Pikirkan Hal Ini Sebelum Beralih ke Vape

Muchammad YaniMuchammad Yani - Jumat, 12 November 2021
Pikirkan Hal Ini Sebelum Beralih ke Vape

Vape tidak lebih baik daripada rokok. (Foto: Instagram/bicaravape)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SECARA luas diketahui bahwa merokok sangat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru. Beberapa perokok memilih untuk beralih ke vaping untuk membantu mereka berhenti dan banyak orang muda memilih vape dengan keyakinan bahwa vape tidak berbahaya seperti merokok.

Namun, penting untuk mengetahui bahwa vaping bukanlah usaha untuk melepas diri dari rokok yang bebas risiko. Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan vape dapat memiliki efek negatif pada jantung dan sistem kardiovaskular kamu, seperti dikutip dari Healthline.

Menurut American Lung Association, rokok berkontribusi terhadap 80 persen kematian akibat kanker paru-paru pada perempuan, dan 90 persen pada pria. Paparan asap rokok juga bisa mematikan karena sekitar 7.300 kematian akibat kanker paru-paru setiap tahun dapat dikaitkan dengan paparan asap rokok. Vaping saat ini diyakini lebih tidak berbahaya daripada merokok, tetapi itu bukan berarti tanpa risiko.

Baca juga:

[Hoaks atau Fakta] Vaksin COVID-19 Berbentuk Vape

Sementara, cairan vape mengandung nikotin dan bahan kimia lainnya yang juga berpotensi menjadi racun bagi paru-paru. Berdasarkan pengetahuan yang ada tentang bahan kimia tersebut, ada kemungkinan bahwa paparannya melalui vaping juga dapat meningkatkan risiko pengguna terkena kanker paru-paru.

Vape dan perangkat vaping hanya tersedia di Amerika Serikat sejak pertengahan 2000-an, jadi belum ada badan penelitian yang menganalisis efek jangka panjang. Mungkin diperlukan beberapa dekade sebelum besarnya efek vaping atau penggunaan vape sepenuhnya diketahui.

Vape juga bisa menyebabkan penggunanya rentan terhadap flu. (Foto: Instagram/vape.inform)
Vape juga bisa menyebabkan penggunanya rentan terhadap flu. (Foto: Instagram/vape.inform)

Kanker paru-paru bukan satu-satunya yang dikhawatirkan oleh para ahli mengenai vape. Dalam jangka pendek, aerosol yang dihasilkan oleh perangkat vaping dapat mengiritasi mata, mulut, dan hidung bahkan membuat kamu lebih rentan terhadap pilek dan flu.

Paru-paru kamu juga berisiko tinggi untuk menghadapi jenis kerusakan lain dari efek vaping, seperti pneumonia lipoid terkait vaping yang berkembang ketika kamu menghirup zat berminyak dari liquid, yang kemudian menciptakan peradangan di paru-paru kamu.

Kekhawatiran lain adalah bronkiolitis obliterans, kondisi serius dan ireversibel yang menyebabkan jaringan parut pada saluran udara kecil di paru-paru kamu. Orang dengan kondisi ini perlu mengambil kortikosteroid atau menggunakan inhaler dengan obat yang dapat melebarkan saluran udara bekas luka.

Baca juga:

Vape atau Rokok, Mana yang Lebih Aman?

EVALI yang merupakan singkatan dari e-cigarette atau vaping product use-associated lung injury, menyebabkan berbagai gejala pernapasan dan kerusakan pada jaringan paru-paru. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kasus EVALI bertanggung jawab atas sekitar 2.800 orang yang melakukan rawat inap dalam beberapa tahun terakhir. Namun, angka-angka ini memuncak pada 2019 dan telah menurun sejak itu.

Perangkat vaping tidak menghasilkan semua bahan kimia yang sama dengan rokok biasa. Dalam laporan 2018 dari National Academy of Sciences, Engineering, and Medicine menyebut jumlah nikotin yang terkandung dalam vape sebanding dengan jumlah nikotin yang akan didapatkan dari rokok biasa.

Perangkat vaping mengeluarkan zat kimia yang sama dengan rokok biasa. (Foto: Instagram/inkedandspun)
Perangkat vaping mengeluarkan zat kimia yang sama dengan rokok biasa. (Foto: Instagram/inkedandspun)

Namun, hal ini bukan hanya tentang nikotin. Laporan yang sama juga mencatat bukti konklusif bahwa vape mengandung dan memancarkan banyak zat yang berpotensi beracun meskipun pada tingkat yang lebih rendah daripada yang akan ditemukan dalam rokok tembakau.

Beberapa zat berbahaya yang didapatkan dari vape adalah senyawa organik volatil (VOC) seperti crylamide, benzena, dan propilena oksida. Kemudian juga bahan penyedap kimia, formaldehida, acrolein, logam berat, timbal, kromium, strontium, nikel, boron, silikon, barium, alumni, besi, dan timah anorganik.

Intinya adalah mungkin dalam beberapa tahun ke depan baru akan ada bukti yang tersedia secara meyakinkan dalam membuktikan bahwa vaping menyebabkan kanker paru-paru. Namun, saat ini para ahli menunjukkan bahwa kita sudah tahu vaping dikaitkan dengan kerusakan paru-paru, dan sangat mungkin bahwa itu nantinya dapat dikaitkan dengan kanker juga. (Tel)

Baca juga:

Waspadalah, Ini Dampak Mengerikan dari Rokok Elektrik

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Bagikan