TAHUN 2023 sudah berjalan hampir satu bulan penuh, namun selalu saja terdengar perdebatan dari keluarga, kerabat atau teman nongkrong tentang “Mana yang lebih berbahaya, rokok elektronik atau rokok konvensional?”.
Dilansir dari Antara, Ketua Umum Pehimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Agus Dwi Susanto, SpP(K) menegaskan bahwa rokok elektronik (vape) dan rokok konvesional sama berbahaya untuk kesehatan manusia.
Baca juga:
Vape atau Rokok, Mana yang Lebih Aman?

“Vape atau rokok elektronik itu ada tiga persamaan dengan rokok konvensional, sehingga keduanya sama berbahaya,” jelas Agus.
Ia juga menambahkan, persamaan antara vape dengan rokok konvesional adalah kandungan nikotin yang bisa menyebabkan adiksi atau ketergantungan. Kemudian, keduanya juga dianggap mengandung zat karsinogen, yaitu sejenis senyawa yang dapat menyebabkan penyakit kanker.
“Pada rokok konvesional, karsinogennya ada di dalam tar. Sedangkan vape ada pada cairannya yang mengandung logam berat,” tambahnya.
Kemudian kesamaan antara vape dan rokok konvensional, yaitu sama-sama mengandung bahan yang bersifat iritatif. Sehingga merangsang terjadinya inflamasi atau peradangan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam vape juga dapat menyebabkan terjadinya berbagai penyakit. Terutama pada saluran napas seperti penyakit paru, asma, dan berbagai risiko inflamasi sistemik pada jantung dan pembuluh darah.
Baca juga:

Lebih lanjut, Agus menuturkan perokok vape berisiko mengalami penyakit seperti asma, bronkitis hingga peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi (Pneumonia).
Sementara itu, terkait polusi udara yang disebabkan oleh uap vape. Ketua Kajian Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) itu menilai dampaknya paling besar ada di dalam ruangan.
“Polusi udara akibat rokok itu kecil dibandingkan kendaraan. Tetapi di area tertutup yang banyak menggunakan vape maka indoor air pollution-nya akan tinggi,” katanya.
Potensi bahaya dan dampak buruk bagi kesehatan dari polusi udara akibat vape juga berisiko bagi manusia yang berada di sekitar perokok elektronik atau vape. Namun Agus menegaskan belum pernah menemukan kasus perokok vape mengalami penyakit yang disebut ‘Paru-paru Popcorn’, yaitu nama lain untuk penyakit bronchiolitis obliterans (BO). Satu kondisi langka yang diakibatkan oleh kerusakan saluran udara kecil di paru-paru. (far)
Baca juga: