Kesehatan

Sering Merasa Lelah Setelah Makan? Ini Alasannya

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 14 Juli 2021
Sering Merasa Lelah Setelah Makan? Ini Alasannya

Perhatikan asupan makanan yang dapat membuat tubuh menjadi lelah. (Foto: Pexels/Luna Lovegood)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MENGONSUMSI makanan seharusnya berguna untuk menambah energi dan sebagai bahan bakar agar otak dapat bekerja dengan maksimal. Namun, bagaimana jika kamu terus merasa lelah setelah makan?

Solusi yang tepat untuk mencegah kamu merasa lelah bukan dengan mengurangi makanan atau bahkan menunda jadwal makan hingga pekerjaanmu selesai. Penting bagi kamu untuk mencari tahu alasan kamu merasa lelah setelah makan terutama pada siang hari.

Baca Juga:

The Golden Boy, Burger Termahal di Dunia

makan
Setelah makan ngantuk ternyata normal. (Foto: Unsplash/Reimond de Zuñiga)

Pendapat ahli diet di dan manajer komunikasi nutrisi di International Food Information Council (IFIC), Alyssa Pike, yang dilansir dari Bustle menjelaskan bahwa kelelahan setelah makan umumnya normal dan bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

Ketika kamu merasa sangat lapar dan menjadi sangat kenyang dalam waktu yang singkat, tidak jarang hal tersebut dapat membuat kamu mengantuk. Alasannya menurut Pike karena kebutuhan tubuh untuk tidur siang setelah makan mungkin bisa menjadi pertanda kamu masih lapar.

Dapat juga karena makanan yang masuk ke tubuhmu belum memasok energi yang cukup untuk menopang aktivitas sepanjang hari. Sehingga kamu mungkin perlu menyiapkan camilan tambahan.

Penyebab lainnya bisa terjadi karena kamu adalah penderita anemia atau mungkin memiliki intoleransi terhadap beberapa makanan yang tidak kamu ketahui. Misalnya, ketika kamu tidak bisa minum susu maka sistem pencernaanmu akan perlu bekerja lebih keras ketika kamu mengonsumsinya. Itu bisa membuat tubuh kamu merasa lebih lelah.

Baca Juga:

Ramen Buket, Sajian Unik Penuh Estetika dari Jepang

makan
Pastikan nutrisi yang dimakan memenuhi kebutuhan tubuh. (Foto: Unsplash/Sean Benesh)

Alasan lainnya mungkin karena kamu menerapkan gaya hidup vegan. Jika kamu mengantuk setelah menjadi vegan kamu mungkin harus memastikan bahwa makananmu memberi semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Menurut National Academy of Sports Medicine, menjadi vegan tidak akan menghalang kamu untuk tetap bisa mendapatkan protein yang cukup. Namun, kekurangan protein dapat membuat kamu menjadi mudah lelah.

Dalam jurnal Advances in Nutrition terbitan tahun 2016, Bustle mengutip, bahwa orang yang mengonsumsi lebih sedikit protein sering kali tidur dengan gelisah dan susah tidur. Sehingga membuat mereka cenderung mudah lelah daripada orang yang mendapatkan cukup protein.

Lantas, untuk mencegah kamu merasa lelah setelah makan adalah dengan menandai dan mencari tahu apakah porsi yang berbeda mempengaruhi energimu? Apakah gizi dari makananmu sudah seimbang?

Kamu juga bisa menandai makanan-makanan yang kamu konsumsi setiap harinya untuk mengetahui makanan apa saja yang sering membuat kamu lelah setelah mengonsumsinya. Sehingga kamu bisa mencegah mengonsumsi makanan tersebut saat bekerja atau menguranginya. (tel)

Baca Juga:

Penting, Mengetahui Kandungan Garam pada Mi Instan

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan