JIKA kamu adalah orang yang suka bercerita maka kamu berhasil menjaga kesehatan mental. Menurut penelitian psikologi naratif, ada kaitan yang menunjukkan hubungan antara storytelling dan kesehatan mental seseorang.
Bahwa menjelajahi kisah pribadi, merenungkannya, mengubah cerita, dan membagikannya ke banyak orang akan membuat diri kita menjadi rapuh. Namun di waktu yang sama akan membuat diri menjadi lebih tumbuh dan sembuh. Tak hanya itu saja, melainkan dengan kita bercerita dengan seseorang akan membuat diri menjadi lega.
Baca Juga:

Ketika bercerita, pasti ada rasa nyaman dan kelapangan hati yang lepas dari pikiran. Dengan bercerita akan membantu diri kita untuk bersikap tegas dalam suatu hal, mengingatkan diri kita atau hanya sekadar menghabiskan waktu saja. Melansir laman verywellmind.com ada banyak manfaat storytelling bagi kesehatan mental seseorang.
Saat bercerita, kita dilatih juga untuk menjadi pendengar yang baik bagi cerita orang lain. Mendengar dapat mengembangkan imajinasi dan memperluas pemikiran tentang suatu cerita. Tahukah kamu, di saat bersamaan muncul imajinasi yang dapat meningkatkan kecerdasan juga.
Kemudian ketika mendengar cerita seseorang, kamu turut memahami cerita dan juga belajar menumbuhkan rasa empati. Empati adalah suatu keadaan seseorang merasakan pikiran, perasaan, atau keadaan yang sama dengan orang lain. Kamu turut merasakan kesedihannya.
Baca Juga:
Kepribadian Seseorang Bisa Dilihat dari 6 Genre Musik Favorit

Selain meningkatkan empati, menurut Jennifer Aaker, professor di Stanford Graduate School Of Business seperti dikutip dari verywellmind.com, orang akan mengingat informasi ketika dirangkai dengan narasi. Bercerita juga bisa meningkatkan daya ingat.
Menurut penelitian dalam psikologi positif, saat menceritakan kisah seseorang, ternyata mampu mengendalikan suasana hati dan citra diri kita. Ini tentu berbanding lurus dengan emosi positif yang diciptakan setelah bercerita. Emosi positif yang muncul dapat membantu mengatasi kesulitan dengan lebih baik dan menghadapi hambatan yang dihadapi. (dkr)
Baca Juga:
Micro Cheating, Selingkuh Tipis-tipis Pemicu Masalah Hubungan