Publikasi Gambar AI jadi Pelanggaran Hak Cipta di Jepang


Gambar berbasis AI akan kena tindak pidana pelanggaran hak cipta (Foto Pixabay geralt)
PADA 30 Mei 2023 pihak Agency for Cultural Affairs of Japan (ACA) merilis dokumen terkait hubungan antara AI dengan pelanggaran hak cipta. Dokumen tersebut berisikan tentang menggunakan gambar yang sudah dibuat untuk belajar AI serta penggunaan gambar AI secara komersial.
Menurut laman Siliconera, akan ada pelanggaran hak cipta di Jepang bila ada penggunaan AI dalam gambar tanpa izin maupun diperjualbelikan.
Baca Juga:
CEO Spotify Khawatir AI Timbulkan Risiko bagi Industri Kreatif
ACA mengklaim bahwa penggunaan AI tanpa izin dari referensi yang AI garap untuk diubah menjadi satu gambar baru masih bisa digunakan sebagai karya non komersial. Sedangkan bila diperjualbelikan dapat dituntut secara pidana berdasarkan undang-undang yang akan diimplementasi.

ACA menjelaskan bahwa penggarapan gambar menggunakan AI adalah sebuah tahap perubahan dua atau lebih referensi gambar menjadi satu gambar baru. Sementara gambar yang menjadi referensi ini kebanyakan diambil tanpa izin, dan bahkan beberapa program AI pun tidak memberikan referensi. Hal ini menjadikan perbuatan generasi gambar AI menjadi sebuah tindak kriminal.
Baca Juga:
Main Hati dengan C.AI Bot untuk Mengisi Kekosonganmu
Pihak ACA akan memberikan imbauan kepada satu organisasi melalui seminar dan beberapa kanal, terkait partisipasi terhadap hak cipta bersama para pakar dan pengacara untuk mengedukasi secara publik terkait AI.

Di lain hal, situs seperti DLsite Japan pun sempat menghapus sebagian karya berupa gambar, manga, ataupun short anime yang dibuat menggunakan AI pada platformnya. Sebagian pihak pun dapat melihat beberapa kesalahan yang dibuat AI untuk gambar yang mereka sebarkan, termasuk wajah familier, serta anggota tubuh terlihat aneh.
Keputusan untuk membuat karya AI menjadi pelanggaran hak cipta adalah langkah tepat yang dibuat di Jepang. Sebab sebagian ilustrator yang merilis karyanya akan merugi karena gambarnya digunakan sebagai referensi AI. Bahkan, beberapa ilustrator sulit untuk menjual karyanya yang autentik di program menggambar seperti Adobe Photoshop, Paint Tool SAI, maupun ProCreate.
Apakah kamu ilustrator yang menentang penggarapan karya menggunakan program AI? (dnz)
Baca Juga:
Robot Virtual Bertenaga AI Ditunjuk Jadi CEO
Bagikan
Berita Terkait
Ukuran Baterai Vivo X300 dan X300 Pro Terungkap, Kapasitasnya Besar!

OPPO Find X9 dan Find X9 Pro Sudah Raih Sertifikasi Global, Siap Meluncur 16 Oktober

S25 Edge Gagal Total, Samsung Bakal Hadirkan Model Plus di Galaxy S26 Series

Baru Meluncur di Pasaran, Xiaomi 17 Series Tembus 1 Juta Penjualan dalam Sehari

Uji kamera Xiaomi 17 Pro Max, iPhone 17 Pro Max, dan Samsung Galaxy S25 Ultra: Mana yang Lebih Baik?

Render Samsung Galaxy S26 Ultra Terungkap, Desain S Pen Alami Perubahan

Meluncur Bulan Depan, Spesifikasi OPPO Find X9 Kini Sudah Terungkap

Analisis Penjualan Xiaomi 17 dan iPhone 17, Mana yang Lebih Stabil?

realme Bikin Ponsel Game of Thrones, ini Fitur dan Spesifikasi

Road to OPPO Run 2025: Ratusan Pelari Jakarta Antusias Sambut Jersey dan OPPO Watch X2 Series
