JIKA biasanya Google Doodle menampilkan tokoh internasional, kali ini halaman muka mesin pencari itu merayakan seorang ikon perfilman Indonesia, Usmar Ismail. Tampilnya Usmar Ismail di laman Google hari ini sebagai perayaan ulang tahun ke-97 dirinya.
Dalam tampilan Google Doodle, Usmar digambarkan tengah mengoperasikan kamera dengan latar tiga perempuan di belakangnya. Memang, ia dikenal sebagai sutradara film Tiga Dara yang melegenda. Saking legendarisnya, film itu bahkan sampai dibuat ulang.
Nama Usmar Ismail tercatat sebagai pelopor perfilman di Indonesia. Usmar lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat, pada 20 Maret 1921. Selain sebagai seorang sutradara kenamaan, Usmar juga seorang penulis dan produser film.
Dalam perjalanan kariernya, Usmar pernah mendirikan kelompok sandiwara Maya bersama Rosihan Anwar dan HB Jassin. Ia juga pernah menikmati dunia jurnalistik. Tercatat, ia mendirikan dan menjadi redaktur untuk Patriot, majalah Arena, dan Gelanggang. Bahkan, pada periode 1946-1947, Usmar pernah menjabat Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Karier penyutradaraannya dimulai dengan membantu Andjar Asmara dalam membuat film Gadis Desa pada 1949. Karya debutnya sebagai sutradara ialah film Harta Karun. Namun, namanya baru melejit lewat film Pedjuang (1961). Film yang mendokumentasikan kemerdekaan Indonesia dari Belanda itu bahkan tampil di Festival Film Internasional Moskwa kedua. Pedjuang menjadi film pertama karya anak negeri yang diputar dalam festival film internasional.
Tak hanya menghasilkan film-film legendaris seperti Tiga Dara (1956), Anak Perawan di Sarang Penjamun (1962), Lewat Djam Malam (1954), dan Enam Jam di Djogja (1951), Usmar juga melejitkan banyak nama baru sebagai artis. Mereka antara lain Nurnaningsih dan Indriati Iskak yang melejit lewat film Darah dan Doa (1950).
Sebagai pelopor di dunia perfilman Tanah Air, Usmar Ismail menerima sejumlah penghargaan dari pemerintah Indonesia. Pada 1962, Presiden Soekarno menganugerahinya Piagam Wijayakusuma. Selain itu, pada 1969 ia menerima Anugerah Seni dari Pemerintah RI.
Setelah meninggal pada 2 Januari 1971 di umur 49 tahun, Usmar diangkat sebagai Warga Teladan DKI. Namanya pun diabadikan sebagai pusat perfilman nasional di Jakarta, yakni Pusat Perfilman H Usmar Ismail. Sebuah ruang konser di Jakarta, yakni Usmar Ismail Hall juga didedikasikan untuk sang ikon perfilman nasional tersebut.(dwi)