Parenting

Hindari Predator Seksual, saatnya Upgrade Pengetahuan Anak

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 08 Juli 2022
Hindari Predator Seksual, saatnya Upgrade Pengetahuan Anak
Penting membekali anak dengan pendidikan seks di masa ini. (foto: Pixabay/AkshayaPatra)

KISAH kasus pelecehan seksual marak mengisi kolom berita belakangan. Salah satu yang hangat diperbincangkan ialah kasus pelecehan seksual di sebuah pondok pesantren di Jombang, Jawa Timur.

Peristiwa itu mengagetkan publik mengingat terjadi di lembaga pendidikan. Faktanya, pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Siapa pun bisa menjadi korban, termasuk anak-anak.

BACA JUGA:

Edukasi Anak Laki-laki untuk Cegah Pelecehan Seksual

Di masa ini, melindungi anak dari kekerasan seksual amatlah penting. Berdasarkan data SIMFONI PPA, pada 1 Januari-19 Juni 2020, terjadi 1.848 kasus kekerasan seksual. Angka itu tergolong tinggi dan butuh penanganan yang serius.

anak-anak
Kekerasan seksual bisa terjadi di mana saja. (foto: pexels-iqwan-alif)

Meski Presiden Joko Widodo telah resmi meneken UU Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual atau UU TPKS pada 9 Mei dan diundangkan di hari yang sama, masih dibutuhkan PP dan perpres dalam pengaplikasian UU tersebut.

Terlepas dari adanya undang-undang tersebut, anak-anak harus diajari melindungi diri sendiri. Misalkan, menyampaikan sesuatu atau berteriak ketika ada orang yang berniat jahat, menggodanya atau bahkan memaksa mereka melakukan aktivitas seksual. Salah satu poin dalam membekali anak agar terhindar dari predator seksual yakni memberikan edukasi seksual. Pendidikan seksual tidak melulu memberikan pemahaman mengenai gambaran aktivitas seksual. Lebih daripada itu, pendidikan seksual nan tepat menghindarkan anak dari kekerasan seksual.

Di masa ini, orangtua perlu mengambil peran memberikan edukasi seks agar anak tahu bahwa orangtua bisa diajak berdiskusi seputar topik tersebut. Meskipun demikian, memberikan ilmu seks rasanya teramat canggung di negeri ini. Tak sedikit orangtua yang kebingungan bagaimana memulai.

BACA JUGA:

Darurat Kekerasan Seksual, PP dan Perpres UU TPKS Harus Segera Dibikin

Namun nih, sebagai orangtua, pahamilah bahwa perkembangan diri, kesehatan, dan pertumbuhan anak jauh lebih penting daripada rasa canggung yang muncul. Ya kan? Jika orangtua merasa susah untuk menyampaikan langsung secara lisan, carilah bantuan lewat buku. Orangtua bisa membelikan buka seputar pubertas dan seksualitas. Ingat ya, sesuaikan dengan usia anak.

Secara perlahan, bahas isi buku itu dengan anak. Jadilah teman diskusi anak untuk urusan seks. Itu akan lebih mengena. Dengan orangtua menjadi teman diskusi, anak menjadi merasa aman dan nyaman sehingga lebih terbuka.

Sambil jalan, jelaskan tentang bagian tubuh pada perempuan dan laki-laki. Ingatkan juga anak tentang batasan-batasannya. Sampaikan materi pendidikan seksual saat mood anak sedang bagus. Orangtua bisa memulai dengan menanyakan hal-hal yang dialami anak di sekolah. Cobalah untuk tak menghakimi dan menjadi pendengar yang baik. Tanyakan baik-baik dengan nada bicara seperti teman yang penuh antusiasme. Setelah itu, barulah beri nasihat dengan tidak menggurui.

parenting
Jadilah kawan diskusi anak. (foto: pexels-julia-m-cameron)

Saat sudah bisa menjadi kawan diskusi anak, berikan pendisikan seks secara konsisten dan berkelanjutan. Edukasi seks tidak diberikan dalam sekali pertemuan. Bahas saja satu topik dalam sekali kesempatan. Dengan begitu, anak jadi punya kesempatan untuk menyerap dan mengingat informasi yang didapat.

Apabila suatu hari anak bertanya soal seks, jangan tunjukkan rasa kaget atau amarah pada anak. Anak akan merasa terancam dan segan untuk bertanya di kesempatan berikutnya.

Tetap tenang dan tanyakan baik-baik dari mana anak mendengar hal tersebut, jangan gunakan nada yang menuduh atau menginterogasi. Setelah itu, berikan penjelasan yang memadai. Pastikan bahwa anak sudah memahami jawabannya.

Edukasi seks sejak dini faktanya bukanlah hal tabu. Sebaliknya, amat diperlukan di masa sekarang ini. Remaja dan anak yang belajar pendidikan seks secara tepat diharapkan enggak lagi terkaget-kaget dan heboh dengan hal-hal yang berbau seks. Terlebih lagi, mereka akan terlindungi dan jauh dari kekerasan seksual.(dwi)

BACA JUGA:

Regulasi Pencegahan Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Keagamaan Mulai Disusun

#Parenting #Ilmu Parenting
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan