Relationship

Selingkuh Menular

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 26 Agustus 2022
Selingkuh Menular

Individu yang belajar tentang perilaku tidak setia orang lain cenderung tidak setia. (Foto: freepik/stefamerpik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

DALAM sebuah penelitian yang diterbitkan pada Agustus di jurnal Archives of Sexual Behavior, peneliti Birnbaum dan rekan (2022) meneliti apakah individu yang belajar tentang perilaku tidak setia orang lain kemudian cenderung tidak setia dalam hubungan romantis mereka sendiri.

Para penulis beralasan belajar tentang prevalensi perselingkuhan, yang beberapa peneliti memperkirakan mungkin setinggi 70 persen, dapat menurunkan keinginan seseorang berkomitmen pada pasangan serta meningkatkan keinginan pada pasangan alternatif nan menarik.

Tujuan penelitian ialah mengetahui apakah ketika orang lain memiliki hubungan di luar komitmen monogami dapat membuat orang merasa lebih nyaman ketika memiliki perselingkuhan yang sama. Untuk menguji prediksi mereka, para peneliti melakukan tiga studi terpisah dengan partisipan dalam hubungan monogami heteroseksual.

BACA JUGA:

Ada yang Lebih Menyakitkan dari Selingkuh Fisik

Dalam studi pertama, mahasiswa sarjana dari Israel yang berada dalam hubungan berkomitmen yang berlangsung setidaknya 4 bulan menonton video yang memperkirakan prevalensi perselingkuhan pada 86 persen hubungan atau 11 persen hubungan.

Mereka kemudian meminta peserta untuk menulis tentang fantasi seksual yang melibatkan orang lain selain pasangan mereka saat ini. Studi menunjukkan bahwa manipulasi prevalensi ketidaksetiaan tidak memmengaruhi keinginan untuk pasangan individu saat ini atau pasangan alternatif.

selingkuh
Individu yang terpapar informasi selingkuh romantis menunjukkan komitmen yang lebih rendah. (Foto: freepik/tonodiaz)

Namun, studi 2 dan 3 menunjukkan hasil yang berbeda. Dalam studi 2, mahasiswa sarjana dari Israel yang berada dalam hubungan heteroseksual berkomitmen yang berlangsung setidaknya 12 bulan membaca 'pengakuan' dari orang lain yang menggambarkan perselingkuhan romantis, seperti mencium rekan kerja dengan penuh gairah dan menyembunyikannya dari pasangan mereka, atau kecurangan dalam tugas sekolah, misal menyalin esai dari siswa lain.

Peserta kemudian diminta untuk melihat 16 foto individu yang menarik dan tidak menarik dan untuk menanggapi secepat mungkin apakah individu tersebut bisa menjadi pasangan romantis potensial.

Peserta yang telah membaca tentang perselingkuhan romantis menjawab 'ya' untuk lebih banyak foto, menunjukkan minat mereka pada lebih banyak calon pasangan baru ketimbang peserta dalam kondisi kecurangan akademik.

Sementara itu, dalam studi 3, mahasiswa sarjana dari Israel yang berada dalam hubungan heteroseksual berkomitmen yang berlangsung setidaknya 4 bulan membaca hasil survei dengan prevalensi perselingkuhan romantis atau kecurangan akademik diperkirakan 85 persen.

BACA JUGA:

Selingkuh itu Dilakukan dengan Kesadaran Penuh, Ini Ciri-cirinya

Peserta kemudian berinteraksi dengan asisten peneliti menggunakan platform pesan instan. Peserta mengunggah foto diri mereka dan diperlihatkan foto laki-laki atau perempuan yang menarik sebagai mitra pengiriman pesan mereka.

Asisten peneliti bertanya tentang hobi, minat, dan preferensi makanan peserta dan di akhir wawancara menyatakan, “Kamu benar-benar membangkitkan rasa ingin tahu saya. Saya berharap dapat melihatmu lagi dan kali ini secara langsung.”

Tanggapan peserta terhadap permintaan terakhir ini dianalisis untuk minat mereka melihat pewawancara lagi. Akhirnya, peserta ditanya tentang ketertarikan mereka kepada pewawancara serta komitmen mereka terhadap pasangan hubungan mereka saat ini.

Hasil studi 3 menunjukkan individu yang terpapar informasi selingkuh romantis menunjukkan komitmen yang lebih rendah terhadap hubungan mereka saat ini jika dibandingkan dengan kondisi kecurangan akademik. Mereka juga menemukan bahwa terlepas dari kondisi perselingkuhan, laki-laki kurang berkomitmen pada hubungan mereka saat ini daripada perempuan.

