Pandemi Corona, Mengapa 'Social Distancing' Perlu Dilakukan?


Jaga jarak! Penyebaran virus semakin meluas (Pixabay/Geralt)
MENYEBARNYA virus Corona membuat banyak orang cemas akan aktivitas harian yang dilakukan. Menanggapi hal ini, Presiden Indonesia Joko Widodo telah mengimbau masyarakat untuk kerja, belajar, dan ibadah dari rumah. Mulai dari sekolah, universitas, sampai tempat ibadah terpaksa ditutup untuk menjaga keamanan bersama, setidaknya hingga suasana mulai kondusif.
Baca juga:
Sekolah Diliburkan, Orangtua Murid: Guru Harus Memberikan Tugas
Melansir laman Nytimes, para ahli kesehatan mendesak orang-orang untuk mempraktikkan social distancing. Istilah ini kemudian menjadi tren di Twitter, bahkan Presiden AS Donald Trump mengesahkan kebijakan tersebut sejak 14 Maret. Pemerintahan AS menekankan bahwa penting bagi semua orang untuk berlatih menjaga jarak sosial, bukan hanya mereka yang dianggap berisiko tinggi atau sakit parah. Tapi, bagaimana melakukan praktik social distancing? Apakah itu perlu dilakukan?

Menurut beberapa ahli, social distancing adalah untuk menjaga jarak antara kamu dan orang lain, setidaknya enam kaki. Dengan melakukannya berarti kamu meminimalkan kontak dengan orang lain. Hindari transportasi umum juka memungkinkan, batasi perjalanan yang tidak penting, bekerja dari rumah dan lewati pertemuan sosial.
"Setiap pengurangan orang yang kamu temui atau berkontak dengan kamu akan berdampak signifikan pada kemampuan virus untuk menyebar dalam populasi yang lebih luas," kata Dr. Gerardo Chowell, ketua ilmu kesehatan populasi di Georgio State University. Mengutip NyTimes, strategi social distancing ini menyelamatkan ribuan nyawa selama pandemi flu spanyol tahun 1918 dan, baru-baru ini, di Mexico City selama pandemi flu 2009.
Baca juga:
Dari virus Corona menjadi pandemi ketakutan, berbagai pertanyaan seputar COVID-19 pun muncul. Misalnya, spakah kondisi tubuh yang fit dan usia yang masih muda tidak memiliki faktor risiko apapun? Apakah masih bisa bersosialisasi? Tentunya hal ini sangat keliru, karena tidak ada perbedaan antara batasan umur tua dan muda untuk virus yang satu ini.
Jika kamu mengabaikan maksud dari praktik social distancing, pada dasarnya akan menempatkan dirimu dan orang lain pada risiko yang jauh lebih tinggi untuk tertular COVID-19. Meski begitu, para ahli sepakat bahwa tidak apa-apa kamu pergi keluar rumah untuk mendapatkan udara segar dan berolahraga.
Kamu juga pasti perlu meninggalkan rumah untuk membeli kebutuhan hidup penting lainnya, bukan? "Jika kamu pergi dalam waktu yang panjang, jangan lupa untuk membawa pembersih tangan dan membersihkan tanganmu. begitu juga ketika sudah kembali sampai dirumah," kata Dr. Caitlin Rivers, seorang ahli epidemiologi di Universitas Johns Hopkins. (Nic)
Baca juga:
Teladan! Ini Alasan Pemulihan Corona di Korea Selatan Berlangsung Cepat
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Ribuan Warga Terkena Ispa Akibat Pembakaran Lapak Limbah Ilegal, Virus dan Bakteri Dapat Menular

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
