Kini Ada Diet Keto Versi 2.0, Apa Itu?


Diet keto versi lama mengharuskan kamu mengonsumsi banyak lemak (Foto: Unsplash/Emerson Vieira)
DIET keto jadi metode penurunan berat badan yang banyak diperbincangkan sepannjang 2019. Diet ini mengharuskan kamu mengurangi asupan karbohidrat. Selain mengurangi asupan karbohidrat, diet keto juga menyarankan konsumsi lemak dari protein hewani seperti daging merah. Meski banyak yang mengklaim sukses kurus dengan diet keto, beberapa ahli menyebut diet ini berbahaya karena tubuh jadi kekurangan karbohidrat.
Menurut laman The Recipe, studi pada jurnal Lancet mengungkapkan bahwa tubuh yang kekurangan karbohidrat dapat membuat umur pendek. Pada diet keto, asupan karbohidrat hanya mencapai 5%-10%. Padahal, tubuhmu membutuhkan asupan karbohidrat minimal sebanyak 40%.
Baca juga:
Hiburan & Gaya Hidup Menghindari Asupan Karbohidrat Ternyata Berbahaya bagi Tubuh
Melihat kekurangan itu, kini metode diet keto dikembangkan lagi. Jika kemajuan teknologi memiliki versi 4.0, diet keto memiliki versi Keto 2.0. Tujuannya, agar orang melakukan diet ini dengan lebih sehat.

Seperti dilansir Health, ahli gizi Cynthia Sass, MPH, RD mengatakan diet keto 2.0 lebih menyehatkan. Bahkan selain menurunkan berat badan, versi baru dari diet ini dapat menjaga kesehatan pikiran dan jiwa secara keseluruhan.
Lalu, apa sih yang dimaksud keto 2.0? Pada diet ini kebutuhan karbohidrat lebih ditingkatkan dari keto yang biasa. Keto 2.0 membolehkan kamu mengonsumsi karbohidrat sebanyak 20%, 50% lemak, dan 30% protein. Sementara pada keto biasa 75-90% kalori berasal dari lemak, 5% karbohidrat, dan sisanya protein.
Memang, diet minim karbohidrat bisa lebih cepat menurunkan berat badan. Namun, asupan kalori dari lemak pada diet keto versi lama bisa meningkatkan kolestrol jahat atau LDL. Ya, terlalu banyak lemak tidak baik untuk tubuhmu. "Bahkan Anda juga bisa merasakan efek samping seperti sembelit, wasir, dan iritabilitas," ungkap Sass.
Baca juga:
Versi terbaru diet keto juga memberikan kamu ruang lebih agar lebih banyak mengonsumsi makanan nabati seperti buah segar, gandum dan lentil. Dengan begitu, sistem pencernaan dapat berjalan dengan baik.

Yang lebih penting, Keto 2.0 menekankan sumber protein yang lebih ramping, seperti ikan sebagai pengganti steak. lalu mengonsumsi makanan nabati dan serat yang lebih tinggi. Sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan mikroba bermanfaat dalam usus yang terkait dengan anti-peradangan, kekebalan, dan suasana hati yang positif.
Menurut Saas karbohidrat memang penyebab kegemukan. Namun, bukan berarti kamu harus mengurangi asupan karbohidrat secara ekstrem. Yang terpenting dari diet ialah mengurangi porsi makan yang biasa. Lalu, asupan gizi dari makanan juga harus seimbang dan bernutrisi. Artinya asupan karbohidrat tetap dibutuhkan.
Selain itu, dia juga menyarankan agar kamu melakukan metode diet yang mampu kamu lakukan. Jangan sampai diet membuat kesehatan mental dan fisikmu jadi buruk. Misal kalau kamu tidak sanggup menghindari makanan tertentu karena diet itu, tidak perlu dipaksakan. "Itu hanya akan membuat tubuh Anda tidak sehat," tukasnya. (ikh)
Baca juga:
Hidup Panjang Umur Tergantung Pola Makan, Yuk Ubah Pola Makanmu di Tahun 2020
Bagikan
Berita Terkait
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet

The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati

DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera

[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
