Kesehatan

Penurunan Berat Badan Cepat vs Lambat, Lebih Baik Mana?

Andrew FrancoisAndrew Francois - Kamis, 01 Juni 2023
Penurunan Berat Badan Cepat vs Lambat, Lebih Baik Mana?

Jangan terjebak ambisi penurunan berat badan secara cepat. (Foto: Pexels/mentatgt)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEBUAH studi menjelaskan alasan penurunan berat badan dengan cara cepat tidak lebih baik daripada cara yang lebih lama. Demikian disebutkan Medicaldaily, Selasa (30/5).

Ketika seseorang memutuskan untuk menurunkan berat badan, wajar jika mereka mencari strategi yang memberikan hasil lebih cepat. Namun, ada temuan bahwa mengambil rute yang lebih lambat lebih baik, karena penurunan berat badan yang cepat berpotensi menghasilkan berat badan yang kembali naik dengan cepat pula.

Namun, sebelum memutuskan program penurunan berat badan, penting untuk memahami bagaimana strategi ini bekerja dan mana yang lebih cocok dengan metabolisme tiap individu.

Strategi penurunan berat badan yang lebih lambat melibatkan proses dengan target-target kecil yang dapat dicapai secara bertahap dalam diet dan aktivitas fisik. Dokter merekomendasikan ini berdasarkan konsep bahwa mengatur berat badan merupakan komitmen seumur hidup.

Baca juga:

Cara Keliru untuk Turun Berat Badan

Pentingnya mengurangi porsi makan. (Foto: Pexels/Foody Factor)

Sedangkan strategi penurunan berat badan yang cepat melibatkan diet rendah kalori yang menghasilkan penurunan lebih dari satu kilogram dalam seminggu.

Cara ini umumnya tidak direkomendasikan oleh para ahli kesehatan. Penurunan berat badan yang cepat lebih menekankan pada memotong kalori, membatasi waktu makan dan berpuasa daripada berolahraga.

Para ahli percaya bahwa saat melakukan diet cepat, seseorang kehilangan otot yang berfungsi membakar lemak serta memperlambat laju metabolisme.

Sehingga ketika diet dihentikan dan orang tersebut kembali ke pola makan normal, tubuh membakar lebih sedikit kalori dan mulai menambah berat badan kembali. Ini disebut efek "yo-yo" dari diet.

Baca juga:

Turunkan Berat Badan 15 kg dengan Satu Sendok Rempah-Rempah Alami Ini

Penurunan berat badan secara lambat tetap lebih baik. (Foto: Pexels/Keiji Yoshiki)

Beberapa penelitian telah mengevaluasi manfaat dan risiko yang terlibat dalam program penurunan berat badan yang cepat dan lambat.

Sebuah studi yang menggunakan meta-analisis mengevaluasi perubahan komposisi tubuh dan kepadatan mineral tulang, seiring dengan penurunan berat badan, dan menemukan bahwa penurunan berat badan secara bertahap lebih efektif daripada penurunan berat badan secara cepat, mempertimbangkan metabolisme dan jumlah kalori yang dibakar saat istirahat.

Rahasia mempertahankan penurunan berat badan adalah menjaga tingkat metabolisme tetap tinggi. Penelitian telah menunjukkan penurunan berat badan yang cepat dapat menurunkan tingkat metabolisme, sistem tubuh yang berfungsi membakar kalori saat istirahat. (waf)

Baca juga:

5 Buah yang Bisa Bantu Menurunkan Berat Badan

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Andrew Francois

I write everything about cars, bikes, MotoGP, Formula 1, tech, games, and lifestyle.

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Bagikan