Kesehatan

Histerektomi Bantu Perempuan dengan Kanker Serviks

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 07 Juni 2023
Histerektomi Bantu Perempuan dengan Kanker Serviks

Operasi yang kurang radikal mungkin merupakan pilihan yang aman. (Foto: freepik/freepik)

Ukuran:
14
Audio:

PEREMPUAN pengidap kanker serviks perkembangan rendah dapat terbebas dari kanker dengan menjalani histerektomi sederhana. Alih-alih histerektomi radikal, tindakan ini menghasilkan hasil serupa untuk menjaga mereka bebas kanker.

Hasil percobaan yang dipresentasikan pada Jumat (2/6) di konferensi American Society of Clinical Oncology di Chicago itu juga menunjukkan bahwa pasien dengan pembedahan yang lebih sederhana memiliki lebih sedikit komplikasi dan kualitas hidup lebih baik.

Baca Juga:

Cegah Risiko Kanker Serviks dengan Vaksinasi dan Skrining HPV

Histerektomi sederhana melibatkan pengangkatan rahim dan leher rahim. Biasanya, vagina, kelenjar getah bening, ovarium, dan saluran tuba dibiarkan di tempatnya, tetapi bisa juga diangkat.

Operasi dapat dilakukan melalui sayatan di perut atau sayatan kecil di vagina. Bahkan, tindakan ini juga dapat dilakukan melalui operasi laparoskopi, yakni dokter memasukkan alat bedah melalui sayatan kecil di kulit.

Histerektomi sederhana melibatkan pengangkatan rahim dan leher rahim. (Foto: freepik/freepik)

Sementara, pada histerektomi radikal, bagian sekitar serviks, vagina dan area jaringan dan ligamen yang luas di sekitar organ ini diangkat, serta rahim. Jenis operasi ini paling sering digunakan untuk mengobati kanker serviks stadium awal.

Tingkat kesembuhan penyakit ini sekitar 80 persen, menurut National Cancer Institute. Tetapi operasi dapat memiliki efek samping yang signifikan. Karena, operasi semacam itu dapat menyebabkan masalah kandung kemih dan usus serta mengurangi fungsi seksual.

Para dokter berspekulasi tentang apakah mereka dapat melakukan prosedur yang tidak terlalu radikal, sehingga pasien dapat hidup lebih lama tetapi juga memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Baca Juga:

Peluang Kehamilan bagi Pengidap Kanker Serviks

Dalam beberapa dekade terakhir, trennya adalah melakukan operasi yang kurang radikal pada pasien dengan kanker serviks berisiko rendah, kata rekan penulis studi Dr. Marie Plante, seorang profesor di Departemen Obstetri dan Ginekologi di Universite Laval di Quebec, Kanada.

Studi data retrospektif tampaknya menunjukkan bahwa operasi yang kurang radikal mungkin merupakan pilihan yang aman dan dapat menyebabkan lebih sedikit masalah.

Dalam studi baru, Plante dan rekan ilmuwannya yang didanai oleh Canadian Institutes of Health Research dan Canadian Cancer Society melakukan uji coba acak tahap akhir yang membandingkan histerektomi radikal dengan melawan histerektomi sederhana pada pasien dengan kanker serviks stadium awal berisiko rendah.

Tingkat kesembuhan penyakit ini sekitar 80 persen, menurut National Cancer Institute. (Foto: freepik/freepik)

Perempuan secara acak menerima histerektomi radikal sebagai kelompok kontrol atau histerektomi sederhana pada kelompok eksperimen, dan para peneliti menindaklanjuti selama tiga tahun.

Hasil pada kedua kelompok itu menurut Plante, sebenarnya cukup sebanding. Kelompok histerektomi radikal mengalami cedera kandung kemih tiga kali lebih banyak, cedera uretra hampir dua kali lebih banyak, dan secara statistik lebih banyak kejadian buruk dalam waktu sekitar empat minggu.

Selain itu, inkontinensia urin dan retensi urin secara statistik lebih buruk dengan histerektomi radikal. Fungsi seksual juga lebih baik pada kelompok histerektomi sederhana, dan nyeri seksual lebih sedikit. Survei menunjukkan kualitas hidup yang lebih baik untuk pasien dengan histerektomi sederhana.

“Histerektomi sederhana sekarang dapat dianggap sebagai standar baru perawatan untuk pasien dengan kanker serviks stadium awal yang berisiko rendah,” kata Plante.

Jika temuan tersebut mengarah pada perubahan praktik bagi ahli bedah, hal itu bisa mengubah lintasan kanker serviks secara global.

Kanker serviks tidak umum di AS atau Kanada, kata Moore, tetapi menjadi endemi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Menurut WHO, ada 600.000 kasus secara global dan hampir 350.000 kematian akibat kanker serviks setiap tahun, sebagian besar di negara berpenghasilan rendah dan menengah. (aru)

Baca Juga:

Lawan Kanker Darah Dengan Terapi Sel T CAR

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Bagikan