Kesehatan

Jenis Cedera Paling Sering Dialami Pelari

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Minggu, 11 September 2022
Jenis Cedera Paling Sering Dialami Pelari

Pelari yang peningkatan total kilometer per minggu lebih dari 10 persen memiliki risiko cedera yang lebih tinggi. (Foto Unsplash Alessio Soggetti)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PARA pelari profesional tentu pernah mengalami cedera baik saat latihan maupun saat berkompetisi. Dokter spesialis kedokteran olahraga dr. Antonius Andi Kurniawan, Sp.KO menjelaskan beberapa jenis cedera di sekitar kaki yang paling sering dialami oleh para pelari.

Riset yang diterbitkan di jurnal Sports Medicine pada 2014 menyebutkan overuse injury atau cedera berlebihan merupakan cedera yang paling sering dialami para pelari. Cedera berlebihan muncul dari akumulasi mikrotrauma dan disebabkan oleh ketegangan berulang.

"Kalau bicara sendi dan otot, paling sering adalah overuse injury. Tipe cedera ada dua, trauma dan overuse. Kalau trauma itu seperti keseleo. Kalau overuse karena ada repetitif movement dan akumulasi mikrotrauma ketegangan tulang, sehingga menyebabkan cedera pada pelari," kata Andi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) seperti dilansir ANTARA.

Baca juga:

Lima Cedera Paling Sering Menimpa Pegolf Pemula

Lari baik untuk kesehatan tubuh. (Foto: Unsplash Chander R)

Overuse injury biasanya menimbulkan rasa sakit di bagian depan lutut atau di sekitar tempurung lutut yang disebut dengan cedera runners knee. Nyeri pada bagian lutut ini juga terjadi karena total kilometer jarak lari yang ditempuh per minggu cukup tinggi (higher mileage).

Andi menjelaskan olahraga lari memiliki hukum 10 persen peningkatan weekly atau total kilometer dalam satu minggu tidak boleh melebihi 10 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Ia mengatakan pelari yang peningkatan total kilometer per minggu lebih dari 10 persen memiliki risiko cedera lebih tinggi.

Baca juga:

Mengapa Pijat Dilarang Saat Cedera Ankle?

Overuse injury biasanya menimbulkan rasa sakit di bagian depan lutut. (Foto: Unsplash Braden Collum)

"(Hukum 10 persen) misalnya saya lari (total) empat kali (seminggu). Yang weekday, saya larinya lima kilometer kali tiga hari, kemudian yang weekend 10 kilometer. Berarti total 25 kilometer. Minggu depan itu saya tidak boleh lebih dari 27,5 km total kilometernya," terang Andi.

Kembali ke cedera runners knee, Andi menambahkan bahwa cedera jenis ini juga dapat disebabkan oleh otot paha depan yang kaku, otot bokong yang lemah, serta permukaan lari yang keras. Ada pula cedera plantar fascitis yang tidak hanya dialami pelari tetapi juga orang-orang pada umumnya. Salah satu penyebab cedera ini adalah nyeri di tulang tumit baik di bagian bawah atau belakang tumit.

Jenis cedera yang lain adalah shin splint yang dapat terjadi ketika kaki mendarat pada tumit saat berlari sehingga menimbulkan nyeri di tulang kering bagian depan.

"Biasanya berhubungan dengan heel strike runners, kadar kelemahan dari sendi ankle dan otot tibialis aterior atau otot yang ada di depan. Kemudian biasanya pada saat sering downhill running, ada ketidakseimbangan otot kaki, dan biasanya di permukaan keras," kata Andi.

Ada juga cedera illiotibial band syndrome (ITBS) berupa yeri di sisi luar dari lutut. Cedera ini biasanya timbul karena lari terlalu cepat atau terlalu jauh, kurangnya pemanasan, berlari turun, otot bokong yang lemah, dan panjang kaki yang berbeda atau panjang tungkai antara kanan dan kiri berbeda beberapa sentimeter.

Terakhir, ada cedera achilles tendinitis, yaitu nyeri pada belakang tumit atau otot betis bagian bawah. Cedera ini, kata Andi, biasanya terjadi karena otot betis yang kaku atau lemah, serta kenaikan jarak kilometer lari mingguan yang cukup tinggi. (and)

Baca juga:

Diwarnai Cedera di Tengah Pertandingan, The Daddies Lolos ke Semifinal All England

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Bagikan