SUKA mengumpat alias berkata kasar sering dianggap sebagai perilaku yang kurang sopan. Suka bersumpah-serapah pun sering dikaitkan sebagai tanda dari kecerdasan dan pendidikan yang rendah karena mereka seolah-olah hanya mengandalkan kata kasar saja alih-alih menggunakan kosakata yang kaya.
Dilansir CNN, kenyataan yang terjadi malah sebaliknya. Suka bersumpah serapah bisa jadi merupakan tanda superioritas verbal. Penelitian juga menunjukan bahwa kebiasaan berkata kasar bisa memberikan beberapa keuntungan lainnya.
Baca juga:
Waspada Gaslighting, Taktik manipulatif untuk Memutarbalikkan Fakta
"Keuntungan dari suka mengumpat sangatlah banyak," ungkap profesor emeritus psikologi di Massachusetts College of Liberal Arts, Timothy Jay, kepada CNN. Menurut sang profesor yang telah mempelajari kegiatan mengumpat selama lebih dari 40 tahun, kesimpulan tersebut disebabkan oleh berbagai penelitian pada otak dan emosi di bidang anatomi otak yang telah berkembang secara pesat selama dua dekade terakhir.
1. Tanda kecerdasan

Dilansir dari Science Direct, sebuah penelitian yang dilakukan pada 2015 menunjukkan bahwa orang-orang berpendidikan lebih pandai mengeluarkan kata-kata umpatan yang kreatif daripada mereka yang kurang fasih berbicara.
Menurut Jay, bahasa berkorelasi dengan kecerdasan sehingga orang yang pandai dalam berbahasa biasanya juga pandai dalam menghasilkan kosakata makian yang beragam.
Mengumpat juga berkaitan dengan intelegensi sosial. "Biasanya, mereka memiliki strategi untuk menempatkan waktu dan tempat yang tepat untuk bisa mengumpat," ungkap Jay. Baginya, itu merupakan kemampuan kognitif sosial yang bisa membuat kehidupan sosial seseorang lebih baik.
2. Tanda kejujuran

Ilmu pengetahuan juga telah menemukan kaitan positif antara mengumpat dengan kejujuran. Tiga penelitian pada 2017 menyimpulkan bahwa orang-orang yang suka mengumpat lebih jarang berbohong. Orang yang suka mengumpat juga biasanya memiliki tingkat integritas yang lebih tinggi.
"Ketika seseorang mengekspresikan emosinya secara jujur dengan kata-kata yang lebih kuat, biasanya kata-kata yang keluar lebih jujur," ungkap Jay.
Meski begitu, bukan berarti mereka yang suka mengumpat memiliki kemungkinan lebih kecil untuk terlibat dalam perilaku yang tidak bermoral atau tidak etis.
Baca juga:
Masih Bisa Langsing, 3 Langkah Sukses Diet untuk Usia 40 Tahun ke Atas
3. Lebih tahan banting

Penelitian menunjukkan bahwa mengumpat bisa meningkatkan toleransi kesakitan. Dilansir dari CNN, orang-orang yang bersepeda sambil mengumpat memiliki kekuatan dan tenaga yang lebih banyak daripada mereka yang menggunakan gaya bahasa yang netral.
Mereka yang suka mengumpat juga memiliki genggaman tangan yang lebih kuat ketika bersalaman.
Sebuah penelitian yang dilaporkan pada National Library of Medicine juga menunjukkan bahwa ketika meletakkan tangan di air es, mereka yang suka mengumpat merasakan rasa sakit yang lebih sedikit dan mampu bertahan lebih lama daripada mereka yang tidak suka mengumpat.
"Pesan utamanya adalah mengumpat bisa membantumu mengatasi rasa sakit," ungkap psikolog Richard Stephens dalam wawancaranya dengan CNN. Memaki bisa memproduksi respon stres yang memulai refleks pertahanan tubuh. Adrenalin akan meningkatkan detak jantung dan pernapasan sehingga mempersiapkan otot untuk beraktivitas.
Disisi lain, Stephens menjelaskan bahwa ada reaksi fisiologis lainnya yang membuat tubuh menjadi lebih tahan terhadap rasa sakit.
Sobat Merahputih, sudahkah kamu mengumpat hari ini? (SHN)
Baca juga: