Kebahagiaan bukanlah hadiah untuk kamu yang berhasil melarikan diri dari rasa sakit. Untuk mencapainya kamu dituntut untuk menghadapi perasaan negatif secara langsung, tanpa membiarkannya menguasaimu.
Dokter dan penasihat medis Russ Harris yang menulis The Happiness Trap, menyebut konsepsi populer tentang kebahagiaan itu berbahaya karena membuat orang "berjuang melawan kenyataan".
Baca Juga:

Konsepsi kebahagiaan semacam itu tidak mengakui bahwa kehidupan nyata penuh dengan kekecewaan, kehilangan, dan ketidaknyamanan. "Jika kamu ingin menjalani kehidupan yang kaya dan bermakna, kamu akan merasakan berbagai macam emosi," kata Harris seperti diberitakan Psychology Today.
Intinya, bukan untuk membatasi palet perasaan itu. Bagaimanapun, keadaan negatif mengarahkan kamu pada apa yang dihargai dan apa yang perlu diubah. Misalnya, kesedihan untuk orang yang dicintai membuktikan betapa kamu menghargai hubungan itu. Frustrasi dengan beberapa pekerjaan berturut-turut adalah tanda bahwa kamu berada di karier yang salah.
Kebahagiaan tidak akan ada artinya jika bukan karena kesedihan. Tanpa kontras kegelapan, tidak ada cahaya.
Perhatian penuh membawa kebahagiaan
Mindfulness atau perhatian penuh pada kondisi psikologis yang terjadi saat ini, ditandai dengan keterbukaan dan rasa ingin tahu terhadap perasaanmu, dan bukan tentang penilaian orang lain.
Perhatian penuh adalah alat yang ampuh untuk mengalami kebahagiaan bila dilakukan secara teratur. "Jika kamu membawa perhatian penuh untuk menanggung perasaan negatif, semua menjadi kehilangan dampaknya. Biarkan saja mereka berada di sana tanpa berjuang melawannya, dan kamu akhirnya akan merasa lebih sedikit kecemasan dan depresi," kata Harris.
Dia mengingatkan agar kamu jangan membuang perasaan negatif, tetapi jangan pula biarkan perasaan itu menghalangi kamu mengambil tindakan produktif.
Baca Juga:

Ahli saraf Richard Davidson dari University of Wisconsin telah menemukan bahwa bekerja keras untuk mencapai suatu tujuan, dan membuat kemajuan sampai pada titik mengharapkan suatu tujuan terwujud, tidak hanya mengaktifkan perasaan positif, tetapi juga menekan emosi negatif seperti ketakutan dan depresi.
Selain itu, supaya kamu dapat makin merangkul sakit hati dan kesedihan sebagai bagian dari kebahagiaan, kamu perlu memahami maknanya.
Psikolog Harvard Daniel Gilbert menemukan kebenaran mendalam tentang kebahagiaan: Segalanya hampir tidak pernah seburuk atau sebaik yang kita harapkan. Kenaikan jabatan kamu akan cukup bagus, tetapi itu tidak akan menjadi perayaan tanpa henti 24 jam.
Perpisahan dan patah hati akan sangat sulit, tetapi juga instruktif, dan bahkan mungkin memberi energi.
Manusia sangat buruk dalam memprediksi perasaan masa depan secara akurat, terutama jika prediksi kita didasarkan pada pengalaman masa lalu. Bagaimanapun juga, masa lalu ada dalam ingatan kamu, dan ingatan bukanlah alat perekam yang andal.
Saran yang dapat diambil dari Gilbert adalah melupakan proyeksi mental kamu sendiri. Prediktor terbaik apakah kamu akan menikmati sesuatu adalah apakah orang lain menikmatinya. (aru)
Baca Juga: