Kampanye #BanggaBuatanLokal Ajak Masyarakat Dukung Produk Lokal


Parade berkain dan menyerukan dukungan akan produk lokal pada Car Free Day. (Foto: LTKL)
LINGKAR Temu Kabupaten Lestari (LTKL) berkolaborasi dengan Hutan Itu Indonesia untuk memperkenalkan wastra nusantara berbasis alam produksi kabupaten anggota LTKL. Lewat kampanye #BanggaBuatanLokal, LTKL dan Hutan Itu Indonesia melakukan parade berkain dan menyerukan dukungan akan produk lokal pada Car Free Day, Minggu (8/10).
"Parade ini adalah sebuah inisiatif orang muda untuk menggaungkan semangat dukungan terhadap produk lokal dan eco-fashion. Parade ini bertujuan mengkampanyekan wastra nusantara dan produk lokal lestari," kata Kepala Sekretariat Interim Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) Ristika Putri Istanti, dalam siaran resminya.
Perubahan iklim yang terjadi dalam 200 tahun terakhir mengakibatkan berbagai bencana alam dan non alam. Salah satunya yang sedang terjadi saat ini, yaitu kebakaran hutan dan gambut di beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di Sumatra dan Kalimantan. Industri fast fashion bertanggung jawab terhadap sekitar 10% dari total emisi karbon di dunia, bahkan diperkirakan akan mengalami peningkatan sampai 50% di 2030.
Baca juga:
Selain emisi, laporan International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada 2017 mengungkapkan bahwa, 35% mikroplastik di lautan berasal dari proses pencucian serat sintetis termasuk poliester. Mikroplastik ini dapat menyusup ke dalam rantai makanan sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan.
Salah satu langkah untuk berkontribusi mencegah dampak perubahan iklim adalah dengan memperhatikan pakaian yang kita pakai dengan menerapkan eco-fashion atau fesyen ramah lingkungan. LTKL bersama dengan orang muda, mengajak masyarakat untuk mendorong eco-fashion lewat UMKM daerah. Peran orang muda sangat penting dalam mempromosikan produk lokal lestari, yang ramah sosial dan ramah lingkungan.
Kain berbahan dasar alam menjadi salah satu solusi untuk mengurai penggunaan berbahan kimia. Seperti yang dilakukan di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan yang memproduksi kain Gambo Muba nan memanfaatkan getah gambir sebagai pewarna alami kain. Selain Gambo Muba, ada juga Kain Tenun Ikat dari Sintang yang merupakan warisan asli suku Dayak.
"Produk lokal seperti Gambo Muba tidak hanya jadi salah satu eco-fashion terbaik asli Indonesia, tapi juga sekaligus menjadi jawaban atas masalah limbah dari pewarna kimia di industri tekstil," kata Ristika.
Baca Juga:

Survey Mckinsey menunjukkan bahwa 28% Gen Z mulai mencoba beralih ke produk dan merek yang berkesadaran dan berdampak positif pada lingkungan dan sosial. Hal ini menunjukkan pula bahwa kaum muda memiliki peran dalam mendorong semangat mendukung produk Bangga Indonesia.
“Mendukung kain Indonesia kembali menggunakan berbagai pewarna alam dari berbagai daerah di Indonesia sama dengan mendukung juga industri fesyen bisa lebih ramah lingkungan dan ramah sosial," kata Dewan Pengurus Koalisi Ekonomi Membumi Gita Syahrani.
LTKL akan terus mendampingi usaha lestari di beberapa kabupaten anggota termasuk memastikan berbagai insentif dan kebijakan di tingkat nasional terkoneksi dengan mereka. (and)
Baca Juga:
Tempat Alternatif Bagi Pelaku UMKM untuk Berjualan
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Dukung Produk Lokal Geng Citayam Fashion Week Belanja Produk Lokal di Pasar Tanah Abang

BPKH dan Lulu Group Promosikan Produk dalam Negeri di Pasar Internasional

Pentingnya Kualitas Produk Bagi Kino Indonesia untuk Tetap Relevan

PT Sritex Jadi Produsen Seragam Militer untuk 27 Negara

Apa Saja yang Diproduksi PT Sritex Sukoharjo? ini Daftar Produknya

Ukir Sejarah, AICE Raih Penghargaan Selama 5 Tahun Berturut-turut

Hijack Sandals Kokohkan Posisi dengan Rilisan Anyar

UMKM Butuh Dukungan Teknologi dan Legalitas

Halal Hub Menjadi Faktor Penting dalam UMKM

Keterlibatan Dunia Pendidikan dalam Upaya Pengembangan UMKM
