Halloween

Kenapa Halloween Dirayakan Pada 31 Oktober?

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 28 Oktober 2020
Kenapa Halloween Dirayakan Pada 31 Oktober?
Alasan dibalik perayaan Halloween di 31 Oktober. (Foto: unsplash/neonbrand)

HARI Halloween punya sejarah cukup menarik. Arti "Halloween" adalah "hallowed evening," yang berarti malam suci. Para orang Eropa dulu menyebut hari ini sebagai All Hallows' Eve yang akhirnya diperpendek menjadi Halloween.

Melansir laman Country Living dan History, dulunya, All Hallows' Eve dirayakan pada Mei 13, namun akhirnya berubah saat abad kedelapan, Paus Gregorius III mendeklarasikan 1 November sebagai Hari Semua Orang Suci (All Saints' Day).

Baca juga:

Blumfest 2020, Perayaan Halloween ala Blumhouse Productions

Mungkin, dalam upaya untuk mengimbangi peristiwa itu dengan perayaan keagamaan, Paus Boniface IV akhirnya memutuskan untuk mengubah tanggal Halloween.

Bangsa Celtic percaya bahwa pada Halloween, batas antara dunia asli dan dunia lain sangat tipis. (Foto: unsplash/grimmwwald)

Halloween identik dengan Bangsa Celtic yang hidup 2.000 tahun lalu, juga festival Gaelik kuno Samhain (dieja sow-in). Bukan 1 Januari, bangsa Celtic dulunya merayakan tahun baru mereka pada 1 November. Hari tersebut menandai akhir dari musim panas dan panen serta awal dari kegelapan, musim dingin, juga waktu dalam setahun yang sering dikaitkan dengan kematian manusia.

Para Bangsa Celtic percaya bahwa pada hari itu, batas antara dunia ini dan dunia lainnya menjadi sangat tipis. Artinya, hantu orang-orang yang meninggal kembali ke Bumi dan memungkinkan mereka untuk terhubung dengan orang mati.

Keyakinan ini juga dipercayai oleh beberapa budaya lain, ide serupa disebutkan di sekitar hari libur Yahudi Yom Kippur, yang biasanya terjadi pada Oktober dan melibatkan doa untuk orang mati. Di sinilah awal Halloween mendapatkan konotasi yang menyeramkan.

Hari libur Yahudi Yom Kippur melibatkan doa untuk orang mati. (Foto: Unsplash/Davideragusa)

Selain tanggal, festival Samhain juga yang mengawali aktivitas-aktivitas yang dilakukan saat merayakan Halloween. Karena orang Celtic politeistik, liburan pagan awal Samhain melibatkan banyak upacara ritual untuk berhubungan dengan roh.

Banyak yang percaya mereka merayakan Halloween dengan kostum terbuat dari kulit atau kepala binatang sebagai penyamaran melawan hantu, menikmati pesta khusus, mencoba untuk menceritakan keberuntungan satu sama lain, dan membuat lentera dengan melubangi labu yang dikenal sekarang sebagai jack-o'-lantern.

Baca juga:

Peneliti Temukan Film Horor Terseram Sepanjang Masa

Ketika perayaan selesai, mereka menyalakan kembali api perapian mereka yang telah dipadamkan sebelumnya malam itu, dari api unggun suci untuk membantu melindungi mereka selama musim dingin yang akan datang.

Sekarang perayaan Halloween menjadi lebih ringan. (Foto: Unsplash/Paige_cody)

Seiring waktu, ketika agama Kristen mulai tersebar, tradisi dasar liburan tetap menjadi bagian dari budaya pop setiap tahun. Hanya saja perayaannya berevolusi dan dimodernisasi. Ritual mistis berubah menjadi permainan yang lebih ringan. Misalnya, konsep tentang berhubungan dengan orang mati diganti dengan aktivitas lebih ringan untuk menceritakan masa depan.

Begitu juga dengan kostum. Dulu kostum digunakan sebagai lambang penghormatan kepada orang-orang suci. Tradisi itu kemungkinan besar tidak disukai di beberapa titik.

Dipercayai bahwa orang-orang muda Skotlandia dan Irlandia yang iseng mendapatkan ide untuk mengenakan pakaian menakutkan sebagai cara untuk menakuti tetangga. Dan begitu saja, tradisi ini terbawa hingga saat ini. Kostum Halloween tidak hanya menakutkan dan menyeramkan, tetapi juga lucu, kreatif, bahkan 'seksi'. (lev)

Baca juga:

Menguak Mitos Vampir, Zombi, dan Manusia Serigala

#Halloween #Perayaan Halloween
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan