Kesehatan

Masih Banyak Orang Indonesia Keliru saat Menyikat Gigi

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Rabu, 23 Maret 2022
Masih Banyak Orang Indonesia Keliru saat Menyikat Gigi

Ternyata tidak sedikit orang Indonesia yang keliru soal menyikat gigi. (Foto: Pexels/Sarah Chai)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MENYIKAT gigi adalah cara paling mudah untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hampir semua orang di seluruh dunia setidaknya melakukan kegiatan ini sehari sekali. Meski demikian, ternyata tidak sedikit orang yang masih keliru dengan cara melakukannya dengan benar.

Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) drg. Usman Sumantri, M.Sc mengatakan kebiasaan menyikat gigi pada masyarakat Indonesia memang sudah baik, tetapi masih banyak di antara mereka yang keliru dalam penerapannya, seperti dilansir laman ANTARA (22/3).

Hal tersebut merujuk pada data Riskesdas 2018 yang mencatat dari 94,7 persen masyarakat yang memiliki kebiasaan menyikat gigi setiap hari, hanya 2,8 persen yang telah menyikat gigi dengan benar. Waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah pagi setelah makan dan malam sebelum tidur.

Baca juga:

Kebiasaan Sederhana untuk Jaga Kesehatan Gigi

Masih Banyak Orang Indonesia Keliru saat Menyikat Gigi
Jangan menyepelekan rutinitas menyikat gigi dua kali sehari. (Foto: Unsplash/Marcos Ramirez)

"Kebanyakan orang itu bangun tidur, sikat gigi, sarapan, berangkat ke sekolah atau ke kantor. Begitu juga mau mandi sore, dia sikat gigi, padahal seharusnya sikat gigi kan sebelum tidur. Ini yang memang mesti diubah, perilaku orang sehingga kesehatan giginya bisa dipertahankan," kata Usman dalam konferensi pers virtual, Selasa (22/3).

Selain permasalahan ketepatan waktu menyikat gigi, Usman juga menyoroti perbedaan pemahaman mengenai definisi 'sakit gigi' antara praktisi kesehatan dengan masyarakat.

Ia mengatakan saat ini masih banyak masyarakat yang berpikir bahwa sakit gigi berarti ketika sudah dalam kondisi berdenyut-denyut. "Kami menganggap gigi berlubang sedikit saja itu sudah 'sakit'. Sudah gejala-gejala perubahan pada warna gigi, mungkin ada spot-spot, itu sudah menunjukkan ke arah karies," ujar Usman.

Kesehatan gigi, kata Usman, sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup hingga rasa percaya diri terkait penampilan seseorang. "Belum lagi masalah estetikanya. Jadi kalau sudah banyak gigi hilang, otot-otot wajah juga akan terpengaruh, akan turun. Dan itu, barangkali mempercepat orang terlihat lebih tua dari umur sebenarnya," katanya.

Baca juga:

Jangan Menunda Perawatan Mulut dan Gigi Berkala ke Dokter Gigi

Masih Banyak Orang Indonesia Keliru saat Menyikat Gigi
Menyikat gigi dilakukan minimal dua kali sehari. (Foto: Pexels/Miriam Alonso)

Apabila kesehatan gigi terganggu, maka fungsi pengunyahan juga ikut terganggu sehingga dapat memicu masalah pada sistem pencernaan seseorang. "Akibat terganggu fungsi pengunyahan, maka pencernaan menjadi berat, absorpsi makanan juga akan terganggu. Jadi ke mana-mana efek dari orang kehilangan gigi, selain pengunyahan terganggu," ujar Usman.

Oleh sebab itu, Usman menekankan pentingnya pencegahan sejak dini agar kesehatan gigi tetap terjaga hingga usia tua dan jangan menunggu hingga sakit gigi baru pergi ke dokter.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya mengampanyekan edukasi dan promosi kesehatan gigi yang dilakukan di sekolah-sekolah, terutama sekolah dasar. Melalui program seperti ini, diharapkan dapat mengubah perilaku sejak dini untuk selalu menjaga kesehatan gigi dengan benar.

"Mudah-mudahan dengan begini, kualitas kesehatan gigi masyarakat Indonesia akan semakin bagus," tutupnya. (*)

Baca juga:

Kebiasaan Tidak Terduga Merusak Gigi

#Gigi #Gigi Rusak #Dokter Gigi #Kesehatan #Kesehatan Mulut
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Ratusan Ribu Anak Indonesia Alami Gigi Berlubang, Sakit Gigi Bisa Timbulkan Penyakit Sistemik
150 juta orang Indonesia punya masalah gigi dan mulut, namun hanya 11,2 persen saja yang mengakses perawatan medis
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 11 September 2025
Ratusan Ribu Anak Indonesia Alami Gigi Berlubang, Sakit Gigi Bisa Timbulkan Penyakit Sistemik
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Bagikan