MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memperbolehkan masyarakat untuk mudik pada Lebaran 2022. Potensi pergerakan pemudik diprediksi mencapai 85,5 juta orang, berdasarkan animo warga yang ditemukan melalui survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akhir Maret lalu.
Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru menuturkan, puncak puncak arus mudik Lebaran tahun ini akan terjadi pada 29 April dan puncak arus balik diperkirakan akan terjadi pada 8 Mei.
Baca Juga
Jelang Mudik, Kementerian ESDM Klaim Antrean Kendaraan Isi BBM Sudah Terurai
"Puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada tanggal 29 Mei 2022. Kemudian untuk puncak arus balik diprediksi akan terjadi pada tanggal 8 Mei 2022," ujar Heru di Jakarta, Senin (11/4).
Kepada para pemudik, Jasa Marga mengimbau agar tidak bersama-sama melakukan perjalanan pada tanggal puncak arus mudik dan balik. Hal ini dikarenakan agar distribusi arus mudik dan balik dapat tersebar secara merata.
"Terkait dengan waktu kami mengimbau kepada para pengguna jalan untuk menghindari perjalanan mudik maupun balik pada saat arus puncak mudik dan balik," kata Heru.

Sesuai dengan rencana pemerintah yang telah memberikan kelonggaran untuk perjalanan mudik, Jasa Marga telah melakukan serangkaian persiapan dan koordinasi yang intensif dengan semua pemangku kepentingan.
Baca Juga
Hal ini bertujuan agar pelayanan terhadap arus mudik Lebaran ini bisa berjalan dengan baik dan pengguna jalan bisa mudik dengan selamat dan sehat.
Ada beberapa hal yang harus Jasa Marga siapkan, pertama mengenai kapasitas untuk titik-titik kepadatan bagaimana meningkatkan atau mengantisipasi kepadatan.
Jasa Marga memastikan gerbang tol, bagaimana keberfungsian peralatan di gerbang tol 100 persen. Selain itu Jasa Marga juga akan mengoperasikan gardu tol miring. serta mengoperasikan mobile reader.
"Seperti saya sudah sampaikan, untuk di gerbang tol dan di lajur kami menghitung kapasitas lajur, selain kapasitas gerbang tol. Tentunya Jasa Marga bekerjasama dengan kepolisian, dimungkinkan adanya rekayasa lalu lintas dan hal itu menjadi diskresi kepolisian baik rekayasa lalu lintas yang bersifat contra flow, satu arah (one way), dan sebagainya," ucapnya
Jasa Marga memperkirakan jumlah arus mudik pada tahun ini akan melebihi arus mudik pada tahun 2019 yang tercatat sekitar 2,5 juta kendaraan.
Pada tahun 2020, arus mudik turun 40 persen di mana hanya sekitar 900.000 kendaraan, sedangkan pada tahun 2021 tercatat sekitar 1,4 juta kendaraan.
"Di tahun ini kami memperkirakan (arus mudik) tidak hanya naik dari 2021, tetapi akan melebihi volume pada tahun 2019," pungkasnya. (*)
Baca Juga
Polri Perkirakan 80 Juta Orang Mudik, 47 Persen Pakai Transportasi Darat