPN 2 Bandar Lampung. Kemudian, melanjutkan sekolahnya ke SMAN 3 Semarang.

Sri Mulyani Indrawati kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang lulus tahun 1986. Tidak tanggung-tanggung, 2 tahun kemudian ia melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Amerika Serikat. Tepatnya di University of lllinois Urbana Champaign dengan gelar Master of Science of Policy Economics (1990) dan Ph.D. of Economics (1992). (Baca juga: Aktivitas ini Dorong Motivasi Pagi Anda)

Hidup di keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan, Sri Mulyani Indrawati bersama kesembilan saudaranya merupakan orang-orang yang berprestasi. Orang tua Sri Mulyani sendiri merupakan guru besar IKIP Semarang (Kini Universitas Negeri Semarang).

Menkeu Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati didampingi oleh kedua anaknya saat ramah tamah oleh pejabat Kementerian Keuangan.(MP/Rizki Fitrianto)

Sebagaimana dilansir merahputih.com dari berbagai sumber, mayoritas saudara kandung Sri Mulyani sapaan akrabnya, menyandang gelar master dan doktor. Ada seorang yang menyandang gelar sarjana dan juga seorang yang menyandang gelar professor. Sama seperti orang tuanya, banyak dari mereka mengabdikan diri di dunia pendidikan meskipun memiliki profesi yang berbeda.

Begitu pula dengan Sri Mulyani. Sebelum hijrah ke Amerika Serikat, ia sempat menjadi asisten pengajar di Fakultas Ekonomi UI pda usia 23 tahun. Di Amerika sendiri, Sri Mulyani pernah menjabat sebagai Asisten Profesor di University of lllinois at Urbana.

Setelah kembali ke Indonesia, Sri Mulyani Indrawati terjun ke dunia birokrasi. Kariernya dimulai saat ia menjadi staf ahli di Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS sejak 1994 selama 1 tahun. Selanjutnya, ia juga menjadi Anggota Kelompok Kerja General Agreement on Trade in Services (GATS) Departemen Keuangan (1995). Lalu menjadi Dosen Program S1 & Program Extension FEUI, S2, S3, Magister Manajemen Universitas Indonesia (1998) dan redaktur jurnal kampus “Manajemen Usahawan Indonesia”.

Sri Mulyani juga pernah menjadi bagian dari Research Associate, Wakil Kepala Pendidikan, dan Wakil Kepala Bidang Penelitian di FE-UI. Ia sering terlibat dalam penelitian-penelitian bidang ekonomi moneter, tenaga kerja, dan perbankan. Beberapa hasil risetnya di antaranya Research Demand for Housing, World Bank Project (1986), Fiscal Reform in Indonesia : History and Perspective (1995), Studi Kesiapan Industri Dalam Negeri Memasuki Era Perdagangan Bebas, Departemen Perindustrian dan Perdagangan bersama LPEM FEUI (1997), dan Country Economic Review for Indonesia bersama Asian Development Bank (1999).

Sri Mulyani Indrawati
Menkeu Sri Mulyani (kedua kiri) saat jumpa pers penyerahan calon Dewan Komisioner OJK Periode 2017-2022 di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (9/2). (MP/Dery Ridwansah)

Kariernya di UI semakin menanjak, pada Juni 1998 ia dilantik menjadi Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI). Namanya semakin eksis karena ia sering tampil di berbagai seminar dan media massa. Analisanya kritis, tajam, lugas, dan jernih mengantarkannya menjadi penasehat pemerintah bersama pakar ekonom lain dalam Dewan Ekonomi Nasional (DEN) pada era pemerintahan Presiden keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Pada Agustus 2001, Sri Mulyani hijrah ke Atlanta, Georgia, AS dan bergabung dengan USAid sebagai konsultan. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan saran dan nasihat mengenai bagaimana cara mendesain program S-2 untuk perkuatan universitas di daerah maupun program USAid lainnya di Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Ia pun sempat mengajar sebagai dosen di Georgia University.

Pada awal Oktober 2002, wanita yang menjadi salah satu pakar ekonomi Indonesia ini pun bergabung dengan IMF sebagai Executive Director menggantikan Dono Iskandar Djojosubroto mewakili 12 negara di Asia Tenggara. Dikarenakan kesibukannya, ia terpaksa meninggalkan beberapa profesi mengajarnya dan beberapa jabatan sebagai komisaris di perusahaan swasta.