Selain itu, individu yang membaca hasil survei perselingkuhan romantis dan yang menganggap pewawancara lebih menarik cenderung mengakhiri pesan mereka kepada pewawancara dengan ekspresi keinginan untuk bertemu lagi.

selingkuh

Paparan terhadap norma-norma perzinahan dapat membuat tujuan komitmen jangka panjang berkurang. (Foto: freepik/Drazen Zigic)

Penulis mengatakan paparan perselingkuhan dapat menormalkan perilaku itu dan membuat hubungan kita saat ini lebih rentan terhadap perselingkuhan. Mereka menyimpulkan norma perselingkuhan mungkin membuat kita kurang termotivasi untuk melindungi hubungan, membuat terbuka terhadap potensi perselingkuhan di masa depan.

Namun, penulis menekankan bahwa melihat individu alternatif sebagai kemungkinan pasangan baru dan bahkan keinginan untuk melihat orang yang menarik lagi tidak selalu sama dengan terlibat dalam perselingkuhan.

Para penulis berspekulasi paparan terhadap norma-norma perzinahan dapat, misalnya, membuat tujuan komitmen jangka panjang berkurang. Dengan demikian, hal itu mengurangi perasaan bersalah atau melunakkan perlawanan terhadap perselingkuhan dengan mengurangi motivasi untuk melindungi hubungan saat ini.

Namun, mereka juga mengingatkan perlunya penelitian lanjutan untuk mengklarifikasi bagaimana paparan perselingkuhan dapat memengaruhi keinginan untuk terlibat dalam perselingkuhan.(aru)

BACA JUGA:

Langkah-Langkah Ekstrem Stalking Pacar yang Diduga Selingkuh

#Relationship
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Buat Calon Pengantin nih, Rekomendasi 5 Restoran Terbaik untuk Wedding Venue di Jakarta
Menyewa restoran jadi pilihan terbaik untuk mewujudkan resepsi wedding yang sarat makna dan intim.
Dwi Astarini - Rabu, 19 Februari 2025
Buat Calon Pengantin nih, Rekomendasi 5 Restoran Terbaik untuk Wedding Venue di Jakarta
Lifestyle
Gen Z Spill 2 Tantangan sebelum Menikah, Ekspektasi Orangtua dan Biaya
Keterbatasan bujet menjadi tantangan yang paling banyak diungkap, yakni oleh 59 persen calon mempelai yang menjadi responden.
Dwi Astarini - Jumat, 07 Februari 2025
Gen Z Spill 2 Tantangan sebelum Menikah, Ekspektasi Orangtua dan Biaya
Lifestyle
5 Tanda si Dia Effort dalam Hubunganmu
Effort membutuhkan kerja sama.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Januari 2025
5 Tanda si Dia Effort dalam Hubunganmu
Lifestyle
3 Tanda Cintamu Bertepuk Sebelah Tangan, Tinggalkan Saja
Lebih baik tidak perlu memperjuangkan cinta yang bertepuk sebelah tangan itu.
Dwi Astarini - Selasa, 24 Desember 2024
3 Tanda Cintamu Bertepuk Sebelah Tangan, Tinggalkan Saja
Lifestyle
Pentingnya Komitmen untuk Bikin Hubungan Langgeng
Dalam membangun komitmen ada dua faktor yang membuatnya berjalan baik sesuai tujuan.
Dwi Astarini - Sabtu, 21 Desember 2024
Pentingnya Komitmen untuk Bikin Hubungan Langgeng
Lifestyle
5 Tahap Berdamai saat Kena Ghosting
Beberapa orang bahkan butuh beberapa waktu untuk pulih dari efek di-ghosting.
Dwi Astarini - Rabu, 18 Desember 2024
5 Tahap Berdamai saat Kena Ghosting
Lifestyle
Korea Selatan Sambut Generasi Baru, Angka Kelahiran Catatkan Rekor Tertinggi dalam 14 Tahun
Rekor kali ini merupakan yang tertinggi dalam 3 tahun 8 bulan.
Dwi Astarini - Kamis, 28 November 2024
Korea Selatan Sambut Generasi Baru, Angka Kelahiran Catatkan Rekor Tertinggi dalam 14 Tahun
Lifestyle
Lajang Berhak Bahagia, Aktivitas Seru ini Bisa Dilakukan Sendirian
Kamu justru memiliki lebih banyak waktu untuk mengenal diri sendiri dan melakukan hal-hal yang kamu sukai.
Dwi Astarini - Sabtu, 16 November 2024
Lajang Berhak Bahagia, Aktivitas Seru ini Bisa Dilakukan Sendirian
Lifestyle
Memahami Kata Gaul 'Bestie', Apa cuma buat Cewek?
Kata 'bestie' tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu.
Dwi Astarini - Senin, 04 November 2024
Memahami Kata Gaul 'Bestie', Apa cuma buat Cewek?
Lifestyle
BI Checking ke Calon Pasangan, Penting enggak Sih?
Perbincangan mengenai finasial di Indonesia masih terbilang tabu.
Dwi Astarini - Senin, 21 Oktober 2024
BI Checking ke Calon Pasangan, Penting enggak Sih?
Bagikan