Pakar Gestur Tangkap Sinyal Koalisi Putaran Dua Kubu 01 dan 03 di Debat Terakhir

MerahPutih.com - Dalam debat pilpres pamungkas pilpres semalam, tiga calon presiden (capres) Anies Baswedan (nomor urut 1), Prabowo Subianto (nomor urut 2), maupun Ganjar Pranowo (nomor urut 3) tampak tampil berdebat dengan penuh kehati-hatian.

Namun, Pakar gestur dan mikro ekspresi dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR) Monica Kumalasari menangkap sinyal potensi koalisi jelang putaran dua dari sikap dua orang capres saat tampil di panggung debat.

Baca Juga:

Anies Minta Pemerintah Tak Pelit untuk Investasi Pendidikan

Merujuk analisis pesan yang tersampaikan dari gestur dan mikro ekspresi para kandidat, Monica menyebut adanya chemistry antara capres nomor urut 1 dan 3. Walaupun tidak selalu, lanjut dia, Anies dan Ganjar kerap terlihat "saling mendukung" pernyataan satu sama lain dan menyerang Prabowo.

"Jadi ada pertanyaan-pertanyaan memprovokasi, seperti perihal bansos, artinya dari nomor urut 1 dan 3 untuk menyerang 2. Tetapi ini lebih merupakan suatu kolaborasi," kata Monica, dilansir dari Antara, Senin (5/2).

Menurut Monica, keputusan untuk menjalankan langkah itu kemungkinan dipengaruhi oleh angka elektabilitas Prabowo yang masih lebih tinggi dibandingkan elektabilitas Anies dan Ganjar.

Baca Juga:

Saat Debat Pemungkas, Ganjar Singgung Mahfud Mundur dari Kabinet Jokowi

Dalam debat terakhir itu, Monica menangkap seakan ada kesan yang ditunjukkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 dan 3 sedang bersiap untuk berkolaborasi dan menyusun strategi memitigasi risiko bila pemilu 2024 dilaksanakan dua putaran.

"Debat semalam ini justru mengambang dan masyarakat akan semakin bingung. Dan apakah ini merupakan ciri-ciri dari pemilu damai? Saya melihatnya ini adalah damai untuk para kontestan, bukan untuk para pemilih, dengan adanya mitigasi risiko tadi," tutur pakar gestur itu. (*)

Baca Juga:

Klarifikasi Pernyataan Presiden Boleh Kampanye, Jokowi Bawa-Bawa Poster