Korban Tewas Penjajahan Israel Tembus 30.000, Musisi Arab Gencarkan Dukungan untuk Palestina
Musiknya memadukan perlawanan, ketidakberdayaan, dan kemarahan atas perang yang dilancarkan Israel terhadap Hamas. (Foto: Pexels/Omer Faruk Y?ld?z)
MerahPutih.com - Penjajahan Israel ke Jalur Gaza telah berlangsung lima bulan. Selama itu, korban tewas mencapai 30.000 orang. Kebanyakan warga sipil yang terdiri dari bayi, anak-anak, dan perempuan.
Untuk menyuarakan keprihatinan atas tindakan genosida Israel, musisi Arab tak henti menulis lagu-lagu yang mendukung perjuangan rakyat Palestina. Hingga menempatkan isu Palestina kembali ke garis depan budaya populer Arab.
"Musiknya memadukan perlawanan, ketidakberdayaan, dan kemarahan atas perang yang dilancarkan Israel terhadap Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza," tulis reuters.com (29/2).
Baca juga:
Anak-Anak Palestina Meninggal Kekurangan Gizi di Gaza Terus Bertambah
Di Kairo, Mesir, penyanyi pesta pernikahan yang kesohor, Rudy, membuat lagu yang liriknya memuji juru bicara militer Hamas Abu Obaida.
“Abu Obaida, Wahai Hati Singa… bakar semuanya,” begitu nyanyiannya diiringi irama perkusi.
Rapper Lebanon Jaafar Touffar juga nge-rap tentang Abu Obaida dan 'Banjir Aqsa', nama yang diberikan Hamas untuk serangannya pada 7 Oktober 2023.
Musisi Lebanon Zeid Hamdan mengatakan, musiknya kini terfokus pada perang dan dampaknya hingga ke Lebanon, tempat Israel dan kelompok militan Hizbullah saling menembakkan roket dan serangan udara.
“Saya tidak tampil lagi untuk mempromosikan diri saya sebagai seorang seniman. Saya berada di panggung untuk membangunkan orang-orang dan menyebarkan pesan mendesak. Saya beralih ke penggalangan dana untuk memprotes,” katanya.
Sebelumnya di Yordania, para seniman dari berbagai negara Arab berkumpul pada Oktober lalu untuk merekam sebuah lagu yang memimpikan “kembalinya” orang Palestina ke tanah yang diduduki Israel. Video itu telah dilihat jutaan kali di media sosial.
Seniman yang bergabung termasuk mereka yang sebelumnya menghindari politik. Popularitas lagu-lagu dukungan untuk rakyat Palestina mencerminkan kemarahan atas invasi Israel di Gaza, pendudukannya atas wilayah Palestina, dan dukungan AS dan Eropa terhadap penjajahan Israel.
Musisi Arab menyadari bahwa musik mereka mungkin tidak mengubah jalannya perang atau memengaruhi para pemimpin Arab. Namun, mereka ingin tetap menjaga fokus perhatian dunia terhadap warga Palestina di Gaza.
Ghaliaa Chaker, pencipta lagu “Returning” yang direkam bersama 24 seniman di Yordania, mengatakan tujuannya adalah untuk menjaga penderitaan Gaza dalam sorotan.
“Saya sangat berharap mereka (warga Gaza) tahu bahwa mereka ada dalam doa kami,” katanya.
“Itulah hal terbaik yang bisa kami harapkan… untuk terus membicarakannya. Jangan pernah melupakan apa yang sedang terjadi.” (dru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Lirik Lagu 'Biarlah' dari Killing Me Inside, Onadio Leonardo Masih Jadi Vokalis
Perjalanan 20 Tahun Java Jazz Festival: dari Jakarta ke NICE, Musik Tanpa Batas
Lirik Lagu 'Berhenti Mencintai' dari Album Terbaru Fatin
Suliyana Bawakan Ulang Lagu ‘Abot Salah Siji’, Simak Lirik dan Maknanya
Dimansyah Laitupa Lanjutkan Eksistensi di Industri Musik lewat Single 'Untuk Apa', Simak Lirik Lengkapnya
Refleksi Diri dan Cinta, Prinsa Mandagie Hadirkan Single ‘Kembali Ke Aku’
Lirik Lagu 'Bila Hatimu Pergi' The Virgin, Ceritakan Perjalanan Menghadapi dan Merawat Rasa Kehilangan
Cakra Khan Ceritakan Fase Paling Jujur dalam Perjalanan Cinta di Lirik Lagu 'Tak Sejalan'
Sepuluh Tahun ‘Generation Y’, Kunto Aji Hadirkan Single ‘2025 Masih Asik Sendiri’ dengan Aransemen Baru