Film 'Before, Now & Then (Nana)' Masuk Festival Film Berlin


Disutradarai oleh Kamila Andini (sebelah kanan Happy Salma). (Foto: Instagram/kamilaandini)
PERFILMAN Indonesia kembali mengukir prestasi. Kali ini, film berbahasa Sunda, Before, Now & Then (Nana) karya sutradara Kamila Andini masuk dalam program kompetisi utama Festival Film Internasional Berlin. Pencapaian ini pun mendapat apresiasi dari pemerintah dan masyarakat.
"Pemerintah siap mendukung apa pun itu. Sudah masuk saja sudah membawa nama Indonesia hadir di internasional. Ini kayaknya bulan madunya Indonesia untuk festival internasional," kata Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, mengutip laman ANTARA, Jumat (21/1).
Ia mengatakan bahwa pemerintah terus berkomitmen untuk mendukung posisi perfilman Indonesia, terutama di dalam kompetisi-kompetisi internasional. Selain itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim juga menyampaikan apresiasinya terhadap film ini.
Baca juga:
Lihat postingan ini di Instagram
"Saya ikut senang dan bangga saat mendengar film Nana (Before, Now & Then) terpilih dalam kompetisi utama 72nd Berlin Internasional Film Festival 2022 ini. Salut dan selamat untuk Kamila Andini, Ifa Isfansyah, dan Happy Salma dan seluruh kru yang telah berkarya membuat film ini," ujar Nadiem.
Before, Now & Then (Nana) merupakan film panjang keempat karya sutradara Kamila Andini. Belum lama ini film panjang ketiganya, Yuni (2021), berkompetisi di Festival Film Internasional Toronto bersama Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya sutradara Edwin.
Baca juga:
Perkembangan Industri Film Indonesia, Sempat Mati Suri

Festival Film Berlin merupakan salah satu dari tiga festival film terbesar di Eropa, setara dengan Festival Cannes dan Venesia. Dalam festival tersebut, Before, Now & Then akan memperebutkan penghargaan Golden Bear dan Silver Bear. Festival yang juga dikenal dengan sebutan Berlinale itu akan dihelat secara tatap muka pada 10 Februari hingga 20 Februari di Berlin, Jerman.
Film ini diadaptasi dari salah satu bab dalam novel berjudul Jais Darga Namaku karya Ahda Imran. Sesuai dengan latar tempatnya, film ini menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa utama dalam dialog. Film ini memotret kisah hidup seorang perempuan yang hidup di era 1960-an bernama Raden Nana Sunani (Happy Salma). Dalam film tersebut, Nana diceritakan melarikan diri dari gerombolan yang ingin menjadikannya istri dan membuatnya kehilangan ayah dan anak.
Kemudian, ia menjalani hidup baru bersama seorang menak Sunda hingga bersahabat dengan salah satu perempuan simpanan suaminya. (and)
Baca juga:
Melihat Kembali Film-Film Terbaik Usmar Ismail, Bapak Perfilman Indonesia
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Lagu 'Tentang Seseorang' Kembali Populer setelah Dinyanyikan El Putra Sarira untuk OST 'Rangga & Cinta', Simak Lirik Lengkapnya

'Predator: Badlands' Tayang November 2025, Ketika Pemburu Alien dan Android Bekerja Sama untuk Bertahan Hidup

Oktober 2025 Jadi Bulan Paling Horor, Intip 8 Film Indonesia yang Siap Bikin Merinding di Bioskop

'Tron: Ares' Tayang 8 Oktober 2025 di Indonesia, Hidupkan Kembali Dunia Fiksi Digital karya Steven Lisberger

Film 'Tumbal Darah' Siap Teror Layar Lebar 23 Oktober 2025, Angkat Tema Pesugihan dan Keluarga

Dwayne Johnson Tampil Total di 'The Smashing Machine', Kisah Pahit di Balik Ketenaran Petarung UFC

Final Destination: Bloodlines Raup Rp 5,2 Triliun, Michiel Blanchart Siap Hadirkan 'Teror Baru'

PFN Hadirkan Film Menuju Pelaminan Angkat Kisah Romansa Budaya Jawa dan Minang

Film 'Legenda Kelam Malin Kundang', Tafsir Horor Modern dari Folklore Ikonik Indonesia

Film 'Rangga dan Cinta' Bawa Kisah Klasik Asmara Remaja ke Generasi Baru