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pengarahan saat pelantikan pejabat eselon satu Kementerian Keuangan di Jakarta (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Ketika kembali ke Indonesia tahun 2004, Sri Mulyadni diangkat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Tak lama kemudian, pada 5 Desember 2005, seperti ditulis dalam situs kementerian ekonomi, saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani digeser menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar.

Pada tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia, sehingga tugasnya merangkap sebagai menteri keuangan.

Berkat keahliannya dalam bidang ekonomi, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik Asia oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007 dan wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008.

Pada 20 Mei 2010, Sri Mulyani mengundurkan diri sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu karena ditunjuk sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Ia adalah wanita dan orang asia pertama yang berhasil menduduki posisi tersebut. Enam tahun kemudian, Presiden Jokowi memintanya untuk menjadi Menteri Keuangan menggantikan Bambang Brodjonegoro. Sri Mulyani pun menerima amanah tersebut untuk periode 2016-2019.

Keluarga:

Orang Tua : Satmoko (alm.) dan Retno Sriningsih Satmoko (alm.)

Suami : Tony Sumartono

Pendidikan:

SMP Negeri 2 Bandar Lampung (1975-1978)

SMA Negeri 3 Semarang (1978-1981)

S1, Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia. (1981-1986)

S2, Master of Science of Policy Economics di University of lllinois Urbana Champaign, U.S.A. (1988-1990)

S3, Ph.D. of Economics di University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A. (1990 – 1992)

Karier:

Asisten Pengajar Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia (1985–1986)

Asisten Profesor, University of lllinois at Urbana, Champaign, USA (1990–1992)

Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS (1994–1995)

Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk, Asisten IV Menteri Negara Kependudukan, BKKBN (1995)

Anggota Kelompak Kerja Mobilitas Penduduk Menteri Negara Kependudukan–BKKBN (1995)

Anggota Kelompok Kerja–GATS Departemen Keuangan RI (1995)

Pengajar Program S1 & Program Extension FEUI, S2, S3, Magister Manajemen Universitas Indonesia (1996)

Research Associate, LPEM FEUI (1992)

Wakil Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan LPEM FEUI, (1993–Mei 1995)

Wakil Kepala Bidang Penelitian LPEM FEUI (1995–1998)

Kepala Program Magister Perencanaan Kebijakan Publik-UI (1996–1999)

Ketua I Bidang Kebijakan Ekonomi Dalam dan Luar Negeri serta Kebijaksanaan Pembangunan, PP Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) (1996–2000)

Anggota Komisi Pembimbing mahasiswa S3 atas nama Sdr. Andrianto Widjaya NRP. 95507 Program Doktor (S3) Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Institute Pertanian Bogor, (1998)

Redaktur Ahli Majalah bulanan Manajemen Usahawan Indonesia, (1998)

Dewan Juri Lomba Karya Ilmiah Remaja LIPI-TVRI XXXI, Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kebudayaan dan Kemanusiaan (1999)

Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan RI (1998)

Kelompok Kerja Bidang Hukum Bisnis, Menteri Kehakiman Republik Indonesia, 15 Mei (1999)

Tim Penyelenggara Konsultan Ahli Badan Pembinaan Hukum Nasional Tahun 1999–2000

Narasumber Sub Tim Perubahan UU Perbankan, Tim Reformasi Hukum–Departemen Kehakiman RI (1998–1999)

Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) (1998–1999)

Konsultan USAid (2001-2002)

Executive Director IMF (2002-2004)

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu (2004 – 2005)

Menteri Keuangan RI (2005–2009)

Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (2008)

Direktur Pelaksana Bank Dunia (2010–2016)

Menteri Keuangan RI (2016-2019)

Sri Mulyani tercatat sebagai satu-satunya orang Indonesia yang meraih penghargaan pretisius yakni Menteri Terbaik Dunia dari World Government Summit tahun 2018.(*)

