Kesehatan

Jenis-Jenis Diet Ekstrem yang Sebaiknya Dihindari

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Rabu, 10 Januari 2024
Jenis-Jenis Diet Ekstrem yang Sebaiknya Dihindari

Diet ekstrem kerap dilakukan untuk mencapai berat badan ideal dalam waktu singkat. (Foto: Freepik/Rawpixels)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

BEBERAPA orang yang memiliki bobot berlebih kerap melakukan diet untuk menguranginya. Sampa-sampai diet ekstrem pun kerap dilakukan demi mencapai berat badan ideal dalam waktu singkat.

Hati-hati, jangan sampai salah langkah. Diet ekstrem ini justru dinilai tidak efektif dalam menurunkan berat badan, bahkan berisiko mengganggu kesehatan.

Baiknya, kamu kenali lebih dulu jenis diet apa yang sesuai. Melansir WebMD, berikut beberapa jenis diet ekstrem yang sebaiknya kamu hindari:

1. Diet cacing pita

Diet ini tergolong ekstrem karena dilakukan dengan cara menelan cacing pita atau telurnya. Ketika telur menetas, cacing pita akan hidup dan berkembang di dalam tubuh dengan cara mengambil kalori ekstra dari makanan yang kamu konsumsi.

Dengan begitu, kamu tetap bisa mengonsumsi makanan apa pun yang diinginkan tanpa harus mengkhawatirkan berat badan. Namun, semua itu hanyalah teori. Pada dasarnya, diet cacing pita sama halnya dengan infeksi cacing pita yang berbahaya.

Salah satu bahaya diet ini adalah kamu tidak bisa mengontrol di mana parasit tersebut akan hidup. Cacing pita akan menghasilkan telur dan menetas menjadi larva. Larva ini bisa saja menempel pada organ atau jaringan lain di luar saluran pencernaan. Misalnya paru-paru, otot, mata, dan bahkan otak.

Ketika itu terjadi, larva bisa menimbulkan beberapa gejala sesuai organ tempat larva menempel. Apabila ada di otak, gejalanya dapat berupa sakit kepala hebat, kejang, atau koma.

Baca juga:

Ketahui Jenis-jenis Diet Vegetarian Sebelum Memulai

Diet sup kol sangat tinggi serat, beberapa orang juga berisiko mengalami perut kembung dan kram perut. (Foto: Freepik/Racool_Studio)
Diet sup kol sangat tinggi serat, beberapa orang juga berisiko mengalami perut kembung dan kram perut. (Foto: Freepik/Racool_Studio)

2. Diet sup kol

Orang-orang yang melakukan diet sup kol meyakini bahwa berat badan bisa turun hingga 4,5 kg hanya dengan makan sup kol untuk sarapan, makan siang, dan makan malam selama seminggu.

Sup kol dimakan setiap hari dengan sayuran dan buah-buahan tertentu, disertai dengan minum 6–8 gelas air putih dan konsumsi multivitamin. Namun, banyak ahli kesehatan memperingatkan bahwa diet ekstrem ini tidak sehat dan hasilnya hanya bersifat sementara.

Salah satu bahaya yang paling besar adalah kekurangan nutrisi, sehingga banyak orang yang berisiko mengalami anemia defisiensi besi atau malnutrisi akibat diet ini. Selain itu, karena diet sup kol sangat tinggi serat, beberapa orang juga berisiko mengalami perut kembung dan kram perut.

3. Diet 500 kalori

Sesuai dengan namanya, diet ekstrem ini hanya memperbolehkan orang yang menjalaninya untuk mengonsumsi makanan sebanyak 500 kalori setiap hari.

Cara ini tergolong ekstrem karena mengharuskan kamu untuk mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi secara drastis. Padahal, jumlah asupan kalori yang direkomendasikan untuk orang dewasa adalah 2.000 kalori setiap harinya.

Diet ekstrem semacam ini biasanya ditujukan untuk mereka yang sangat kelebihan berat badan dan tidak mampu untuk menurunkan berat badan setelah mencoba berbagai jenis diet. Namun, diet 500 kalori memerlukan pengawasan medis karena berisiko menyebabkan tubuh kekurangan vitamin dan mineral.

Baca juga:

Rekomendasi Lima Sayuran untuk Pola Diet Sehat

Diet ekstrem detoks lemon ini membuat tubuh kekurangan banyak nutrisi penting, seperti vitamin, mineral, protein, karbohidrat, lemak, dan serat. (Foto: Freepik/Freepik)
Diet ekstrem detoks lemon ini membuat tubuh kekurangan banyak nutrisi penting, seperti vitamin, mineral, protein, karbohidrat, lemak, dan serat. (Foto: Freepik/Freepik)

4. Diet pembersih atau diet detoks lemon

Diet ekstrem jenis ini dilakukan dengan menghindari konsumsi makanan padat dan hanya diperbolehkan mengonsumsi tiga jenis minuman: air lemon, air garam, dan teh herbal laksatif.

Umumnya, diet detoks lemon dilakukan selama 10 hari. Tujuannya menurunkan berat badan, detoksifikasi sistem pencernaan, serta membuat tubuh lebih segar dan sehat.

Namun, diet ekstrem ini membuat tubuh kekurangan banyak nutrisi penting, seperti vitamin, mineral, protein, karbohidrat, lemak, dan serat. Bahkan, tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan diet ini benar-benar dapat menghilangkan racun dalam tubuh.

Mengurangi berat badan boleh kamu lakukan, terutama untuk menjaga berat badan tubuh ideal agar terhindar dari penyakit tertentu.

Namun, bila dilakukan dengan cara yang salah, diet ekstrem justru berisiko memicu berbagai gangguan kesehatan. Baiknya rencanakan program dietmu diawasi oleh ahli gizi, ya. (dgs)

Baca juga:

Diet Defisit Kalori dapat Perlambat Penuaan pada Orang Dewasa Sehat?

#Diet #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan