Karier
Jadi Animator Enggak Ada Duitnya, Kata Siapa?
ORANGTUA, dukunglah jika anakmu bercita-cita sebagai animator. Di zaman yang serba dinamis ini, rasanya sudah tidak perlu lagi memaksa anak. Apalagi jika diminta melakukan pekerjaan yang mainstream. Era digital memungkinkan terbukanya lapangan pekerjaan di segala aspek. Bidang seni pun sedang meroket pasarannya.
Melansir dari work.chron.com, profesi animator sedang naik daun. Saking melejitnya, kini banyak anak muda memilih kuliah di jurusan tersebut. Alasannya untuk menunjang karier dan pengalaman. Target pasar yang semakin mengarah ke dunia visual memungkinkan animator menghasilkan uang banyak.
Baca juga:
Lagipula tidak ada yang lebih membahagiakan dari bekerja sesuai passion. Kira-kira apa ya alasan untuk kamu yakin menjalani passionmu sebagai animator? Yuk intip ulasan berikut ini.
1. Mengerjakan Film Animasi Besar
Bekerja di proyek film-film besar kini menjadi target banyak orang, baik di depan layar maupun di belakang layar. Kualitas dunia perfilman pun semakin maju seiring berkembangnya teknologi. Animasi dan CGI menjadi pilihan banyak produser. Itu lah sebabnya jasa dari para animator sangat dibutuhkan.
2. Design Kini Bertarif Tinggi
Tak sembarang orang mampu mengoperasikan atau membuat animasi. Tak heran kalau animator jarang yang dibayar rendah. Apalagi jika kamu berhasil mencapai target perusahaan besar atau film-film melejit. Bayaranmu sudah pasti sangat tinggi.
Baca juga:
Nama di KTP dan Tiket Pesawat Berbeda? Ini Langkah yang Harus Dilakukan
3. Bisa Menjadi Penghasilan Tetap
Bekerja sebagai animator bisa dikatakan tak menentu. Tetapi kamu bisa menjadikan profesi animator sebagai pekerjaan tetap jika kamu membangun chanel animasi milikmu sendiri. Buatlah film singkat sederhana tetapi memiliki jadwal tayang yang konsisten. Dengan begitu penghasilanmu juga akan menjadi teratur.
4. Era Modern Lebih Mengedepankan Visual
Jangan takut untuk 'kecemplung' di dunia animasi. Karena seiring berjalannya waktu visual akan menguasai pasar. Jika dulu orang belajar harus melalui buku, kini belajar bisa dengan menonton secara visual. Kamu hanya perlu melihat kesempatan dalam kesempitan. (mar)