#Sri Mulyani Indrawati #Menteri Keuangan #Bank Dunia #Bursa Cawapres Jokowi
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Anggaran Jakarta 'Disunat' Rp 15 Triliun, Pramono Didesak Segera Nego Menteri Purbaya
Asumsinya, perubahan ini tidak hanya terjadi pada tahun 2026 saja, tetapi berpotensi untuk terjadi selama 5 tahun ke depan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
Anggaran Jakarta 'Disunat' Rp 15 Triliun, Pramono Didesak Segera Nego Menteri Purbaya
Indonesia
Menkeu Purbaya Jadi ‘Idola’ Baru di Panggung Politik, Jadi Ancaman karena Gaya Koboi Bongkar Kejanggalan Keuangan Negara
Pengamat menyebut aksi dan tindakan Purbaya, kendati tanpa membawa tim media, tetap saja disorot publik.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Menkeu Purbaya Jadi ‘Idola’ Baru di Panggung Politik, Jadi Ancaman karena Gaya Koboi Bongkar Kejanggalan Keuangan Negara
Indonesia
Menkeu Purbaya Pastikan Dana Mobil Maung untuk Menteri Siap, Tinggal Tunggu Produksi Pindad
Menkeu Purbaya mengaku belum mengetahui sejauh mana kesiapan PT Pindad dalam memproduksi mobil Maung untuk para menteri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 21 Oktober 2025
Menkeu Purbaya Pastikan Dana Mobil Maung untuk Menteri Siap, Tinggal Tunggu Produksi Pindad
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Purbaya Yudhi Sadewa Kena Marah Sri Mulyani Gara-Gara Banyak Penggemar
Purbaya diminta untuk menjaga Kementerian Keuangan sebagai pilar stabilitas dan instrumen penting negara
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Purbaya Yudhi Sadewa Kena Marah Sri Mulyani Gara-Gara Banyak Penggemar
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Diteror Karena Aksinya Memberantas Korupsi, Rumah Menkeu Purabaya Kini Dijaga Provost TNI
Penjagaan Provost TNI disebut-sebut dilakukan usai rumah Menkeu Purbaya diteror karena kejujurannya memberantas korupsi.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 20 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Diteror Karena Aksinya Memberantas Korupsi, Rumah Menkeu Purabaya Kini Dijaga Provost TNI
Indonesia
Geram Pengawai Bea Cukai Nongkrong di Starbucks saat Jam Kerja, Menkeu Purbaya: Nggak Kira-kira, Akan Gue Pecat
Purbaya menerima aduan tentang gerombolan petugas Bea Cukai yang nongkrong bersama aparat berpakaian preman di Starbucks
Frengky Aruan - Sabtu, 18 Oktober 2025
Geram Pengawai Bea Cukai Nongkrong di Starbucks saat Jam Kerja, Menkeu Purbaya: Nggak Kira-kira, Akan Gue Pecat
Indonesia
Dicecar Gibran Soal Pemotongan Anggaran Pemda, Menkeu Purbaya: Dia Menyuarakan Keresahan
Purbaya mengakui bahwa solusi jangka pendek untuk masalah ini masih terbatas
Angga Yudha Pratama - Jumat, 17 Oktober 2025
Dicecar Gibran Soal Pemotongan Anggaran Pemda, Menkeu Purbaya: Dia Menyuarakan Keresahan
Indonesia
Menkeu Purbaya Klaim Penyaluran Dana Rp 200 Triliun Berdampak pada Kenaikan Konsumsi Listrik Nasional
Berdasarkan laporan PLN per September 2025, konsumsi listrik nasional tumbuh 4,7 persen secara tahunan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 16 Oktober 2025
Menkeu Purbaya Klaim Penyaluran Dana Rp 200 Triliun Berdampak pada Kenaikan Konsumsi Listrik Nasional
Indonesia
Menkeu Purbaya Sarankan Danantara Bayar Utang Whoosh Rp 2 Triliun Per Tahun dari Dividen BUMN
Menurut Purbaya, selama struktur pembayarannya jelas, tidak akan ada masalah terkait kewajiban utang Whoosh.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 16 Oktober 2025
Menkeu Purbaya Sarankan Danantara Bayar Utang Whoosh Rp 2 Triliun Per Tahun dari Dividen BUMN
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Menkeu Purbaya Menyebut Harga Pertalite Harusnya di Rp5.400 per Liter dan LPG 3 Kg di Rp14.700 per Tabung
Menteri Purbaya mengatakan harga BBM jenis Pertalite sebelum diberikan subsidi sebetulnya sebesar Rp 11.700 per liter. Artinya pemerintah harus menanggung selisih Rp 1.700 per liter agar harga BBM yang diterima masyarakat dapat mencapai Rp 10.000 per liter.
Dwi Astarini - Rabu, 15 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA] : Menkeu Purbaya Menyebut Harga Pertalite Harusnya di Rp5.400 per Liter dan LPG 3 Kg di Rp14.700 per Tabung
Bagikan