Imlek

Mengenal Kue Bulan dan Ragam Jenisnya

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Jumat, 12 Februari 2021
Mengenal Kue Bulan dan Ragam Jenisnya
Ada makna positif yang tersimpan dibalik kue bulan (foto: pixabay/scribblinggeek)

DALAM bahasa Hokkian, Kue Bulan disebut juga Tiong Chiu Pia. Kue bulan pada dasarnya berbentuk bulat. Tapi, seiring dengan perkembangan zaman, bentuk-bentuk lain dengan berbagai variasi bermunculan.

Seperti yang dilansir dari berbagai sumber, salah satu ciri khas kue bulan yakni adanya stempel pada bagian atas kue, yang bertuliskan simbol atau aksara Tionghoa.

Baca Juga:

Mengenal Makna Ritual Teh Pai pada Pernikahan Adat Tionghoa

Simbol aksara pada bagian atas kue bulan melambangkan panjang umur atau harmoni (foto: pixabay/scribblinggeek)

Simbol aksara tersebut memiliki makna panjang umur atau harmoni. Tapi seiring perkembangan zaman, banyak orang yang memodifikasi bentuk dari stempel di bagian atas kue bulan.

Kue bulan biasanya disajikan pada Tahun Baru Imlek juga di Festival Kue bulan. Festival kue bulan sendiri dirayakan setiap tanggal 15 bulan ke-8 menurut kalender imlek.

Menurut kepercayaan Tionghoa, di tanggal tersebut bulan berada di posisi paling dekat dengan bumi, berdampingan dengan batas langit, besinar kemerahan, dan dinilai melambangkan bersatunya pria (matahari) dan perempuan (bulan) seperti Yin dan Yang dalam tradisi Tionghoa.

Bentuk bulat kue bulan kabarnya karena bila dilihat dari bumi, bulan berbentuk bulat. Namun, rupanya ada makna lain dari bentuk tersebut.

Menurut professor Wei Shang dair Columbia University, menjelaskan bahwa bulat merupakan lambang persatuan dan kekeluargaan. Jadi, tak heran apabila mooncake festival kerap dijadikan momen berkumpulnya seluruh anggota keluarga.

Kue Bulan melambangkan persatuan dan kekeluargaan (foto: pixabay/daniel64)

Baca juga:

Tangyuan, Makanan Penutup Wajib saat Perayaan Imlek

Kue bulan sendiri terdiri dari berbagai jenis. Pertama yakni Cantonese, jenis kue bulan ini yang paling mendunia, asalnya dari provinsi Godangdong. di tempat aslinya, terdapat lebih dari 200 variasi.

Kue bulan yang kedua yakni Suzhou, jenis ini muncul ribuan tahun lalu. Adonannya kaya akan campuran lemak hewani, gula dan tepung. Kue ini banyak terdapat di Indonesia.

Jenis kue bulan yang ketiga yakni Beijing. Kue ini memiliki dua varian rasa yang disebut dengan qiang dan fan mao. Rasa kue bulan jenis ini cendrung lebih flaky.

Selanjutnya jenis kue bulan yang keempat adalah Chaosan atau Tiociu. Rasa kue ini pun flaky, tapi mempunyai diameter lebih besar daripada Cantonese-style dengan ketebalan kue lebih tipis.

Jenis yang kelima yaitu Ningbo. Kue bulan diteumkan di provinsi Zhejiang. Rasanya cendrung lebih sedikit pedas dan asin.

Seiring perkembangan zaman, kue bulan terdiri dari berbagai jenis yang sudah dimodifikasi (foto: pixabay/cegoh)

Kemudian, kue bulan yang keenam yakni Yunnan. Jenis yang satu ini memiliki cita rasa yang cendrung lebih manis. Lalu jenis kue bulan yang ketujuh yaitu Kue Bulan Modern. Jenis ini sudah dimodifikasi sedemikian rupa, dengan rasa yang beragam. Dari mulai keju, abon ayam, agar-agar, tiramisu, kopi hingga ice cream.

Tapi, ditengah banyaknya aneka rasa yang sudah dimodifikasi. Rasa yang paling menarik ialah komposisi dan rasa asli kue bulan tradisional.

Umumnya, kue bulan tradisional berisi dengan pasta kacang merah, biji teratai atau kuning telur asin yang melambangkan bulan purnama. Sementara pada bagian luar kue menggunakan lemak babi.

Meski resep tradisional menggunakan lemak babi, saat ini sudah banyak kue bulan modern yang dibuat dengan bahan-bahan makanan halal. (Ryn)

Baca juga:

Mengenal Tuak, Jamuan Penghangat Khas Suku Batak

#Imlek #Kuliner #Makanan Khas Imlek #Februari Kulineran Di Negeri Aing #Tahun Baru Imlek #Kue Unik
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special
Bagikan