Sebelum Vaksin, Peserta Diminta Hindari Konsumsi Gula dan Makanan Berlemak
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin penguat COVID-19 dalam Vaksinasi Booster Polsek Cilandak di Pasar Mede, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Sabtu (26/2). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
MerahPutih.com - Pemerintah tetap melaksanakan kegiatan vaksinasi COVID-19 di bulan Ramadan. Acara dilakukan setelah waktu berbuka puasa.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, waktu pelaksanaan vaksinasi setelah berbuka puasa guna mengantisipasi kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) yang biasanya muncul empat sampai enam jam seusai suntikan.
Baca Juga
Jelang Mudik, Polda Metro Jaya Dirikan Gerai Vaksinasi Booster di Terminal
"Jadi saat KIPI mulai terasa, bisa langsung konsumsi obat-obatan," kata Reisa kepada wartawan di Jakarta, Senin (4/4).
Reisa mengatakan, peserta vaksinasi juga disarankan untuk menghindari konsumsi makanan tinggi gula. Seperti makanan manis dengan glukosa lebih cepat dicerna. Ini karena membuat energi tidak bertahan lama.
Saat berbuka puasa, kata Reisa, perhatikan makanan berbuka yang secukupnya, perhatikan kadar garam dan lemaknya yang tidak berlebihan.
"Makan dalam jumlah banyak, perut bisa mual dan terjadi gangguan lambung. Disarankan kurma tiga butir, buah segar itu lebih disarankan," katanya.
Reisa, yang juga Duta Perubahan Perilaku itu, mengatakan, KIPI merupakan reaksi wajar yang terjadi pada tahapan vaksinasi. Pada keadaan terberat, maka KIPI perlu diatasi dengan mengonsumsi obat pereda nyeri.
Baca Juga
Pemerintah Jadikan Ramadan Momentum Gencarkan Vaksinasi COVID-19
Namun Reisa memastikan, bahwa selama Ramadan pemerintah telah mengalokasikan vaksin dengan takaran setengah dosis agar risiko KIPI yang muncul relatif lebih ringan bila dibandingkan dosis penuh.
"Bahkan banyak yang sudah melengkapi dua dosis, tidak muncul KIPI-nya," jelas dia.
Supaya stamina tetap terjaga selama proses antrean vaksinasi, kata Reisa, peserta disarankan untuk mengonsumsi gizi berimbang saat sahur agar energi yang dimiliki mencukupi untuk aktivitas sepanjang hari.
Pada saat sahur maupun berbuka puasa disarankan mengonsumsi banyak serat seperti sayur dan buah. Makanan rendah serat dan tinggi lemak jenuh bisa menyebabkan darah lebih kental dan memicu sumbatan darah.
"Ini menyebabkan aliran oksigen berkurang, sehingga lemas dan ngantuk berlebihan. Makanan dengan karbohidrat kompleks membuat kenyang lebih lama," katanya. (Knu)
Baca Juga
Polda Metro Buka Gerai Vaksinasi Booster di GBK sampai Lebaran
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
PDPI Beberkan Dosa-Dosa Gaya Hidup Pemicu ISPA dan Cara Menghindarinya Tanpa Ribet
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Pemerintah Jemput Bola Vaksinasi Ribuan Hewan Peliharaan, Jakarta Targetkan Bebas Rabies
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis