Kembalinya Pelajaran Menulis Huruf Sambung di Sekolah-Sekolah AS


(Foto: Pexels/Pixabay)
MerahPutih.com - Era digital membawa anak-anak ke cara baru dalam belajar di sekolah. Mereka tak menulis pakai tangan di atas kertas lagi, melainkan di atas layar digital.
Namun, ternyata cara baru ini menurunkan kemampuan kognitif dan motorik anak-anak. Karena itulah, siswa sekolah dasar di California, AS, kini wajib kembali belajar menulis sambung (kursif) di atas kertas.
"Generasi anak-anak yang belajar menulis di layar kini sudah ketinggalan zaman. Mulai tahun ini, siswa sekolah dasar California diharuskan belajar tulisan tangan kursif, setelah keterampilan tersebut tidak lagi populer pada era komputer," ungkap reuters.com (28/1).
Kewajiban ini tertuang dalam Undang-Undang No. 446 yang disponsori oleh mantan guru sekolah dasar Sharon Quirk-Silva dan ditandatangani pada Oktober 2023.
Baca juga:
Menulis Ternyata Efektif Mengatasi Trauma Layaknya Terapi Biasa
Sasaran undang-undang ini adalah 2,6 juta warga California di kelas satu hingga enam, kira-kira berusia 6 hingga 12 tahun. Pelajaran menulis huruf sambung diberikan sesuai level.
"Para ahli mengatakan belajar kursif meningkatkan perkembangan kognitif, pemahaman membaca dan keterampilan motorik halus, serta manfaat lainnya," tambah reuters.com.
Beberapa pendidik juga merasakan manfaat dalam mengajar anak-anak membaca dokumen bersejarah dan surat keluarga dari generasi sebelumnya.
Di Sekolah Dasar Orangethorpe di Fullerton, beberapa anak mengeluh tentang kesulitannya menulis huruf sambung.
Namun, guru bernama Pamela Keller bersabar menghadapinya.
“Kami memberi tahu anak-anak itu, 'pelajaran ini akan membuat kalian lebih pintar, otak kalian bakal lebih moncer, dan membantu kalian naik ke tingkat berikutnya'," kata Keller.
Hasilnya, anak-anak menjadi lebih bersemangat.
“Saya menyukainya, karena saya merasa cara menulisnya lebih menarik, dan mempelajari huruf-huruf baru itu menyenangkan,” kata Sophie Guardia, siswa kelas empat berusia 9 tahun.
Bagaimana dengan siswa-siswa di Indonesia ya? Apakah masih harus belajar menulis sambung lagi? (dru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Belajar dari Tragedi Al-khoziny, Pimpinan Komisi V DPR Sebut Komitmen Infrastruktur Negara ke Pesantren masih Lemah

Sekolah Dapat Bantuan Smart TV, DPR Minta Guru Diberi Pelatihan dan Diawasi agar tak Ada Penyalahgunaan

Legislator PKB Desak Investigasi Ambruknya Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo

DPRD DKI Terima Laporan Pungli hingga Rp 5 Juta di Sekolah Gratis

Legislator Tegaskan Jumlah Siswa Sedikit tak Boleh Jadi Alasan Tutup Sekolah

Pramono Resmikan Universitas PTIQ sebagai Kampus Peradaban Alquran Internasional di Jakarta

Minta Maaf Langsung ke Kepala SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Arlan Ngaku Tindakannya di Luar Kontrol

Wali Kota Prabumulih Dapat Sanksi Keras dari Kemendagri, Disebut Main Copot Kepala SMPN 1 tanpa Prosedur Tepat

Guru SMAN 1 Sinjai Dianiaya Anak Polisi Depan Bapaknya, Komisi X DPR: Bukti Degradasi Moral

Kepala SMPN 1 Prabumulih Batal Dicopot, Komisi II DPR Tegaskan jangan Ada lagi Kepala Daerah yang Arogan
